62 - Harga Diri Persee Ternodai

1.2K 228 14
                                    

Sharley menebas dan menikam pasukan Persee dengan emosi membeludak. Dia tahu mereka hanya mayat hidup yang dimanfaatkan oleh Persee guna mencapai tujuannya, dan Sharley pun merasa janggal.

Suara lembut Kristal Bulan Biru merangsek ke dalam dirinya. Suara itu seolah menyakinkan Sharley kalau dia hanya harus menggunakan kristal dan masalah ini akan langsung kelar, tapi gadis itu tahu resiko yang kemungkinan besar terjadi. Dia harus pandai memilih waktu, supaya tidak lengah.

Pasukan Persee bertambah banyak. Menyesakkan ruangan singgasana. Zephran, serigala Cliff, Duran, Elora dan Floretta memancing mereka ke lorong supaya pergerakan lebih bebas. Pasukan dengan senang hati meladeninya dan menyerang mereka dengan berbagai senjata dan sihir hitam.

Asher tetap melawan Persee seorang diri. Mereka bertarung sengit di tangga, membuat kusut karpet dan bulu-bulunya berhamburan. Bunyi pedang berdentang, tikaman, dan sebetan menguasai ruang dan lorong bangunan. Sharley sampai ngilu sendiri mendengarnya, dia belum terbiasa penuh dengan latar pertempuran.

Cleon menggunakan tombak sebagai senjata, menusukkan tombak ke pasukan sambil berteriak dan memutarnya. Ilnori memeganggal salah satu prajurit dengan kapak berukuran sedang. Rezvon menggunakan belati seukuran lengan, menghujamkannya dengan lihai dan semulus kapas. Keterbatasan kekuatan tak menjadikannya lemah.

Sharley menempeleng kepala seorang prajurit berambut sehitam arang, menusuk tungkai, lantas berlari menghampiri Lespard sembari menjatuhkan musuh sebanyak mungkin. Dia sebenarnya ingin mencoba senjata lain selain pedang atau belati, tapi kemampuannya tidak mumpuni.

Lespard berusaha melapas tali dengan menggigit dan mengeluarkan sihir, tapi tali itu telah dilapisi sihir Persee yang mencegahnya untuk melepas tali dari dalam. Sihir takkan bekerja, harus menggunakan cara lain.

Sharley berjongkok di depan Lespard, menebas tali dengan pedang tanpa melukai Lespard –– prestasi membanggakan –– dan merusak simpulnya. Memar di pergelangan tangan sang raja tampak begitu jelas. Namun Lespard tak memedulikan memar, dia mengusap rambut lantas berterima kasih.

"Kau temannya putraku?"

"Iya, begitulah, Baginda. Pangeran sendiri yang mengajukan pertemanan."

"Aku senang mendengarnya, anak itu sejak kecil sangat kaku. Aku tak bisa menyalahkannya, masa lalunya sudah cukup menyedihkan. Aku lega karena ada orang yang mau menjadi temannya, terlebih dia sendiri yang mengajukan permintaan pertemanan."

Dahi Sharley berkerut dalam. Tanda tanya besar melayang di atas kepalanya. Seorang prajurit datang dari belakang Sharley, gadis itu dengan cepat menikam prajurit dan membuat abu bertebaran. Dia melirik Asher, kemudian menyadari kalau Asher memang penuh teka-teki.

Masa lalunya saja jarang sekali diketahui orang lain.

"Saya tidak menduganya," kata Sharley.

Lespard menyeringai, lantas memunculkan kapak di tangannya. "Anda seorang penyihir?" tanya Sharley sambil menyeka peluh di dahi. Padahal cuaca dingin, tapi keringat cepat sekali menyebar di tubuh dan kepalanya.

"Iya, Lunelienlah yang demon. Kami menikah dan lahirlah dua blasteran. Ada pertanyaan lagi?"

"Tidak ada."

Lespard mengangguk. Dia mulai menyerang pasukan kakaknya, mulai dari menggetok sampai memenggal. Gerakannya tidak luwes karena habis dipenjara dan diikat tali, sesekali disiksa oleh Persee. Dan mungkin juga karena faktor usia.

Sharley bergabung dengan Asher di tangga, melibas para prajurit menjadi seonggok abu. Persee menendang organ vital Asher dan meninju hidungnya, Asher terkapar di tangga. Darah menetes dari hidung dan dagunya. Namun tatapan Asher tak berubah, tapi dia berhasil menguasai emosinya dengan baik.

The Eternal Country (1) : Lost In A Foreign Land (√)Where stories live. Discover now