Chapter 19 - Room of Black

27.3K 1.9K 29
                                    

UNEDITED!
Huhuuu nggak sempat ngeditnya, soalnya Asia masih lanjut nulis. Kalo nulis sambil ngedit yang ada ntar gak kelar2 >,<

Happy reading 😘

•●※●•

Awalnya, Alicia berniat untuk tidak akan beranjang dari kamarnya sampai beberapa hari. Dia tidak ingin bertemu dengan Lucius, dia tidak akan tahan jika berada di ruangan yang sama dengan lelaki itu. Tubuhnya pun terlalu lemas dan sakit, Alicia tidak memiliki pemikiran apapun selain tidur. Ketika bangun, dia membersihkan diri dan pergi ke ruang makan, namun tidak menemukan Lucius di sana. Alicia mendesah lega.

Beberapa hari berikutnya, Lucius pun tidak menampakkan diri sama sekali. Alicia baru menyadari, bahwa setiap kali Lucius selesai menyakitinya, maka lelaki itu pasti akan hilang dari hadapannya untuk beberapa saat. Kenapa dia melakukan itu? Apakah dia benar-benar sibuk sehingga tidak punya waktu untuk pulang?

Tanpa sadar, Alicia pun jadi semakin sering memikirkannya setiap malam.

Dia juga terbayang wajah orang tuanya di café siang itu. Dan hanya mampu menerka-nerka rencana apa yang sedang Lucius jalani.

Lelaki itu memang tidak ada di rumah, setidaknya setiap siang. Namun ketika malam, dalam tidurnya Alicia selalu merasa seseorang memperhatikannya. Hal itu menggelitik indera Alicia dan sering kali membuatnya terbangun.

Tidak terkecuali malam ini.

Alicia membuka mata dan perasaan diperhatikan itu masih jelas terasa. Alicia tentu tahu bahwa itu Lucius. Suara pintu terbuka dan tertutup kemudian terdengar, lelaki itu telah pergi. Alicia lantas bangkit dari posisi tidurnya, duduk di atas ranjang, menatap pintu yang baru saja ditutup.

Beberapa saat terdiam dalam posisi itu, Alicia pun turun dari ranjang dengan selimut untuk melindunginya dari hawa dingin. Dia melangkah dengan kaki telanjang ke jendela. Menoleh ke bawah, Alicia melihat sebuah mobil hitam melaju meninggalkan halaman, itu adalah mobil yang biasa digunakan oleh Lucius. Kemana dia akan pergi pada dini hari begini?

Alicia tidak tahu apa yang dia rasakan kemudian. Dia masih marah pada Lucius atas apa yang telah lelaki itu lakukan padanya, tapi Alicia tidak bisa menepis perasaan kecewa karena apa yang lelaki itu lakukan setelahnya. Sakit di tubuhnya telah sembuh, namun sakit hatinya baru saja tumbuh. Dia merasa begitu direndahkan. Lucius benar-benar memperlakukannya seperti barang. Lelaki itu mengambil kesuciannya dan meninggalkannya begitu saja.

Alicia duduk di kusen jendela, mendongak menatap langit malam yang mendung. Apa ini yang Lucius maksud? Apa ini jawaban dari pertanyaannya di mobil saat itu? Bahwa beginilah cara Lucius memperlakukan wanita-wanitanya. Selanjutnya, mungkin Lucius akan diam-diam menghapus memorinya dan ketika bosan, dia akan menahannya di penjara bawah tanah.

Penjara bawah tanah...

Apakah tempat itu benar-benar ada? Tidak mungkin ada di rumah ini, kan?

Alicia buru-buru bangkit dari duduk dan mencampakan selimutnya begitu saja di lantai untuk kemudian melangkah cepat menuju pintu.

Dia tidak ingin berakhir seperti wanita-wanita itu.

Dengan langkah tergesa, Alicia mengecek setiap ruangan yang ia curigai. Alicia begitu yakin ruangan itu adalah di lantai bawah rumah ini, tepatnya di basement, dan dia hanya perlu menemukan pintu masuknya.

Alicia menyerah setelah nyaris satu jam mencari. Asrama pelayan ada di bagian belakang mansion, terdiri dari beberapa bangunan memanjang. Alicia hendak mencari ke sana ketika menyadari sesuatu. Dia menoleh ke arah tangga.

LIVING WITH THE DEVILKde žijí příběhy. Začni objevovat