2. Who Is He?

211K 22.5K 1.9K
                                    

-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-

Tania menatap sekeliling kantin yang nampak ramai. Tania bisa melihat bagaimana mereka nampak nyaman dengan temannya masing-masing.

Teriakan, gurauan, tawa menyambut telinga Tania, ketika gadis itu sampai didepan pintu kantin. Tania meremas tangan gadis disampingnya, hingga gadis berponi itu menoleh dan ia menemukan raut gugup dan takut di wajah cantik Tania.

"Lo kenapa?" Nata mengerutkan keningnya saat menatap raut wajah Tania.

"Emm kantinnya rame banget," jawab Tania berbisik pelan, nyaris tak terdengar.

"Ya iyalah Tania, namannya juga kantin ya pasti rame lah! Kalau mau sepi ya lo ke kuburan sana!" Ketus Nata dengan memutar bola matanya malas.

"Aku dikelas aja deh," Baru saja Tania ingin membalikan tubuhnya, Nata segera menahan tangan gadis itu hingga membuat Tania hampir saja terhuyung jika ia tidak bisa mengimbangi diri.

"Lo kenapa sih?" tanya Nata heran.

"Aku nggak terbiasa sama keramaian," gumam Tania.

"Ya ampun Tania, cuma itu doang alasan lo? Udah ah pokoknya kita makan dikantin. Makanan dikantin enak-enak loh, nyesel kalau lo nggak ngerasain," seru Nata dengan penuh semangat, dan menarik Tania guna mencari bangku kosong untuk mereka duduki.

Pilihan Nata jatuh pada bangku yang berada di ujung hingga menampilkan kaca pembatas antara kantin siswa dan kantin siswi. Membuat mereka bisa melihat jelas kantin para lelaki.

"Duduk disini aja ya, sekalian cuci mata." kata Nata.

"Lo tunggu sini aja biar gue yang pesenin. Lo mau pesen apa?" tanya Nata.

"Terserah kamu, sama kaya kamu juga boleh."

Tania terlihat sangat tidak nyaman sekali. Namun Nata adalah Nata, gadis keras kepala yang tak menerima bentuk penolakan apapun.

Setelah Tania mengatakan itu Nata berlalu untuk memesan makanan.

Tania mengedarkan pandang ke sekelilingnya. Kantin sekolah ini nampak ramai walau hanya diisi oleh murid perempuan saja.

Apalagi jika digabungkan dengan kantin sebelah, Tania meringis ngeri saat membayangkan ratusan orang bergerumul demi mendapatkan makanan.

Kantin disini merupakan kantin 2, sedangkan kantin 1 khusus untuk para lelaki. Kantin berdesain modern dengan ruangan kaca itu mampu membuat para murid nyaman dengan segala fasilitas yang ada. Tania rasanya ingin sekali berkeliling sekolah untuk sekedar melihat seisi sekolah mewah ini.

Pemilik sekolah ini juga tak tanggung- tanggung dalam menyiapkan segala fasilitas keperluan murid. Semua yang diperlukan murid sudah tertata rapi ditempatnya masing-masing.

Memang biayanya tidak murah untuk masuk ke sekolah ini. Tetapi semua akan terbayar dengan segala keindahan, kenyamanan, dan kemewahan yang ada disekolah ini.

Rata-rata yang sekolah di SIHS merupakan anak-anak kalangan atas, yang diberi kekayaan melimpah, hingga mampu bersekolah disini.

Prestasi? Jelas SIHS kerap sekali membawa piala kejuaraan dan beberapa piagam pengharagaan lainnya.

Walau mereka berada dikalangan atas namun tak menampik bahwa mereka diberkati otak-otak yang cerdas hingga bisa mengharumkan nama sekolah. Haruskah Tania bersyukur bisa sekolah disini?

"Makanan datang!" Nata kembali dengan wajah cerianya. Ia mulai meletakan hidangan dengan tampilan lezat dan pastinya harganya mahal dalam satu porsi makanan.

Fate Of Tania Where stories live. Discover now