WIR 20 Spesial (2)

92 14 0
                                    

"Sepertinya kau sudah terbiasa tanpa kehadiranku."

- Lee Chang Sub -

***

Lee Chang Sub

Eun Kwang selalu membuat ide yang buruk. Salah satu hal yang membuatku tidak ingin dia menjadi bos adalah ini. Dia membuat aturan seenaknya saja. Untuk apa membuat aturan berlibur satu bulan sekali? Satu hari tanpa membuka restoran, sama saja membuang-buang uang yang seharusnya didapatkan.

"Hyun Sik pasti pergi ke tempat Hani, sementara Sung Jae, dia pasti sibuk membeli baju baru dan mainan baru untuk Sami. Eun Kwang hyung? Ah molla."

"Apa aku harus pergi ke Busan? Ya, itu merupakan ide yang buruk," ujarku.

Aku seperti orang gila yang tidak punya tempat tujuan. Sejak tadi aku hanya mengikuti langkah kakiku. Tidak punya arah tujuan untuk berhenti. Jika ada sesuatu yang menarik perhatianku, maka aku akan berhenti lalu kembali jalan.

"Apa aku harus mengajaknya makan bersama?"

Tiba-tiba Cho Rong terlintas di pikiranku.

Aku memukul kepalaku. Kenapa wanita itu ada di kepalaku. Jangan membuat hal aneh. Aku harus ingat tidak ada hal apapun yang perlu dibicarakan.

Terkadang, aku membenarkan apa yang Hyun Sik dan Sung Jae katakan. Mereka sering kali mengatakan egoku terlalu tinggi. Itu tidak salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar.

"Berakhirnya suatu hubungan, bukan berarti pertemanan pun berakhir,."

Benar, kan? Aku berusaha berpikir realistis dan tentunya mengesampingkan egoku. Tidak ada salahnya mengajak Cho Rong makan bersama. Kami ini kan teman.

Langkah kakiku memutar arah. Tempatku saat ini tidak terlalu jauh dari butik Cho Rong. Hyun Sik pernah memberitahuku, tetapi mengacuhkannya.

Untungnya ingatanku masih berfungsi dengan baik. Aku ingat persis letak serta jalan yang diberitahu Hyun Sik.

"Berdekatan dengan lampu merah? Ya, apa ini tempatnya?" pikirku.

Beberapa kali aku melihat sekitar, apa yang Hyun Sik katakan memang menunjukkan ke tempat ini.

"Bukankah ini butik yang besar? Seingatku, Cho Rong baru saja membuka butiknya."

Dengan banyak pertimbangan, aku akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Seseorang menyambutku di dekat pintu masuk.

"Annyeonghaseo."

Aku ikut membungkukkan badan mengikutinya. "Annyeonghaseo."

Mataku tidak bisa berkedip. Dilihat dari dalam, tempat ini lebih mewah dari bayanganku. Sedikit mustahil rasanya jika dipikirkan secara logika.

"Apa tuan mencari sesuatu? Butik kami menyediakan banyak perlengkapan wanita maupun pria," ujarnya.

Aku menggelengkan kepala. "Aniyo. Aku mencari Park Cho Rong. Apa butik ini miliknya?" tanyaku.

"Ah, ne. Noona ada ruangan kerjanya. Aku akan mengantarmu."

"Noona?" pikirku. Siapa wanita ini. Kenapa dia memanggil Cho Rong dengan sebutan yang akrab.

Wanita itu mempersilahkanku untuk masuk. Wajahku seketika kaku begitu melihat seseorang yang sangat ku kenal di ruangan Cho Rong.

"Chang Sub hyung?!"

비가 내리면 || When It RainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang