8. Bad Day

176K 20.2K 3K
                                    


-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-

Tania terbangun dengan pusing yang mendera di kepalanya. Matanya mengerjab pelan, guna menghalau buram pada penglihatannya.

"Tania lo udah bangun?" Itu suara Nata, terdengar cemas namun terselip nada heboh hingga membuat Tania mau tak mau, mengulas senyum kecil. Ciri khas gadis berponi itu, tak jauh dari kehebohan.

"Tan, lo mau apa? Minum? Makan? Pipis? Pup? Atau----"

"Stop! Kamu buat kepala aku tambah pusing tau." Tukas Tania.

Sedangkan Nata hanya menyengir lucu. Gadis berponi itu lebih memilih duduk di kursi yang sudah disediakan di samping brankar tempat Tania berbaring.

"Aku kok bisa disini?" Tania mengedarkan matanya menatap ruangan serba putih yang Tania ketahui bernama UKS. Ruangan ini nampak rapi, namun bankar yang ditempatinya nampak jauh lebih besar dan lebih terlihat nyaman dari yang lain.

"Lo pingsan di Kantin woi! Gue hampir jantungan lihat lo kaya orang linglung habis itu, pingsan." Terang Nata.

Dan seketika Tania mengingat jelas apa yang tadi terjadi padanya. Dari melihat Alex dan kedua gadis itu, melamun, setelah itu melihat adanya sosok yang ia kenal didekat jendela dan puncaknya mendengar bunyi pecahan yang disebabkan oleh dirinya sendiri, hal itu membuat pikirannya tiba-tiba dipenuhi dengan masa lalunya.

Suara pecahan itu terekam jelas dalam benaknya. Sedari dulu Tania merasa takut dengan segala bunyi pecahan. Ia tidak tahu kenapa, namun Tania berpikir itu karena ia terlalu sering melihat pecahan saat disiksa Alka, Ayah-nya.

Sebenarnya Tania merasa tertekan dengan itu semua. Setiap ada bunyi pecahan kalau tidak menangis ia akan pingsan. Tania yakin, tadi ketidak sadarannya itu pasti membuat heboh seisi kantin. Dan pasti Nata kerepotan mengatasinya. Itu yang membuat Tania semakin membenci dirinya, yang selalu menyusahkan orang lain.

"Tan! Tania! Lo kesurupan ya?!" Nata mengguncang bahu temannya yang nampak seperti tak bergairah. Melamun adalah kebiasaan buruk Tania. Nata berharap, Tania segera menyingkirkan kebiasaan buruk itu.

"Nggak," Tania menggeleng keras, hingga kepala-nya ikut berdenyut. Ia memegang kepalanya. Ia meringis ngilu.

"Tania, kepala lo kenapa? Sakit? Aduh perasaan tadi gak ampe kejedot kok. Ini kenapa coba?! Gue harus gimana dong?!" Nata menggigit kuku-nya panik, berusaha mencari akal. Sedetik itu juga, ia langsung berlari pencari orang yang berjaga di UKS ini.

"Tania lo tunggu disini! Gue cari bantuan!" Teriak Nata.

Tania tak terlalu memperhatikan karena ia sibuk dengan denyutan di kepalanya. Sesaat ia merasa tubuhnya menegang, mengingat tadi ia melihat seseorang yang sangat ia kenali berada di sekolahnya.

Tania tidak tahu apa yang membuat perempuan yang berstatus sebagai Kakak-nya itu datang kemari. Untuknya? Itu mustahil. Bahkan melihatnya saja Karin merasa jijik.

Ia kembali terdiam, sibuk menerka-nerka untuk apa Karin datang kemari. Pasti ada hal sangat yang penting.

"Tania!"

Fate Of Tania Where stories live. Discover now