40. Dua Muara

1.8K 174 38
                                    

1034 word.

Beritahu aku
Bagaimana agar kau mau melihatku
Beritahu aku
Bagaimana agar kau bersedia mendengar suaraku
Tapi jangan beritahu aku
Bagaimana kau membenciku

Mafia

Lin tau bahwa Jean Arvy berada satu atap dengannya saat ia baru tiba. Namun, ia seolah tak peduli saat ia justru pergi ke kamar Ken, menemani pria yang tak sadar itu seperti sebelumnya.

Dokter Jia masuk ke ruangan untuk memeriksa keadaan Ken.

"Anda tidak menemui Tuan Jean? Kondisinya juga tidak baik." Kata dokter Jia, sembari masih fokus untuk mengganti infus, sesekali melirik Lin.

"Nanti saja," jawab Lin cepat.

"Bagaimana keadaan suamiku?" Ia segera mengganti topik.

"Tidak ada perubahan atau mungkin lebih buruk dari itu."

Lin tampak kecewa, "Apa tak ada yang bisa dilakukan? Apa benar ia tak bisa disembuhkan? Apa benar-benar tak ada jantung untuk menggantikannya? Lakukan apapun, Dokter."

Dokter Jia tak menjawab.

Lin justru terlihat semakin tak karuan. "K .. kalau begitu haruskah kita mengambil jantung orang lain? Membunuh sudah sering keluargaku lakukan kan? Bunuh saja seseorang dan ambil jantungnya. Ya,  itu benar--"

"Nona." Suara dokter Jia mengingatkan.

"Sadarlah." Dokter Jia menghampirinya dan memegang bahunya, menenangkan.

Mata Lin berkaca-kaca. Ia jadi sangat gampang menangis, masalah yang besar dan banyak. Keluarganya runtuh, suaminya kritis ditambah ia sedang hamil, bebannya sangat berat.

Suara wanita itu bergetar. "Hanya biarkan dia hidup, Dokter."

Dokter Jia memeluk wanita berhijab itu. Wanita yang ia lihat sendiri pertumbuhannya dan telah ia anggap sebagai anak sendiri. Seorang gadis kecil yang ia rawat ketika sakit kini telah berubah menjadi angsa cantik yang terluka.

Dua orang itu tak menyadari bahwa semua percakapan mereka telah diamati oleh seseorang yang sedari tadi berdiri di depan pintu.

"Ambil milikku saja." Orang itu berbicara. Nadanya tenang dan datar.

Jean Arvy berdiri di ambang pintu menatap adiknya, adik yang disayanginya lebih dari hidupnya sendiri.

Lin menghapus air matanya sebelum menghampiri kakaknya sembari berkata pada Dokter Jia, "Tolong jaga Ken, Dok."

Dokter Jia mengangguk.

Lin berjalan ke arah taman belakang yang diikuti oleh Jean.

Mafia

Lin menatap lurus pada pemandangan pepohonan di halaman belakang. Hanya diam, tak memandangi seseorang yang duduk di sebelahnya.

Ini adalah pertemuan mereka setelah Lin mengatakan membenci Jean. Suasananya sangat canggung.

Walau sebenarnya hubungan mereka memang tak sehangat saudara yang saling mengasihi.

MAFIA (Completed)Where stories live. Discover now