WIR 34 : Kepercayaan dan Kenyataan

71 4 0
                                    

Lee Chang Sub

Hari ini aku akan bertemu dengan Sung Jae. Apa tepat mengatakannya seperti itu? Katakan bahwa apa yang dikatakan Young Jae adalah benar, maka aku akan segera bertemu dan melihatnya dengan kedua mataku sendiri. Lalu bagaimana jika ini hanyalah sebuah jebakan?

"Aku lebih senang jika ini adalah jebakan," kataku dengan pandangan menatap cermin.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Apa aku harus berangkat sekarang?

Helaan nafas pertama yang keluar hari ini. Mungkin nantinya akan lebih banyak helaan nafas lainnya.

Saat aku membuka pintu kamar, aku melihat Sami menunggu di depan pintu. Kepalanya mengadah ke atas menatapku dengan tatapan polosnya.

"Apa yang kau lakukan di sini, hum?" Aku membawanya duduk di sofa. Pasti dia belum mendapatkan makanan dari Hyun Sik. Tempat makannya pun tidak terisi satupun makanan.

"Kau lapar?" tanyaku.

Sami hanya sibuk menjilati jari jemariku. Dia sangat manja pagi ini. Pasti dia sedang meminta sesuatu.

"Aku harus pergi, setelah makan jangan pergi ke luar rumah, arraseo?"

Kotak makannya aku pindahkan ke dekat sofa agar dia mudah untuk memakannya. Tidak lupa air minum yang selalu sedia di sebelah makanannya. Jika suka seperti ini maka aku bisa pergi lebih tenang.

"Kucing pintar," gumamku pelan.

Jarum panjang jam sudah melewati angka 5. Aku harus segera pergi ke halte bus sebelum tidak ada lagi bus yang mengantarku ke sana.

"Apa mereka sudah pergi?" Seperti tidak ada kehidupan. Aku rasa Hyun Sik dan Eun Kwang sudah pergi ke restoran pagi-pagi buta. Aku kasihan dengan mereka, tapi aku tidak punya pilihan lain.

Baiklah. Aku pergi keluar dan mengunci pintu agar Sami tetap aman di dalam rumah. Biasanya aku akan meletakkan kunci pintu di dalam vas bunga, jadi ketika siapapun ingin masuk tidak perlu menunggu untuk masuk.

Langkah kakiku menelusuri gang kecil untuk sampai ke jalan besar. Beberapa kali aku bertemu dengan penduduk lain yang juga akan melakukan aktivitasnya. Walaupun lingkungan wilayah ini sebagian besar diisi dari kalangan menengah ke bawah, mereka juga sama sibuknya dengan orang-orang kaya. Justru aku dapat mengatakan mereka lebih sibuk karena harus bekerja keras mendapatkan uang.

"Untung belum terlambat."

Aku menaiki bus yang tepat berhenti saat aku tiba. Dikarenakan masih terlalu pagi, aku dapat menduduki kursi yang sebagian besar belum terisi. Karena perjalanan ini memakan waktu cukup lama, aku memutuskan untuk duduk di kursi paling belakang.

Jalanan kota dipadati oleh banyak kendaraan lalu lalang. Kepalaku bersandar ke jendela. Sejak tadi aku berusaha berpikir positif, namun rasanya Kepalaku ini terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang negatif.

"Sung Jae sudah kembali pada keluarganya."

"Temui saja dia jika kau tidak percaya."

Huft! Satu katapun tidak bisa beranjak dari pikiranku. Setiap kali kalimat itu terpikirkan, maka pikiran negatif akan kembali menghantuiku.

Aku sangat mempercayainya lebih dari apapun. Bahkan, sampai detik ini pun aku tidak percaya pada siapapun sampai Sung Jae yang berbicara langsung. Lagi-lagi aku berdoa agar semua ini hanya tipuan dari Young Jae.

Drrrt drrrrt

Ponselku bergetar. Aku mengambilnya dari saku jaket dan segera melihat siapa yang mengirim pesan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

비가 내리면 || When It RainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang