WIR 16

93 12 5
                                    

Kim Nam Joo

Satu minggu tanpa kehadiran Young In ternyata biasa saja. Tidak sulit melupakan pria penuh janji palsu sepertinya. Aku tetap makan dengan baik, belanja dengan tenang, tidak perlu merasa galau.

Berbeda halnya saat aku putus dari Sung Jae. Entah kenapa aku tidak nafsu untuk melakukan apapun. Makan terasa hambar, berpergian juga tidak mau. Sepertinya Sung Jae telah mengambil setengah hatiku.

Pagi ini televisi disuguhi berita terhangat dari perusahaan di mana Young In bekerja. Direktur mereka baru saja mundur dari jabatannya. Ini benar-benar topik yang hangat dan patut dibicarakan.

"Waeyo? Jika direktur utamanya mengundurkan diri, lalu siapa yang akan menduduki posisi selanjutnya?" pikirku.

Aku menutup mulutku. "Andwe! Adiknya? Ya, jinjja?"

Apa adiknya akan muncul ke publik? Sudah sejak lama aku menunggu sosok adik dari pengusaha JYS group. Pasti semua orang akan terus membicarakan perusahaan itu.

"Apa ini merupakan problematika di kalangan pembisnis? Mereka akan terus meraih popularitas jika seperti ini. Aigo! Andai saja aku mengenal salah satu dari keluarga mereka, aku pastikan tidak akan perlu susah payah mendapatkan uang."

Aku pernah berpikir leluhurku dulu melakukan banyak kejahatan. Karena kelakukannya di masa lalu membuatku harus menanggung akibatnya.

"Apa yang harus aku lakukan pagi ini? Sepertinya aku perlu belanja beberapa pakaian. Sudah lama sekali aku tidak belanja."

Terakhir kali aku belanja itu tempo hari. Kalian jangan merasa tercengang, karena biasanya setiap hari aku selalu berbelanja. Bukankah itu wajar di kalangan yeoja?

"Sepertinya di dekat sini ada butik baru. Lebih baik aku ke sana. Tidak perlu menaiki bus."

***

Seo Eun Kwang

"Nuguseyo?"

Aku terdiam di meja kasir. Wajahku mendadak menjadi kaku, mulutku bergetar dan jantungku seperti ingin lepas. Seorang pria tinggi dan tampan di depanku ini berhasil membuatku seperti patung.

"Yook Young Jae imnida."

Nama yang tidak mungkin asing di telingaku. Awalnya aku mengira pendengaranku terganggu, tapi saat orang ini mengucapkannya dua membuatku berpikir telingaku masih baik-baik saja.

"Ah, mianheyo. Silahkan duduk terlebih dahulu. Aku akan memanggil teman-temanku," ujarku berbicara dengan bahasa yang sopan.

"Aniyo. Aku datang ke sini ingin bertemu dengan salah satu temanmu," sanggahnya.

"Nugu?"

"Yook Sung Jae."

Apa benar telingaku masih normal? Baru saja dia menyebut nama Sung Jae? Jinjja?!

"Sung Jae?" aku bertanya hanya untuk memastikan tidak salah dengar. Ternyata dia mengangguk.

Tanpa pikir panjang, aku langsung pergi ke belakang untuk memanggilnya. Hari ini Hyun Sik dan Chang Sub yang berbelanja. Sung Jae bertugas di belakang untuk menggantikan Hyun Sik.

"Sung Jae-ah," panggilku dengan pelan.

Sung Jae sedang asik mengupas bawang bombai sembari bernyanyi. Wajahnya sangat ceria hari ini. Aku tidak tahu apa raut wajahnya akan berubah saat aku mengatakan hal ini.

비가 내리면 || When It RainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang