32. Together

148K 17.1K 2.1K
                                    

o0o
H A P P Y
R E A D I N G
o0o


"Ke puncak?!" Netra coklat itu berbinar cerah. "Pengen!"

"Makanya ayo kita kesana! Sabtu besok gue rencananya mau ngajak lo, tapi takut lo nggak di bolehin sama si itu."

Tania terdiam. Ia nampak sedang menimang-nimang. "Nanti aku kabarin kalau bisa,"

"Di usahain dong, gue pengen liburan bareng sama lo tauk! Walaupun deket."

Tania mengangguk semangat. Ia juga ingin pergi liburan bersama Nata. Karena liburan, hal itu belum pernah terjadi kehidupannya. Dulu, yang ia tahu hanya diam di dalam rumah. Melakukan segala hal di dalam. Ia tak di perbolehkan keluar rumah, barang sedetik pun. Kecuali untuk pergi ke rumah sakit.

"Oke!" Tania menutup ponselnya dengan cepat. Ia beralih menoleh ke arah sofa. Alex tengah duduk tenang dengan laptop di pangkuannya.

Ia segera beranjak mendekati Alex. Tania duduk bersandar di bahu Alex. Membuat sang empunya menatapnya penuh tanya. Biarlah ia nampak seperti gadis centil, ia tak peduli. Yang ia pedulikan adalah liburan.

"Al, aku belum pernah liburan. Nata mau ngajak aku ke puncak," ucapnya.

Alex mendengus. "Jangan macam-macam,"

Tania menggeleng tak Terima. "Nggak macam-macam kok, cuman satu macam."

Nampaknya sifat pemalu Tania mulai menghilang seiring berjalannya waktu. Tania yang sering bergaul dengan Nata dan Saka, mungkin bisa dijadikan kunci utama, kenapa Tania berubah menjadi aneh.

"Kamu baru sembuh dari flu."

Empat hari yang lalu, memang Tania terkena flu, karena gadis itu ngotot ingin makan es krim di tengah hujan deras. Hal itu membuat Alex marah pada Tania.

Tania juga mendapat omelan dari Saka dan Nata. Itu hal yang jauh lebih menyebalkan namun, ada rasa senang dalam hatinya. Karena masih ada orang yang mengkhawatirkannya.

"Udah sembuh! Kalau aku pegi ke puncak, pasti langsung sembuh. Karena udara disana kan baik untuk kesehatan," Jelas Tania.

Alex menyentil kening Tania, "Jangan sok tau."

"Iya memang tau. Aku mohon kali ini aja, aku nggak pernah liburan. Boleh ya ya ya?" Tania mengerjap dengan mata berkaca-kaca.

Alex menghela nafas. Ia menyingkirkan laptop di pangkuan- nya. Lelaki itu menangkup wajah cantik Tania. "Apa keuntungannya kalau aku ijinin kamu?"

Tania mengerjap, ia bingung ingin menjawab apa. "Aku janji akan selalu nurutin ucapan kamu, nggak akan ngeyel lagi, terus——"

"Itu memang harus," Sela Alex cepat.

Tania tersenyum lirih, "Kamu——"

"Terserah deh, kamu minta apa aku nurut."

Alex tersenyum miring. "Oke,"

Tania tersenyum cerah. "Di bolehin?"

Alex mengangguk ringan. Ia mencubit pipi Tania. "Tapi——"

"Sleep with me tonight."

Versi lengkap, dalam novel😍
Untuk info lebih lanjut follow ig @katalia03_
@maple_books

Fate Of Tania Where stories live. Discover now