WIR 21

106 11 5
                                    

Yoon Bo Mi

Setelah insiden kemarin, aku tidak tidur hingga hari ini. Perasaan bersalah ini terus menghantuiku. Baiklah, aku mengaku salah sudah mengatakan hal yang membuatnya tersinggung. Anggap saja aku bodoh!

Semalam, aku mencoba menghubunginya lagi. Sudah pasti tidak ada balasan. E-mail yang semalam aku kirim juga tidak dibalas olehnya. Sudah pasti dia benar-benar marah.

"Sekarang aku harus bagaimana, Chorong-ah." Aku merengek seperti anak kecil.

Chorong membereskan peralatan kerjanya dan beralih duduk di atas kasur. Dia memberikan ponselnya padaku. Mwo?

"Berikan nomornya. Biar aku yang menghubungi orang itu," ujarnya.

Aku menggeleng cepat. "Shirreo. Ya, kau tidak akan bisa menghadapi Sunbae," tolakku.

"Keurae. Teruslah menangis seperti ini. Aku harus pergi ke butik."

Dia beranjak dan hendak pergi. Aku menahannya. Apa aku harus memberitahu Cho Rong? Bagaimana kalau Cho Rong mencari Eun Kwang?

"Apa tidak ada cara lain? Dia pasti akan semakin marah kalau tahu aku memberitahumu," ujarku.

Cho Rong kembali duduk di sebelahku. Dia menatapku dengan tatapan iba. Apa aku terlihat menyedihkan? Ya, tentu saja aku akan terlihat begitu. Baru saja aku merasa senang Eun Kwang mau betemu denganku, namun aku justru mengacaukan semuanya.

"Kau benar-benar suka padanya, kan?" tebak Cho Rong.

"Ani! Ya, apa yang kau bicarakan?!" sambarku.

"Tingkahmu sangat terlihat. Kalau kau suka padanya, seharusnya kau berusaha. Untuk apa menangis di sini. Dia tidak akan tahu kau menangis."

Apa lagi yang harus aku usahakan? Semua sudah aku lakukan. Eun Kwang memang bukanlah manusia yang mudah untuk dijinakkan. Dia bagaikan hewan buas.

"Aniyo! Jinjja!"

Cho Rong menggelengkan kepalanya. "Arraseo. Teruslah menangis. Aku akan pergi bekerja," ujarnya.

Berbicara dengan wanita karir memang bukan solusi terbaik. Dia terlalu sibuk mengurusi butiknya, sementara aku sibuk menyesali perkataanku.

"Kau sangat bodoh, Bo Mi-ah!!"

***

Yook Sung Jae

Sejak kemarin hingga saat ini aku terus menjahili Chang Sub. Dia terlihat salah tingkah saat aku menanyakan tujuan dia mendatangi butik Cho Rong. Aku sudah menebak seorang Chang Sub tidak mungkin begitu saja melupakan mantan kekasihnya.

"Cepat beritahu aku. Apa yang membawamu datang ke sana?" lagi-lagi aku bertanya.

Chang Sub kembali menghindar. Dia pergi ke dapur untuk mengecek bahan makanan.

"Hyung, beritahu aku, huh?"

Chang Sub berlari menuju meja kasir. Tindakannya saat ini semakin membuatku semakin menduga hal yang tidak-tidak. Kenapa dia bodoh sekali mencoba menipuku.

"Ya, kalian berdua ini kenapa? Apa ini tempat bermain?" Hyun Sik mengeluarkan jurus andalannya.

"Hyung, dia ini terus saja mengelak. Kalau saja aku tidak ada di sana, mungkin ceritanya akan berbeda."

Chang Sub melayangkan tatapan tajam ke arahku. "Neo! Geumanhae."

Aku mencibir. Terus saja mengelak. Sudah jelas-jelas dia belum bisa melupakan Cho Rong, tetapi tidak mau mengaku. Egonya memang sangat tinggi.

비가 내리면 || When It RainsKde žijí příběhy. Začni objevovat