Ablaze 21 - The Picture

4.9K 564 19
                                    

LIVING WITH THE DEVIL: ablaze – Chapter 21: The Picture

Benjamin melangkah tergesa di sebuah lorong temaram menuju sebuah kamar. Di tangannya dia membawa setelan baju rapi yang baru dibersihkan dan disetrika. Baju untuk tuannya yang sudah lama tidak dia temui.

"Tuan Lucius, ini pakaian Anda," ucap Benjamin saat memasuki kamar yang dia tuju. Berdiri di hadapannya, Lucius Denovan, dengan tatapan tajam dan ekspresi menggelap di wajahnya. Benjamin tahu bahwa tuannya selalu seperti ini, tapi kali ini bayangan hitam menggantung di bawah matanya yang seolah menyala kemerahan.

Benjamin sudah tahu apa yang terjadi dan semua informasi tentang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Sekalipun dalam keadaan bersembunyi, Lucius masih tetap melakukan tanggung jawabnya di kantor melalui belakang layar. Dan karena kejeniusan tuannya itu, perlahan tapi pasti perusahaan milik Alarick Lucero berhasil mereka tumbangkan. Kini, Alarick sudah bisa dikatakan tidak memiliki apa-apa lagi.

"Aku yakin Lucero sialan itu sedang sangat terdesak sekarang," ucap Lucius seraya mengenakan kemejanya.

"Apakah itu hal yang baik?" tanya Benjamin di belakang. Dia tidak melihat binar kebahagiaan di mata tuannya, padahal satu rencana mereka telah berhasil, sedikit lagi untuk membawa Alarick Lucero ke dalam kehancuran. Namun suasana hati tuannya itu lebih gelap dari yang dia bayangkan.

"Ya. Bawa dia ke sini. Aku ingin melihatnya berlutut di hadapanku."

Benjamin menunduk. "Akan saya lakukan," ucapnya. Dia hendak beranjak pergi, tapi kemudian teringat pada sesuatu. "Haruskah saya memerintahkan seseorang untuk menjaga Nona Alicia?"

Lucius terdiam untuk waktu yang sangat lama. Kemudian akhirnya dia menjawab, "Tidak. Biarkan dia sendiri."

"...."

"Aku tidak akan menemuinya lagi."

Benjamin tidak berani berkomentar apa pun mengenai hal itu, tahu bahwa hal tersebut bukanlah ranahnya untuk ikut campur. Namun mengetahui bahwa bagaimana pedulinya sang tuan dengan wanita bernama Alicia itu, membuat Benjamin khawatir dengan keputusan ini.

"Baik. Sesuai perintah Anda," ucapnya sebelum berbalik pergi.

Saat Lucius akhirnya kembali sendirian, dia duduk di kursi dekat jendela, menenggak wine terbaik yang dia miliki, langsung dari botolnya. Sakit kepala itu kembali, dan sekarang Lucius tidak tahu bagaimana harus mengatasinya. Saat bersama Alicia, dia pikir masalah sakit kepala ini sudah menjadi lebih baik, tapi ternyata dia salah.

Di atas meja, terdapat sebuah figura yang terbalik. Lucius mengambilnya dan melihat foto di dalam figura itu.

Foto keluarganya, bersama seorang bocah laki-laki bermata biru yang wajahnya nyaris hilang karena coretan tinta. Dulu dia memiliki mata seindah itu, tapi lenyap bersamaan dengan perasaannya yang dibawa pergi bersama kebakaran yang menghanguskan seluruh keluarganya itu.

Tatapan Lucius kemudian beralih ke arah gadis kecil di pangkuan ibunya. Saat itu, Lucy masih sangat kecil. Apa yang dirasakannya, bagaimana sakit dan takutnya dia, saat api itu perlahan membunuhnya sementara dia tidak bisa melawan dan berakhir putus asa sampai mati?

Seperti yang pernah Lucius hampir alami.

Dia meraba bekas lukanya, malu mengakui bahwa sekali lagi Lucero telah berhasil menghancurkan hidupnya.

Dan sangat mungkin bahwa Alicia adalah seseorang yang sangat penting baginya sebelum dia kehilangan ingatan. Namun Lucius tidak berniat membiarkan hubungan itu berlanjut, dia tidak ingin kehilangan siapa pun lagi.

LIVING WITH THE DEVILWhere stories live. Discover now