Chapter 44 - Chilling Night

21.2K 1.6K 68
                                    

Sebelum ke luar, Lucius menatap Alicia sekali lagi, memperbaiki selimutnya, dan mengatur suhu ruangan agar lebih hangat.

"Ben, temui aku di ruangan, sekarang!" ucapnya, berbicara pada alat interkom yang masih terpasang di telinganya.

Lucius pergi menuju ruang kerjanya dengan langkah lebar. Landon tiba-tiba saja muncul dari arah tangga, menghalangi jalan Lucius. Lucius menatapnya sesaat, mencoba mempertahankan kesabarannya yang tidak dia miliki banyak.

"Aku ikut," kata Landon.

Lucius mendengus, kemudian melanjutkan langkahnya melewati Landon, menabrak bahu lelaki itu.

"Lucius, aku serius!" ucap Landon keras kepala, mengikuti Lucius di belakang.

"Apa kau tahu yang hendak aku lakukan?"

"Aku tahu," jawab Landon.

Lucius langsung berhenti dan menoleh menatapnya.

Mendapat tatapan menyeramkan seperti itu, Landon langsung melanjutkan, "Maksudku, aku tidak tahu. Tapi apapun itu, aku akan ikut! Aku..." Landon menghela napas sesaat. "Dengar, aku peduli pada Alicia." Tatapan Lucius menajam. "Bu-bukan seperti itu!" sergah Landon.

"Jelaskan!" tuntut Lucius.

"Aku peduli padanya karena... well... karena dia Alicia! Dan aku tahu seberapa pentingnya dia bagimu."

"Kalau begitu jangan ikut campur!" balas Lucius sebelum berbalik pergi, masuk ke ruang kerjanya, meninggalkan Landon berdiri seorang diri dengan rasa frustasi di lorong yang sepi.

***

"Kau sudah mengurus polisi-polisi itu?" tanya Lucius pada Benjamin yang baru saja sampai di ruangannya.

"Ya, Sir," jawab Ben, menatap sang tuan yang tengah sibuk merangkai sebuah senjata api di meja kerjanya.

"Kita akan mengunjungi Alarick malam ini," kata Lucius dengan tenang.

Ben sudah bisa menduganya. "Tapi... secepat itu?"

Lucius mengangkat kepala dan menatap Ben sesaat. "Ya, aku tidak ingin menunggu lebih lama," ujarnya.

Ben mengangguk mengerti, menunggu perintah dari Lucius selanjutnya.

"Apa kita masih memiliki mata-mata di kediaman Alarick?"

Benjamin menunduk menyesal. "Tidak, Sir. Dua hari lalu, Martha, gadis yang kukurim untuk menjadi pelayan di sana, telah dipecat oleh kepala pelayan rumah itu karena berupaya untuk memasuki ruangan tempat Alicia disekap. Aku belum menemukan penggantinya sejak itu, maaf."

Lucius mengeluarkan gumaman pelan. Ben tidak bisa menebak apakah sang tuan marah atau tidak, karena ekspresinya sekarang tidak menunjukkan apapun.

"Tidak masalah," sahut Lucius kemudian, sambil mengangkat pistol berlaras pendek yang baru saja dirakitnya, kemudian dia masukkan ke dalam sebuah koper bersama senjata-senjata yang lain. "Bawa ini ke mobil," suruhnya pada Ben.

Mereka berdua pun melangkah ke luar secara bersamaan. Namun saat melewati ruang tamu, Lucius melihat siluet Landon di kegelapan dan dia pun berhenti, sedang Ben terus berjalan membawa koper itu ke dalam mobil.

"Landon," panggil Lucius.

Landon langsung menoleh, berdiri mendekati sepupunya.

Alih-alih menyutujui permintaan Landon untuk pergi bersamanya seperti yang lelaki itu inginkan, Lucius memiliki pemikiran lain. "Tinggallah di sini," kata Lucius.

"Tapi-"

"Jaga Alicia!"

Landon yang hendak membantah pun menutup kembali mulutnya. Dia tidak menyangka bahwa Lucius akan mengatakan itu, jadi Landon menjawab sambil mengangguk patuh, "Baik, akan kulakukan."

LIVING WITH THE DEVILWhere stories live. Discover now