21. Cinta adalah kelemahan

3.6K 299 2
                                    

1270 word

Setelah shalat isya, kami dikagetkan pada ketukan di pintu. Bagaimana tidak, pernikahan kami begitu terprivasi tidak mungkin ada orang yang datang, sedangkan penghulu dan pelayan sudah  dipulangkan ke rumah masing-masing.

Damian mengernyit menatap pada pintu.

"Apa itu Jean?" bisik Arian.

Tak ada yang menjawab. Dalam hatiku pun was-was. Apa mungkin itu memang dia?

Damian membuka pintu dan kami semakin kaget saat mendapati seorang wanita berdiri di sana.

"Faiqa." Lin berlari dan memeluk Faiqa.

Faiqa yang entah mengapa sangat berbeda. Wajahnya pucat dan tampak begitu murung dan tersiksa. Dan bajunya ... hitam?

Pandangannya begitu kosong. Seolah  tak bernyawa. Tatapannya terlalu dalam dan dingin. Lalu, bagaimana bisa dia di sini? Bagaimana bisa gadis itu tau keberadaan kami?

Keila memeluk lenganku erat —adikku takut hantu.

"Ada apa denganmu?" Lin bertanya khawatir. Faiqa tak menjawab, hanya menatap gadisku dengan sedih.

"Sebaiknya kalian masuk dulu," kata Damian.

Lin mengangguk dan menarik Faiqa masuk.

Kami semua duduk di ruang tamu rumah Damian Arvy yang luas. Menunggu Faiqa untuk bicara.

Aku masih mengernyit menatap pada penampilan Faiqa. Dia adalah gadis yang identik dengan warna putih. Semua yang dipakainya adalah putih, tapi malam ini berbeda.

Semua yang dipakainya berwarna gelap, seperti menggambarkan sebuah kekelaman yang kekal.

Faiqa menatap kami semua satu persatu merasa tidak nyaman untuk berbicara.

"Bicaralah, mereka bisa kau percaya," kata Lin.

Faiqa menunduk dan menggeleng. "Aku– aku–mau mati saja. Mati saja ... lebih baik mati saja," bisiknya meracau. Ia tampak tidak fokus.

"Kenapa?" Lin bertanya khawatir. anak bungsu Devian Arvy itu mengelus punggung gadis yang tampak linglung.

"Aku mati saja." Faiqa menangis.

Sekejap ruangan menjadi hening. Keila memegang lenganku erat. Ia mungkin mengira Faiqa adalah makhluk gaib.

"Apa maksudnya?" Aku bertanya dengan lamat-lamat.

Faiqa menunduk. "Aku sudah mati, aku sudah mati, aku sudah mati." Ia terus meracau, air matanya mengalir menganak sungai di pipi.

"Faiqa sedang tidak fokus. Sebaiknya dia istirahat dulu." Damian Arvy memberi suara.

Lin membantu Faiqa untuk berjalan ke kamar untuk beristirahat.

"Dia menyeramkan," bisik Keila.

"Hussst." Aku memperingatkan.

Keila berdecih dan melepaskan genggamannya padaku.

"Sebaiknya kalian juga beristirahat, ini sudah larut," ujar Damian sembari bangkit dari sofa dan melangkah ke kamarnya.

Mafia

Rumah besar ini memiliki 5 kamar. 1 kamar milik Damian Arvy, 1 kamar untuk Keila, 1 kamar untuk Faiqa dan Lin,  1 kamar ditempati oleh Allen dan Arian , dan kamar terakhir ditempati olehku dan Juan.

Kau tau bagaimana sakitnya hatiku tidak sekamar dengan istriku di malam pertama? Sangat menyedihkan.

Karena haus, aku terbangun. Aku menggerakkan kakiku untuk pergi ke dapur dan mengambil air.

MAFIA (Completed)Kde žijí příběhy. Začni objevovat