23. Unexpected

160K 18.8K 2.8K
                                    

-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-

Tania memandang ke arah pintu ruang rawatnya. Berharap seseorang yang ia nantikan datang untuk menjemputnya. Senyumnya semakin mengembang saat pintu itu berderit menandakan seseorang akan masuk kedalam.

Tak bertahan lama, senyum Tania luntur saat mendapati orang yang berjalan mendekat ke arahnya, bukanlah orang yang ia nantikan sedari tadi.

Orang itu membungkuk hormat. "Mari Nona, supir sudah menunggu."

Tania melirik orang itu, "Alex nggak kesini?"

"Tuan sedang ada keperluan di kantor Nona," Katanya.

Tania menghela nafas gusar, lantas ia mengangguk seraya membenarkan cardigan yang kini terpasang di tubuhnya.

Ia melangkah turun dari brankar di bantu oleh orang itu. Kedatangan suster yang membawa kursi roda membuat Tania dan orang itu menoleh.

"Mari Nona," Kata Suster itu. Suster itulah yang merawatnya sejak ia masuk kesini. Suster itu juga yang membantunya agar ia duduk di kursi roda.

Sudah genap dua hari Tania menginap di rumah sakit ini. Dan hari ini Tania akhirnya bisa memghirup udara bebas. Dua hari di rumah sakit, Tania hanya bertemu dengan Alex sehari saja, itu pun waktu ia pertama di larikan di rumah sakit, dan ada Nathan dan Saka pula.

Ia tak tahu mengapa ia merasa kurang dengan itu. Dan hari ini, ia berharap Alex menjemputnya, tapi ternyata lelaki itu tengah sibuk.

Kini Tania sudah berada di dalam mobil, ditemani dua orang berbaju hitam suruhan Alex. Ia tak mengenal itu, karena ia pun tak peduli. Mobil melaju membelah jalanan kota yang terlihat sangat padat, karena hari ini, adalah hari kerja.

Tania mengernyit saat mobil yang ditumpanginya tidak melewati jalan menuju kediaman Alex.

"Kita mau kemana?" Tanya Tania. Ia semakin takut saat mobil memasuki kawasan yang sangat sepi penduduk.

Tubuh Tania menegang, ketika pikiran buruk mulai menghantuinya. "Berhenti!!"

Kedua orang itu tak memperdulikan.

Tania menjerit, "Saya bilang berhenti!"

"Kalian siapa?!" Bentak Tania. Ia bisa melihat senyum miring di bibir lelaki yang kini tengah menyetir mobil.

Sontak Tania mencoba membuka pintu, namun tak kunjung bisa. Ia menggedor jendela dengan keras namun tak ada satupun kendaraan yang lewat di jalan ini.

"Tolong!!"

"Buka pintunya!"

"Tolong!!"

"Apa mau kalian?!" Tania kembali menjerit saat mobil berhenti di kawasan pabrik kosong yang terlihat sangat seram.

Tania sontak memberontak saat tangannya dia seret paksa oleh kedua orang itu.

"Lepas!"

"Lepasin! Sakit!!"

Teriakan Tania tak dihiraukan oleh kedua orang itu. Mereka tetap menyeret paksa Tania. Tania kembali menangis histeris, ia benar-benar merasa ketakutan sekarang.

Fate Of Tania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang