WIR 10

155 19 0
                                    

Yook Sung Jae

Ini pagi yang indah menurutku. Baru saja aku terpejam dua jam yang lalu, namun saat aku bangun aku menemukan kabar yang menggembirakan.

"Hyung, gomawoyo!"

Aku meloncat dari tempat tidur. Terdengar suara Eun Kwang di dapur. Apa dia sedang memasak? Seharusnya hari ini dia bersantai dengan segelas teh hangat buatan Hyun Sik.

"Annyeong, Eun Kwang hyung!" sapaku dengan senyum terbaik.

Eun Kwang menatapku dengan penuh keheranan. Dia melanjutkan kegiatannya tanpa memperdulikanku.

"Hyung, tidak perlu membuat sarapan. Hari ini kita akan bersenang-senang," ujarku.

"Bersenang-senang? Ya, semalam polisi kembali menelfonku. Kau tau apa yang dia katakan? Pelakunya mengaku dia mendapatkan suruhan dari salah seorang karyawan di JYS Group yang terkenal di Seoul," ujarnya.

Seketika senyumku memudar. Apa yang barusan aku dengar? Aku baru saja berterima kasih pada Young Jae, tetapi kenapa aku mendengar kabar ini.

"Apa di antara kita ada yang membuat masalah dengan JYS Group?" pikir Eun Kwang.

Young Jae katakan dia bersumpah tidak pernah menyuruh orang-orang itu, tapi kenapa pelakunya mengatakan hal berbeda. Siapa yang harus aku percaya kali ini?

"Ige mwoa?"

Aku berjalan ke ruang tamu. Rencananya hari ini aku akan memberitahu sesuatu yang bahagia. Young Jae akan memperbaiki restoran dan membuat promosi, tetapi apa yang Eun Kwang katakan sepertinya akan menyulitkan semuanya.

"Sung Jae-ah, wae?" Chang Sub datang dan duduk di sebelahku. Aku menggeleng lemah.

"Hyung! Hyung! Sung Jae!"

Aku menoleh ke arah pintu. Hyun Sik masuk ke dalam rumah dengan keributan. Apa yang terjadi? Dia seperti bertemu dengan artis terkenal.

"Wae geurae?" tanyaku.

"Restoran! Restoran!" ucapnya.

Aku mengerutkan kening. Restoran? Apa yang terjadi dengan restoran? Hyun Sik berbicara begitu terburu-buru. Aku bahkan tidak tau apa yang dia bicarakan.

"Bicaralah pelan-pelan," sambar Eun Kwang.

"Aku baru saja ke restoran. Kalian tau apa yang aku lihat? Beberapa orang sedang membersihkan restoran. Begitu aku tanya, mereka mengatakan akan membangun kembali restoran," jelasnya.

"Jeongmal? Kau tidak salah lihat, kan?" tanya Chang Sub.

"Jinjja! Mereka mengatakan pengerjaannya membutuhkan waktu beberapa minggu."

"Ya, siapa yang melakukan ini?" tanya Eun Kwang.

Ini pasti Young Jae. Aku yang meminta bantuannya dan dia mengabulkan permintaanku.

"Bukankah ini aneh?" pikir Chang Sub.

"Lupakan. Yang terpenting saat ini kita bisa membuka restoran lagi," ujarku.

"Keurae. Kita tidak akan kelaparan lagi!" sambung Hyun Sik.

Hyun Sik tampak kegirangan. Dia bahkan melompat-lompat selayaknya anak kecil yang mendapatkan balon. Tidak hanya Hyun Sik, Eun Kwang dan Chang Sub pun ikut bergembira.

"Aku akan berusaha membatu kalian, chingu-ah."

•••

Lee Chang Sub

Karena kabar baik yang aku terima pagi ini, aku dan Sung Jae pergi ke supermarket untuk membeli beberapa ramen. Hari ini kami semua akan berpesta di rumah.

Jika soal makanan, seharusnya Hyun Sik lebih tau dariku dan Sung Jae. Aku tidak begitu tau mana makanan murah dan enak.

"Hyung, apa tanggapanmu tentang JYS Group?" tanya Sung Jae.

Membicarakan perusahaan sialan itu. Aku benci mereka semua. Orang yang berkuasa, bertingkah sesuka hati, menomor satukan uang, dan menindas yang lemah. Mereka tidak pantas disebut manusia.

"Molla. Aku sendiri tidak mengerti kenapa perusahaan sialan itu membakar restoran kecil," jawabku.

"Perusahaan sialan?"

"Keurae. Sung Jae-ah, usiamu sudah 20 tahun, kan? Jangan menjadi monster seperti orang-orang itu. Ketika usiamu sudah 20 kau harus bisa membedakan mana manusia dan mana monster," kataku.

"Apa JYS Group berisikan monster?" tanyanya lagi. Sung Jae kelihatan kebingungan.

"Ne. Mereka perusahaan paling licik di korea. Kalau kau berbuat masalah dengan mereka, kau akan habis ditangannya," jawabku.

"Nuguya?"

"Yook Young Sung."

"Sial sekali hidupmu mempunyai nama marga yang sama," ujarku lagi.

Aku memasukkan beberapa ramen ke dalam keranjang. Malam ini akan ada pesta ramen. Anggap saja ini ungkapan terima kasih pada Tuhan karena sudah memberikan berkah yang besar.

Langkahku terhenti begitu melihat seseorang di depanku. Bukankah ini sebuah kebetulan? Lagi. Kami bertemu secara tidak sengaja lagi.

"Eoh, Noona? Annyeong!" Sung Jae melambaikan tangannya. Kenapa Sung Jae sangat antusias melihat Cho Rong?

"Sung Jae-ah, kau masih mencari sesuatu?" aku mengalihkan perhatianku pada Sung Jae. Ia menggeleng pelan.

"Arraseo. Kita pulang sekarang," ujarku.

Untuk saat ini aku tidak bisa bertemu dengan Cho Rong. Setelah apa yang Hyun Sik ceritakan masalah kepolisian tempo hari, aku terlanjur kesal. Cho Rong selalu membuatku kerepotan. Dia melakukan suatu tindakan sesuka hatinya tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi.

"Noona, hari ini kita ada pesta di rumah. Kau mau ikut? Ada sedikit perayaan untuk restoran," ujar Sung Jae. Aku menatap Sung Jae dengan tanpa protes.

"Eoh? Jeongmal?"

"Restoran akan kembali buka beberapa minggu lagi."

Cho Rong melihat ke arahku sebentar. Apa dia takut aku akan marah? Sebenarnya iya. Aku akan semakin kesal jika mengingat cerita Hyun Sik.

"Kajja!"

Sung Jae benar-benar membuatku kesal. Seenaknya saja dia mengajak orang lain tanpa bertanya dulu. Dia juga melakukan hal sama saat menampung Nam Joo. Aku pikir anak seusianya akan bertindak sesuka hatinya.

•••

Maaf ya aku jarang update. Tugas kuliahku terus memanggil 😭

비가 내리면 || When It RainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang