Chapter 26 - Unexpected Encounter (a)

22K 1.7K 32
                                    

Alurnya emang lamban banget, ini part 26 belum sampe mana2 😂 eh tapi di laptop Asia tuh sebenernya ini chapter 19 lhooo :" masih banyak chapter lagi di depan hihi...

Tunggu aja ya~ kalo ni chapter rame, ntar malem Asia update lagi :)

Jangan lupa tekan ⭐ Happy reading~💕


•●※●•


"Ada apa, Alicia? Apa kau baik-baik saja? Pagi ini kau tampak sedikit pucat."

Alicia hanya membalas pertanyaan Landon dengan senyuman tipis.

Pagi ini, Landon menyadari ada yang sedikit tidak beres dengan kelakuan Alicia. Gadis itu menjadi lebih pendiam dan jarang tersenyum, dia bahkan tidak mau membalas tatapan Landon. Semalam, Landon tahu bahwa Lucius pulang, apa lelaki itu melakukan sesuatu pada Alicia? Rasa untuk ingin menjaga itu muncul pada diri Landon. Dia baru mengenal Alicia kemarin, namun rasa-rasanya sudah lama sekali. Dan sekarang Landon khawatir Lucius akan melakukan seperti yang sudah-sudah pria itu lakukan pada wanita-wanitanya.

Atau mungkin Alicia tidaklah seperti yang Landon kira.

Landon pun menghabiskan sarapannya pagi itu dalam kebisuan yang terasa menyesakkan.

Tidak sampai di sana, ketika Landon mengajak Alicia untuk berbincang-bincang di ruang keluarga sembari menghangatkan badan di dekat perapian, Alicia menolak dan berkata bahwa dia ingin membaca buku di perpustakaan. Landon menyadari bahwa Alicia memang tengah menghindarinya. Tapi itu tidak menghentikan Landon untuk mengikuti Alicia sampai perpustakaan.

Landon menghela napas lega saat melihat kursi baca Lucius kosong, hanya ada tumpukan buku-buku tebal di atas mejanya, sedangkan Alicia kini duduk di sofa sambil membuka sebuah buku yang baru saja diambilnya dari lemari buku.

Landon duduk di hadapan Alicia. Lelaki itu sama sekali tidak membaca. Dia terus saja menatap Alicia sampai Alicia sendiri merasa risih dibuatnya.

Dan Landon sudah tidak tahan untuk tidak bertanya, "Apa yang semalam sepupuku lakukan padamu?"

Gerakan tangan Alicia yang hendak membalik lembaran halaman terhenti, dia melirik Landon sekilas lalu menjawab dingin, "Itu bukan urusanmu."

Bibir Landon membentuk garis lurus, lalu ia mendekati Alicia dan duduk di sampingnya. "Kau benar, itu bukan urusanku. Tapi kalau kau ingin menceritakan sesuatu, kau bisa mengandalkanku, aku ada di pihakmu," kata Landon, berharap dengan itu dia bisa mendapatkan kepercayaan Alicia untuk bercerita padanya.

Tapi Alicia tampaknya masih tetap pada pendiriannya, raut di wajah gadis itu masih sama dinginnya. "Kenapa kau bersikap seperti ini?" tanyanya kemudian.

Landon pun juga tidak tahu jawabannya. Tapi semenjak dia melihat Alicia pagi itu, Landon langsung tertarik padanya, dan dia memiliki firasat bahwa rasa tertariknya ini lebih dari paras rupawan Alicia saja.

"Aku tidak tahu, kau adalah satu-satunya wanita Lucius yang membuatku merasa seperti ini."

Karena jawaban Landon itu, Alicia tidak tahu harus merasa bagaimana. Seolah-olah Landon menganggapnya sama seperti wanita-wanita Lucius sebelumnya. Atau mungkin memang benar? Bukankah selama ini Lucius belum memberitahunya kenapa dia berada di sana? Bisa saja dugaannya benar, bahwa lelaki itu memiliki obsesi yang aneh dengan gadis belia. Mungkin saja Lucius sekarang juga tengah menunggu gadis lain tumbuh dewasa sebelum dia membawanya ke rumah ini. Itu benar-benar perbuatan yang kejam. Tapi di samping itu, Alicia juga memiliki firasat lain bahwa alasannya berada di sini ada sangkut pautnya dengan kepergian orang tuanya.

"Apa... apa kau pernah bertemu dengan wanitanya sebelum aku?" Alicia pada akhirnya memberanikan diri bertanya.

Landon menatap Alicia lama sebelum menjawab, "Ya, pernah."

LIVING WITH THE DEVILWhere stories live. Discover now