7. Change

183K 20.3K 2.5K
                                    

-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G

-o0o-

Semilir angin berhembus lirih menemani keheningan malam. Kerlip bintang bertaburan diatas langit menambah keindahan malam yang begitu sunyi ini. Saat ini Tania berada ditaman dengan ditemani segelas coklat hangan kesukaannya.

Jangan lupakan earphone yang kini terpasang dikedua telinganya. Ia tengah memikirkan perubahan apa yang sudah terjadi dalam hidupnya. Sudah seminggu ia tinggal bersama sang pangeran sekolah.

Seminggu ini, ia lebih sering menghabiskan waktu dikamar atau ditaman ini. Soal sekolah, sebenarnya ia ingin sekali pergi mengingat statusnya yang masih murid baru. Namun, dengan tegasnya Alex menyuruh ia tetap dirumah hingga pikirannya benar-benar tenang.

Dan selama itu juga, lukanya juga harus benar-benar sembuh. Perban di kepalanya pun kini sudah tidak ada. Lebam-lebam yang pernah menghiasi wajahnya pun kini hanya terlihat samar, tidak terlalu ketara.

Waktu demi waktu ia lewati dengan penuh kebosanan. Ditambah dengan sifat otoriter Alex yang semakin membuatnya jengah. Ada apa dengan laki-laki berwajah dingin itu hingga mau mengurusi kehidupannya?

Bahkan Alex berperan layaknya seorang suami yang terus memantau keadaan istrinya. Semua keperluan dan kebutuhan Tania sudah lelaki itu disediakan, pelayanan yang diberikan pun tak main-main, dan semua yang ia lakukan sudah terjadwal rapi.

Ia seolah hidup kembali sebagai robot yang dikendalikan sang pemiliknya. Namun ia tak bisa mengelak, jika ada rasa nyaman yang terselip dihatinya.

Memikirkan itu, membuat Tania menggeleng pelan, mengusir segala pemikiran bodoh yang ada diotak cantiknya.

Lantunan lagu yang berjudul Time For The Moon Night yang dinyanyikan girlband dari negeri gingseng itu mengingatkan ia pada rindu yang kini bersarang dihatinya, rindu kepada Alena. Mama-nya.

Dengan sedikit mengerti tentang liriknya ia mengikutinya dengan gumaman pelan seraya menatap kemerlip bintang yang bertabur di langit malam. Sangat indah jika di pandang. Setiap malam, biasanya ia selalu melihat bintang sebelum tidur.

Jika ia bisa berharap lebih, ia ingin sekali bertemu dan memeluk Mama-nya. Namun sekali lagi, ia tersenyum miris mengingat apa yang kini sudah terjadi padanya. Entah bagaimana keadaan Alena sekarang, ia hanya bisa berharap, semoga Mama-nya baik-baik saja.

Suara hignote sang vokal utama membuat ia tersentak dalam lamunannya. Serentak kepalanya tertoleh menatap selimut yang kini bertengger manis di pundaknya.

Ada Roseline, pelayan pribadinya yang kini tengah tersenyum manis ke arahnya.

"Ini sudah malam nona, udara malam tidak baik untuk kesehatan anda. Lebih baik sekarang kita masuk kedalam," Ucap Roseline.

Tania hanya mengangguk, dan mengeratkan selimutnya. Memang udara malam ini terasa lebih dingin, mungkin karena memasuki musim hujan.

"Alex mana?" Tanya Tania. Mereka berjalan beriringan dengan Roseline yang berada disamping Tania.

Wanita itu selalu mengawasi Nona-nya dengan teliti. Ia harus memastikan Nona-nya tetap aman jika didekatnya.

Fate Of Tania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang