5. Hopes And Wounds

186K 20.7K 2.8K
                                    

-o0o-

Jika rasa sakit tak bisa diungkapkan.
Direlung hati terasa menyesakkan.
Tolong hati tetaplah bertahan.
Hingga hadir rasa kebahagiaan.

-o0o-
H A P P Y
R E A D I NG
-o0o-

Tania tahu bahwa ia terlahir atas ketidakinginan Ayah-nya. Tania tak tahu apa kesalahan-nya hingga Alka begitu membencinya. Alena tak pernah menceritakan alasan Alka membencinya.

Pernah suatu hari Tania menanyakan, namun Alena hanya bisa menangis menatap dirinya, tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulut wanita itu. Mulai dari situlah Tania berhenti menanyakan tentang itu, dan hanya bisa diam menjalani takdir yang sudah ditentukan.

Dulu, saat Tania kecil, ia tidak tahu jika Alka sangat membencinya. Tania kecil selalu mendekati Alka namun hanya ada penolakan yang terlontar dari mulut Pria itu.

Tania kecil berharap ia bisa seperti anak-anak lainnya, yang bisa bermanja ria dengan Ayah-nya. Tania kecil sangat iri pada Karin yang bisa bebas berekspresi dengan Alka tanpa kenal takut. Saat ia melihat kedekatan Alka dan Karin Tania hanya bisa mengintip dengan binar harap di mata jernihnya.

Tania kecil selalu berusaha mengambil perhatian Alka, walau hanya ada sedikit kemungkinan. Namun terakhir kali gadis kecil itu mendekati Alka, seperti biasa hanya ada ucapan dan perilaku kasar yang ia terima.

"Jangan pernah mendekati saya lagi, saya muak melihat wajah menjijikan milik kamu!"

Tania kecil menangis meraung-raung pada Alena. Alena sendiri tak percaya akan ucapan yang keluar dari mulut suaminya itu. Alena bahkan sempat mengamuk pada Alka, namun hanya ditanggapi sekenannya oleh pria itu.

Puncaknya saat Tania tak sengaja mendorong Karin hingga gadis itu terjatuh, Tania menangis dan meminta maaf pada Karin. Namun Karin tak mengindahkan itu dan malah menampar Tania kecil. Karin lantas berlari mengadu pada Alka.

Alka marah melihat siku putri kesayangan-nya berdarah dan itu disebabkan oleh gadis kecil menyusahkan itu. Cacian, pukulan, hingga cubitan Tania terima dengan raungan tangis miliknya.

Tania bahkan dikurung selama dua hari didalam kamar tanpa makan dan minum, membuat gadis kecil itu harus mengalami penanganan khusus. Alena marah besar pada suaminnya, bahkan sempat terucap kata 'cerai' dari mulut Alena. Namun hanya dianggap angin lalu oleh Alka.

Tania tak mengerti kenapa takdir selalu mencari kesempatan untuk menyakitinya lebih dalam. Tania hanya gadis rapuh yang hanya bisa menangis tanpa melakukan sesuatu.

Tania meneteskan air matanya, mengingat salah satu kenangan yang ia ingat. Ia menghapus air matanya pelan dan berjalan kekamar mandi sekedar membasuh wajah sayu-nya sehabis menumpahkan air mata.

Tania mulai melangkah keluar kamar, karena tadi Mama-nya berpesan agar ia segera turun ke bawah. Dari sini, Tania harus menyiapkan hatinya. Agar kuat mendengar segala omongan buruk yang akan ia terima nanti.

Gadis itu mulai melangkah menuruni undakan tangga yang terasa dingin walau ia memakai sandal rumahan. Dari sini, ia bisa mendengar gelak tawa yang memenuhi ruang keluarga.
Ia bisa melihat Papa, Mama dan Kakak-nya nampak seperti keluarga bahagia tanpa ada gangguan parasit sepertinya.

Terbesit rasa iri melihat kedekatan Karin dan, Alka yang nampak lebih manusiawi dibanding berhadapan dengannya.

"Tania sini sayang," Senyum Alena mengembang melihat Putri keduanya yang baru saja turun dari kamar-nya.

Fate Of Tania Where stories live. Discover now