11. Palpitation

178K 20.4K 2.9K
                                    

-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-

Tania mengaduk makananya asal. Nata yang melihat itu mengernyit heran. Saat ini mereka tengah berada dikantin untuk mengisi perut setelah melewati mata pelajaran yang dijadikan musuh oleh para siswi.

Matematika.

Apalagi mata pelajaran si kumis kuda itu memakan banyak waktu hingga menimbulkan kepala pusing dan perut mulai berbunyi nyaring, senyaring bunyi bel sekolah, itu kata Nata.

"Lo kenapa sih?" Tanya Nata saat melihat Tania yang nampak melamun menatap salad buah yang dipesan gadis itu sudah hancur tak terbentuk akibat diaduk-aduk oleh pemiliknya.

Tania memang saat ini dalam mode unmood, dikarenakan memikirkan kejadian kemarin. Tania kira ketika ia sampai dirumah dengan diantar Nathan, ia kira Alex akan marah padanya karena, Tania mengira Nathan mengadu soal Alden.

Namun tak seperti dugaannya, karena Alex nampak seperti biasa saja, tak menampilkan raut-raut kemarahan atau apa-pun. Yang ditampilkan hanya raut datarnya.

Tania yang melihat itu pun segera menatap Nathan yang hanya dijawab hendikan bahu lelaki berkaca mata itu. Dan itu yang membuat Tania semakin gelisah, tak biasanya Alex nampak seperti seorang yang tak tahu apapun tentangnya, justru jika Tania terkena gigit semut pun Alex harus mengetahuinya.

"Woi!" Sentak Nata.

"Hah?" Tania mengerjap pelan.

"Lo kenapa? Kesurupan ya?" Tanya Nata menatap ngeri Tania.

"Nggak," Tania menggeleng, lalu ia menatap Nata. "Nata, kalau kamu dalam ikatan sama seseorang terus kamu pegi sama yang lain. Kamu harus apa?"

Nata mengernyit, "Maksud lo kalau gue punya pacar, terus gue jalan sama sama cowok lain gitu?"

Tania gelagapan, "Bu--"

"Ah yang gue lakuin ya jauhin cowok yang ngajak gue jalan itulah. Sadar diri aja lah, jangan sampai hubungan yang udah dibangun hancur cuma gegara orang ketiga. Bukan gue banget!" Tukas Nata.

Entah kenapa perkataan Nata seolah menampar dirinya. Namun, disisi lain ia tak memiliki hubungan apapun dengan Alex. Tapi ia merasa sungkan, lelaki itu sudah dengan baik merawat dirinya.

Lelaki itu juga berpengaruh dalam hidupnya yang jauh lebih baik sekarang. Dan melewati hidup dengan Alex, adalah hal terbaik yang pernah Tania rasakan.

"Hai! Boleh gabung?" Suara lembut itu mampu membuat Tania tersentak. Ia mendongak menemukan gadis berwajah cantik dengan senyum manis menghiasi bibir merah ranum itu. Kemudian, Tania menatap Nata. Nata hanya mengangguk malas.

"Silahkan," Kata Tania dengan senyum kikuknya.

Gadis yang dikenal sebagai primadona sekolah itu mulai mendudukan diri didepan Tania. Diikuti oleh kedua teman-nya.

"Gue Angel," Ungkap Angel.

Tania tersenyum sedikit, "Tania."

"Mereka temen gue," Angel mengendik ke arah kedua temannya.

Gadis berponi hitam dengan mata besar itu mulai mengajaknya berkenalan. "Gue Dara." Dengan senyum manisnya.

Sedangkan gadis berambut sebahu itu nampak diam dengan raut dinginnya. Angel pun segera menyenggol lengan temannya.

"Zoy," Kata Gadis berambut sebahu tanpa ekspresi diwajahnya.

Angel tersenyum, "Dia emang aneh."

Fate Of Tania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang