59 - Ingin Sekali Berkata Kasar

1.2K 234 9
                                    

Rezvon mengepalkan tangan, dia jelas tak melupakan suara itu. Asher menggeram, matanya berubah menjadi hitam pekat layaknya tinta yang dijatuhkan ke atas kertas. Sharley lupa caranya bernapas, dadanya teramat sesak.

Rezvon yang menyadari perubahan Sharley, akhirnya menopang tubuh putrinya itu dengan satu tangan sementara tangan lain menggenggam belati perak. Dia berbisik, "Putriku, sadarlah."

Sharley menatap Papanya, dan perlahan tenang. Entahlah, dalam pancaran mata ungu Rezvon, hati Sharley menjadi tenang. Seolah ada sesuatu yang menyuntiknya. Namun sekarang, karena Cleon, pancaran mata Rezvon tak seefektif tadi.

Cleon memamerkan giginya lantas tertawa aneh. "Sharley Alerian, ah, betapa dirimu mudah sekali masuk dalam perangkapku. Dan anak ini, bebalnya minta ampun. Dia menolak memberi tahumu dan justru menyembunyikannya. Kupikir dia lebih pintar dibanding ini."

Sharley menggertakkan gigi. "Persee, itukah kau? Kau yang membuat semua skenario ini? Kau sengaja membawa kami ke Negeri Hyacintho, menemukan Kristal Bulan Biru, lantas mengambilnya?"

Kemarahan menguasai Sharley sekali lagi. Dan dia merasa begitu bodoh. Seharusnya dia memperhatikan Cleon lebih teliti dari gerak-gerik dan cara bicara bukannya hanya memikirkan kristal. Saat ini, Sharley tergoda untuk mencakar-cakar pohon dan menumpahkan puluhan sumpah serapah.

Cleon –– ah, tidak, Persee –– mengoper kristal yang awalnya di tangan kanan ke tangan kiri. "Yup, betul. Kau berhasil menangkap maksudku, tapi kau sudah terlambat. Betapa malangnya. Sekarang kristal ini ada di tanganku dan sebentar lagi aku akan menguasai dua dimensi."

Persee mengalihkan perhatiannya pada Rezvon. "Kau mungkin bisa memasang perlindungan supaya aku tak bisa menginjakkan kaki di sini, Rezvon. Dan sampai sekarang pun aku tak bisa, tapi berkat tubuh anak ini, aku bisa mendapatkan kristal tanpa menunjukkan ragaku. Mantramu tidak melemah, tapi kau lupa kalau aku lebih cerdik."

"Sejak kapan kau memasuki tubuh Cleon?!" teriak Sharley.

Persee bergaya menjepitkan jarinya ke dagu, berpikir. Sharley teramat geram karena gayanya dan dia sungguh janggal dengan ekspresi Persee yang menggunakan Cleon. Dia melihat wujud Cleon, tapi jiwanya Persee. Seolah kau melihat hewan yang kau sayangi, tapi tiba-tiba dia mengigitmu tanpa alasan jelas. Dan ketika kau ingin membalasnya, kau tak tega karena hewan itu adalah kesayanganmu.

Persee menjentikkan jari. "Ah, sejak pertempuran di Mavexy. Ketika kau berhadapan denganku dan Cleon bersama dengan prajuritku di ruang bawah tanah, mereka memasukkan cairan berisi esensi jiwaku ke dalam tubuhnya.

"Dengan begitu, aku bisa mengontrol tubuh Cleon sesekali. Dalam suatu waktu, aku membiarkan jiwaku tenggelam sementara jiwanya menguasai tubuhnya. Tapi di waktu lain, aku ganti menguasai tubuhnya dan dia tak punya cukup kekuatan untuk melawanku. Di sisi lain, dia juga tak tahu jiwa siapa yang telah merenggut raganya karena saat itu jiwanya tak sadar.

"Cairan esensi itu kubuat jauh-jauh hari. Aku memisahkan jiwaku dengan sihir hitam, lantas memasukkannya ke dalam cairan bening. Sekarang, sebelah jiwaku berada di Kerajaan Clexarius, menduduki singgasana raja dan jiwa lainnya di sini."

Asher meludah dan mengertak lebih dalam. Urat-urat lehernya tampak begitu jelas dan buku-buku jarinya memutih. Dia sangat mengerikan, apalagi dengan mata hitam, tapi Sharley pun juga dalam mode mengerikannya, dan tak peduli kalau itu membuat pohon-pohon di atrium layu.

"Apa yang sudah kaulakukan pada orang tuaku?!" teriak Asher tak sabaran.

"Woah, santai, keponakan. Itu bukan perkataan tepat yang kauberikan pada pamanmu 'kan? Walaupun aku tidak tercatat di daftar keturunan kerajaan karena ayah tolol itu menyembunyikanku, tapi kita masih punya hubungan darah 'kan?"

The Eternal Country (1) : Lost In A Foreign Land (√)Where stories live. Discover now