Ablaze 02 - The Promise

7.5K 740 97
                                    

Jalanan basah karena hujan yang baru saja mengguyur. Mobil melaju dengan kencang menggilas genangan air di aspal, menciptakan cipratan di sekitarnya. Di kiri dan kanan hanya terdapat pepohonan yang berjejer rapi dengan satu jenis pohon yang sama dengan dedaunan kering yang mulai ditumbuhi kembali oleh pucuk-pucuk hijau.

Alicia menatap ke luar dengan pandangan kosong. Pikirannya berkecamuk, tapi dia tidak tahu cara untuk menelaahnya satu per satu. Aroma parfum ayahnya yang tertinggal di mobil ini terasa begitu menyiksa sehingga Alicia harap dia bisa keluar dari sini sesegera mungkin.

Mobil kemudian berhenti melaju di depan sebuah hotel berbintang yang sangat mewah. Alicia tidak memperhatikan sekitarnya, bergerak seperti boneka yang patuh ke mana pun utusan ayahnya membawanya pergi, untuk menemui seseorang itu.

Kencan buta yang setiap seminggu sekali Alarick atur untuk Alicia selalu berakhir dengan tidak baik. Tidak ada satu pun yang berhasil dan tertarik padanya. Walau Alarick adalah seorang pengusaha sukses dan memiliki banyak harta, dan secara terang-terangan telah mengakui Alicia sebagai putrinya, tapi kondisi Alicia yang tengah hamil besar membuat setiap pria yang ditemuinya terkejut dan bahkan beberapa tampak begitu tersinggung juga marah sampai tidak sempat saling menyapa.

Alicia tidak peduli. Dia tidak lagi peduli dengan apa pun.

Itu karena Alicia sudah terlalu lelah melawan kehendak Alarick. Kalau Alicia berulah, anak dalam kandungannya ini akan berada dalam bahaya, sampai opsi kabur pun tidak ada dalam daftarnya.

Lucius juga sudah tidak ada, pikir Alicia.

Rasa-rasanya, sudah tidak ada lagi alasannya hidup di dunia ini.

Kalau saja bukan karena bayi di dalam kandungannya, Alicia tidak mungkin bisa bertahan.

Walau telah menjadi putri yang penurut, Alicia berharap kencan buta malam ini adalah untuk yang terakhir kalinya. Cepat atau lambat, Alarick juga pasti akan menyerah mencarikan suami untuk putrinya yang baginya adalah aib keluarga.

Kalau memang aib, kenapa pria itu membawanya pergi dan bahkan mengumumkan kepada orang-orang bahwa Alicia adalah putri kandungnya.

Di dalam restoran tempat pertemuan itu, semuanya telah diatur sedemikian rupa sehingga mudah bagi Alicia untuk mengetahui bahwa seluruh restoran ini telah disewa hanya untuknya.

Seorang pelayan membawa Alicia masuk, lalu meninggalkannya berdua di sebuah ruangan tertutup di mana seorang pria tengah duduk seorang diri, mengenakan pakaian serba hitam serta topi yang menutupi wajahnya dalam bayang-bayang. Alicia tidak merasakan debaran gugup atau apa pun itu, dia duduk dengan tenang di hadapan sang pria.

"Selamat malam," gumamnya.

Alarick telah menyuruh seseorang untuk mengajarkan pada Alicia bagaimana cara melakukan ini dengan benar, setelah dia mengacaukan kencan buta pertamanya yang berakhir penyiksaan dari Alarick. Dan Alicia tidak berniat untuk mengulangi kesalahan yang sama, tahu bahwa dirinya kini tidak seorang diri, melainkan ada satu lagi kehidupan yang tumbuh dalam tubuhnya. Jadi lebih baik menurut, untuk sementara ini saja.

Karena pria di hadapannya ini justru hanya bergeming saja, Alicia pun menyapanya kembali, berpikir mungkin suaranya sebelumnya terlalu pelan untuk didengar.

"Selamat malam, Tuan Alexander."

Alexander Gregory, dari perusahaan AlG di Inggris. Pria ini datang jauh-jauh ke Jepang hanya untuk melakukan kencan buta ini. Alicia tidak sabar menantikan akan bagaimana kecewanya dia kalau melihat secara langsung wanita yang akan dinikahinya tengah mengandung. Itu membuat Alicia dengan refleks mengusap perutnya dan merasakan perasaan hangat yang kemudian menjalar ke hati dan menenangkannya.

LIVING WITH THE DEVILWhere stories live. Discover now