Ablaze 31 - The Way To Protect Her

5.4K 539 4
                                    


Gelap. Alicia tidak bisa melihat apa pun atau bahkan mendengar apa pun seolah dia telah kehilangan kedua panca indranya tersebut. Tapi dalam kesadarannya, dia tahu bahwa dia tengah berada di suatu tempat. Tanah tempatnya berpijak terasa kasar dan dingin. Karena penasaran, Alicia mengambil satu langkah.

Saat itu kemudian seluruh panca indranya mendadak menyala. Dia mendengar suara geraman yang begitu dalam dan berhasil menyentaknya dari kegelapan. Tiba-tiba, bulan di atasnya tampak dan menerangi penglihatannya.

"Ggrrrr!"

Mata Alicia terbebelalak. Di hadapannya, seekor beruang raksasa berdiri dengan mata semerah bara api dan mulut yang menyengir memperlihatkan gigi-gigi tajam yang basah oleh liur sampai menetes-netes. Alicia merasa tercekik, seluruh oksigen di sekitarnya seolah tersedot habis oleh rasa takut dan teror yang dia rasakan.

Beruang itu menggeram lagi dengan lebih kencang, kemudian tiba-tiba melayangkan cakar-cakarnya yang runcing dan panjang itu kepada Alicia.

Saat itu juga, Alicia yakin bahwa dia telah mati.

"Alicia!"

Dia mendengar seseorang memanggil namanya dengan histeris. Dan tersadar bahwa dia masih bernapas, walau tersengal-sengal. Dan ketika dia membuka mata melihat ke depan, beruang itu telah tumbang, dengan darah yang mengucur dari lobang di dahinya, menciprati wajah Alicia.

Alicia menoleh ke belakang, melihat Gabrielle memegang pistol dengan mata setengah terpejam. Tubuhnya oleng, kemudian sedetik setelah itu dia terjatuh dengan posisi tengkurap.

"Aunt Gabrielle!" seru Alicia berlari menghampirinya, melupakan bangkai beruang yang hampir saja merenggut nyawanya itu. Sesampainya di dekat Gabrielle, Alicia mengecek detak nadi dan embusan napasnya.

Kemudian napas Alicia sendiri terasa seolah terhenti. "Aunt Gabrielle," panggilnya dalam bisikan terbata. Tangan Alicia terasa dingin, sementara tubuh Gabrielle menjadi kaku.

"Aunt Gabrielle!" serunya histeris. Bersamaan dengan itu, seseorang memanggil namanya dengan sangat lantang. Suara yang sama seperti yang sering dia dengar tapi entah di mana.

"Alicia! Alicia!"

Kemudian tubuh Alicia tiba-tiba saja tersentak dan semuanya menjadi gelap kembali.

Ketika membuka mata, Alicia melihat Lucius berada di hadapannya dengan raut wajah panik. "Kau bermimpi buruk," kata pria itu.

Alicia tidak sadar telah menahan napasnya sampai dia mendengar pernyataan tersebut. Dia tadi merasa seperti berada di dalam air yang sangat dalam, hampir tenggelam, dan kemudian Lucius menariknya ke atas. Napas Alicia menjadi tersengal. Peluh terasa membasahi pelipis dan pakaiannya.

"Lucius?"

"Ya, ini aku." Lucius duduk di samping Alicia dengan gerakan yang begitu hati-hati. Lalu menarik wanita itu ke dalam pelukannya.

Tapi Alicia menahan diri. "Lukamu!" serunya panik.

"Tidak apa-apa. Biarkan aku memelukmu," bisik Lucius dengan suara yang nyaris membuat Alicia meleleh dalam cara yang menenangkan.

Mata Alicia berkaca-kaca, tanpa bisa ditahan dia pun menangis tersedu-sedu di pelukan Lucius.

"Aku bermimpi tentang sesuatu yang sangat mengerikan," katanya.

"Hm. Tidak apa-apa. Jangan khawatir, karena itu hanya mimpi."

"Tapi terasa begitu nyata!" bantah Alicia, mendongak menatap Lucius dengan matanya yang basah. "Aku hampir mati, kau tahu!"

LIVING WITH THE DEVILOnde histórias criam vida. Descubra agora