37. Yang Berharga

1.9K 153 5
                                    

1131 word. Enjoy..

Andai kita tak jumpa
Atau andai dari awal aku tak pernah tercipta
Bibirmu pasti masih mengukir tawa
Kulitmu tak kan luka, kau akan bahagia

Berhentilah mencinta, mari kita berpisah

Mafia

Jean Arvy menghampirinya, ia mundur perlahan.

"K.. Kau mau apa kau disini?" Pria itu terlihat ketakutan. Tak pernah ia menyangka monster akan tiba-tiba menerobos ke rumahnya.

"Hanya menyapa sebagai keluarga." Jean Arvy duduk di sofa, menempatkan diri dengan nyaman.

"Pergi kau dari sini, aku akan menelpon polisi," tubuhnya gemetar.

"Polisi kesini butuh waktu paling cepat 15 menit, sedangkan aku membunuhmu hanya butuh beberapa detik. Masih ada waktu untuk kabur.  Cukup bagus, telponlah." Sulung Arvy sangat santai tapi aura di sekelilingnya mencekik si empunya rumah.

"Apa yang kau inginkan?" gigi bergemelatuk, campuran marah dan takut menjadi satu.

"Sangat bagus bahwa kau bisa bebas dari dugaan korupsi dengan mudah. Bajingan pemerintahan memang luar biasa, benarkan? Menyuap dan menjilat, sangat menjijikan."

"Maksudmu?"

"Ah maksudku adalah kau mungkin bebas kali ini tapi bagaimana jika aku langsung mengirim serangkaian bukti bahwa kita pernah bekerja sama kepada pers? Kau tau itu bisa menghancurkanmu sampai ke akar, orang-orang akan menjauhimu, oh dan mungkin jika kau berjalan tak sedikit orang yang akan melemparimu dengan batu dan kotoran. Ironi sekali," Jean menghembuskan napas berat tapi dengan nada jenaka, mengejek lawan bicaranya.

Tubuh pria itu bergetar menahan marah, matanya melotot seperti akan keluar dari tempatnya. "Kau mau menghancurkanku?"

Jean berkedip sekali, matanya dingin tapi ia tersenyum.  "Terakhir kali kau membohongiku. Kau bilang kau akan memberikan Lin padaku, tapi pada akhirnya kau memberikannya ke polisi dan membocorkan banyak rahasiaku, itulah alasan kau masih bebas tanpa ditahan. Muslihat yang bagus. Cukup beralasan untukku bisa memberikanmu kematian yang paling bagus. Bagaimana hm?"

Bulu kuduk pria itu meremang, "A-Apa maumu? "

"Gampang, lindungi adikku." Mata Jean menajam dan dalam. Nada suaranya tegas.

"Hahahaha kau bercanda? Menyuruhku melindungi adikmu?" Pria itu tertawa seolah yang dikatakan Jean adalah lelucon garing.

"Kau terbiasa menjilat dan menyuap, lindungi saja dia.  Pastikan dia tak terbunuh. Kau tau bahwa hidupmu juga ada di tanganku, dan sekarang hidupmu tergantung bagaimana nantinya kau melindungi Lin." Jean Arvy berdiri.

"Aku akan pergi. Ngomong-ngomong, bahkan jika aku terbunuh sekalipun, kau tidak akan aman juga. Anak buahku banyak, salinan kerja sama itu juga tersebar., nyawamu juga selalu berada di ujung pedangku. Jadi jangan coba-coba berkhianat lagi padaku."

Suara ketukan sepatu di lantai menjadi pertanda sulung Jean meninggalkan tempat, tapi menyisakan kengerian luar biasa di hati pemilik rumah.

Mafia

Hyda tak terselamatkan.

Semua persenjataan di ambil alih, semua anak buah yang tersisa ditahan.

Jean Arvy sampai di sana.  Menatap bekas kekacauan yang terjadi, bekas perkelahian, bercak darah, bau hangus.

Tak lagi banyak orang di sana, beberapa orang yang menjaga menyerangnya, ia selesaikan kurang dari 10 menit dan 10 orang terkapar tak sadarkan diri.

MAFIA (Completed)Where stories live. Discover now