Ablaze 30 - New Information

5.4K 547 13
                                    

LIVING WITH THE DEVIL: ablaze – Chapter 30: New Information

Sesaat setelah kepergian Alicia, Landon datang dan langsung masuk ke dalam kamar inap Lucius. Pria itu menatap iba sepupunya yang terbaring tidak berdaya di atas ranjang. Landon sering melihat Lucius terluka, dan ini bukanlah lukanya yang paling parah.

"Kau datang terlambat," kata Lucius, membalas tatapan Landon dengan kesal.

"Kenapa? Kau merindukanku?" Landon tersenyum miring, lalu meletakkan sekeranjang buah yang dibawanya ke atas meja.

"Apa yang terjadi pada Alarick?"

"Mati. Seperti yang kau harapkan," jawab Landon dengan enteng.

Lucius membantah, "Tidak sepenuhnya seperti yang kuharapkan! Si sialan itu tidak mau memberitahuku apa pun."

Landon menghela napas lelah. Lalu duduk di kursi yang ada di samping ranjang Lucius. "Kita akan mencarinya, Lucius."

"Kau pikir selama bertahun-tahun ini aku tidak berusaha mencari di mana makam keluargaku?" Lucius meringis tertahan saat rasa sakit menyerang kepalanya. Dia memejamkan mata selama beberapa saat untuk meredakan rasa sakit itu. Terlebih dengan tubuhnya yang masih sulit untuk digerakkan, dan itu membuatnya semakin jengkel.

"Kali ini berbeda. Kau ingat asisten Alarick yang kutangkap di pertemuan para investor itu? Darinya, kita mendapatkan petunjuk baru. Dan mungkin kali ini kita akan berhasil menemukan makam orang tuamu."

"...." Lucius tidak menyahut, tapi di dalam dia merasa sedikit lega mendengar ucapan Landon. Setidaknya masih ada harapan. Dia membuka kelopak matanya yang berat—memperlihatkan manik mata merah yang menggelap—menatap Landon. Kemudian Lucius bertanya lagi, "Lalu apa yang terjadi pada polisi-polisi itu? Pada Gabrielle? Dan semuanya. Beri tahu aku!"

"Polisi? Mereka bukan polisi?" Landon tertawa. "Seperti yang kukatakan, asisten Alarick itu sepertinya sudah terlalu putus asa sehingga dia mau membeberkan semuanya. Dia menjelaskan rencana Alarick malam itu. Dan sirine yang kau dengar bukanlah dari polisi seperti yang Alarick katakan, tapi dari unit pertama yang kau kirim dan yang seharusnya bersamamu malam itu kalau saja kau mau lebih bersabar menunggu."

Lucius mendengus pelan. "Walau begitu, tidak menutup fakta bahwa Alarick memang benar telah melaporkanku. Bersihkan namaku segera dari kasus pembunuhan tiga perampok di motel itu. Karena bukan aku yang melakukannya."

"Itu tidak sepenuhnya benar. Kau membuat mereka sekarat. Walau kuakui, kakek tua pemilik motel itu memang benar-benar psikopat. Dan tentang saja, semua sudah kuurus!" kata Landon dengan bangga.

Lucius menatapnya skeptis. Membuat Landon berdeham kering. "Lebih tepatnya, Ben yang mengurus hampir semuanya. Tapi, hei! Aku juga bekerja keras membantumu!"

"Aku tahu. Dan terima kasih untuk itu. Kau memang selalu bisa diandalkan."

Landon tertegun, seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Kau ... memujiku?"

"Bagaimana dengan Aunt Gabrielle?" tanya Lucius, menghiraukan ucapan Landon.

Landon berdeham lagi. "Well, keadaannya tidak jauh lebih buruk darimu. Dia membakar villa itu untuk mengelabuhi anak buah Alarick. Lalu dia dan Alicia melarikan diri ke hutan, tapi dua anak buah Alarick berhasil mengejarnya dan Aunty kita tersayang terpaksa harus melawan mereka. Saat dia bangun nanti, siapkan dirimu dari amukannya, Lucius. Karena kau tahu seberapa bencinya Aunt Gabrielle saat kulitnya yang tidak tercela itu tergores bahkan sedikit saja. Dan sekarang dia bahkan mengalami luka tembak dan goresan di mana-mana."

"Setidaknya dia masih hidup. Aku siap dengan kompensasi apa pun yang dia minta nanti."

Landon tertawa mengejek. "Aunt Gabrielle menyukai Alicia kita, apa kau juga akan memberikannya sebagai kompensasi?"

LIVING WITH THE DEVILWhere stories live. Discover now