WIR 22

141 14 0
                                    

Im Hyun Sik

Kepergian Sung Jae menimbulkan banyak pertanyaan diantara aku dan kedua temanku. Terutama ucapan Direktur JYS Group, sangat menggangguku. Bagaimana bisa seorang Direktur membuat lelucoan seperti itu.

"Sejak kapan mereka akrab seperti itu?" Chang Sub mendekati kasir. Celemeknya masih terpasang di tubuhnya. Kedua tangannya sibuk membersihkan meja kasir, tetapi pandangannya sesekali menyorot ke luar restoran.

"Molla. Aku tidak pernah melihat mereka sedekat tadi," jawabku.

Tentu saja tidak hanya Chang Sub yang ingin tau, semua orang yang mendengarnya barusan pasti merasa ingin tahu akan sesuatu diantara mereka.

"Bukankah Sajang-nim terlalu sibuk untuk hal seperti ini? Ya, dia itu seorang sajang-nim, kesibukannya pasti padat sekali," ujar Chang Sub.

"Maksudmu benar-benar ada sesuatu diantara mereka?" tanyaku.

Chang Sub mengangguk setuju.

Kalau dipikirkan dengan kepala sehat, rasanya tidak mungkin. Terlalu berlebihan rasanya mereka menjadi akrab hanya karena insiden restoran waktu itu. Seharusnya dia juga akrab pada kami bertiga, tidak hanya Sung Jae.

"Kalian sedang bergosip?" Eun Kwang datang membawa mangkuk kecil berisikan makanan buatannya.

Mataku terlalu fokus melihat makanan yang dibawa olehnya sampai-sampai aku tidak mendengarkan Eun Kwang bicara.

"Ige mwoa?" tanyaku dengan cepat.

Dari aromanya, makanan ini pasti sangat enak. Aku jadi lapar.

"Sung Jae eodi?" tanya Eun Kwang.

"Masih berbicara dengan Sajang-nim," Chang Sub menjawab.

"Hyung, ini resep baru?" tanyaku.

Aku baru saja mencicipi. Tentu saja rasanya enak. Eun Kwang tidak pernah mengecewakan kalau berurusan dengan makanan.

"Eoh. Eothokke?" tanyanya meminta pendapat.

Kedua jempolku memberikan penilaian. Makanan seenak ini seharusnya ada di restoran kelas atas. Sayang sekali makanan mahal seperti ini berada di restoran murah.

"Jinjja?!" Dia tampak kegirangan.

Samar-samar aku melihat seseorang di pintu depan restoran. Apa itu merupakan pelanggan pertamaku hari ini? Aku pasti akan bersikap sangat ramah untuk pelanggan pertamaku.

"Ya, ada pelanggan," bisikku.

Chang Sub meletakkan celemeknya dan bersiap untuk melayani pelanggan pertama hari ini. Jika sesuatu hal dimulai dengan baik, maka sampai akhir pasti juga akan baik. Itu merupakan motto dari restoran kami.

"Annyeonghaseo. Silahkan duduk di tempat yang nyaman." Chang Sub bertingkah sangat ramah.

Apa ini perasaanku saja? Aku seperti merasa wanita itu terus memperhatikanku. Apa dia mengenalku sebelumnya?

"Chogiyo, apa aku bisa bertemu dengan Im Hyun Sik-ssi?" dia bertanya dengan ragu-ragu.

Aku yang merasa namaku terpanggil hanya bisa terdiam sekaligus berpikir. Wanita ini benar-benar mengenalku?

비가 내리면 || When It RainsΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα