WIR 33

36 2 0
                                    

* Flashback satu hari

Lee Chang Sub

Sebelum berpamitan, aku sedikit tersenyum. Mungkin terlihat aneh, aku pun juga merasakannya. Berbicara dengan Cho Rong mampu membuatku sedikit terarah. Pada awalnya aku sama sekali tidak tahu harus berbuat apa, sampai pada akhirnya membuat keputusan tak terduga.

Saat aku akan pergi, Cho Rong menggenggam tanganku. Sorot matanya menunjukkan kekhawatiran. Mungkin dia takut aku dipukuli oleh kenyataan yang pahit.

"Jangan terburu-buru. Pikirkan dengan matang sebelum melangkah."

Kepalaku sontak mengangguk setuju. Tentunya aku tidak akan langsung pergi ke sana. Pekerjaanku sedang menungguku untuk hadir. Sembari bekerja, aku bisa kembali memikirkan apa yang harus aku lakukan.

"Arraseo. Pergilah ke butik, kau tidak bisa meninggalkan karyawanmu seorang diri," jawabku dengan nada bercanda.

Setelah berpamitan, aku pergi ke arah bus halte. Kepalaku terus tertunduk ke bawah, menatap langkah kakiku sendiri. Sepatu ini. Aku ingat betul membelinya di gaji pertamaku. Waktu itu aku membeli ini bersama Sung Jae. Karena kami berdua sama-sama menginginkan sepatu, maka kami menghabiskan uangnya dengan membeli sepatu yang mahal.

Saat ini sepatunya sudah cukup usang. Goresan di setiap sisinya terlihat dimana-mana. Belum lagi sisi setiap pinggirannya seperti akan terbuka. Aku harus membawanya ke toko sepatu. Sepatu mahal seperti ini sangat sayang jika dibuang.

Aku melihat bus menuju restoran sudah hampir tiba. Dengan langkah terburu-buru aku mendekati halte bus. Untung saja aku tepat waktu. Tidak perlu menunggu dengan lama, begitu bus sampai, aku langsung masuk ke dalam.

"Hyun Sik-ah?"

Seseorang duduk sendirian di kursi belakang. Tidak disangka aku akan bertemu Hyun Sik di bus.

"Hyung? Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya.

Aku duduk di sebelahnya. "Bertemu Cho Rong," jawabku dengan santai.

"Heol! Hyung... Apa kalian berdua..."

Arah pandangku langsung mengarah padanya. Apa yang ada di kepalanya saat ini? Dia pasti menduga aneh-aneh.

"Ya! Kami hanya mengobrol sebentar. Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini? Aku pikir kau pergi ke restoran."

Hyun Sik menundukkan kepalanya. Kenapa tiba-tiba dia langsung diam dan memasang wajah seperti itu. Aku tidak akan melarangnya pergi ke luar, aku hanya bertanya karena Hyun Sik bukan seseorang yang akan pergi tanpa kepentingan apapun.

"Apalagi... Tentu saja aku mencarinya," jawabnya.

Sung Jae? Dia mencari Sung Jae sejak pagi tadi? Semua orang pasti mengkhawatirkannya. Usaha kami semua tidak pernah berhenti demi mendapatkan titik terang.

"Sebelum pergi, aku melihat Sami. Sekalipun belum pernah aku melihat wajah murungnya. Dia tidak nafsu makan, dia tidak mau tidur di tempat tidurnya, dia pasti juga menunggu Sung Jae kembali."

Kepalaku tertunduk ke bawah. Cerita sedih ini tidak perlu dibicarakan. Perasaanku sedang sensitif, aku bisa saja menangis di dalam bus.

비가 내리면 || When It RainsWhere stories live. Discover now