Part 48

122 16 0
                                    

Happy reading guys❤️

AUTHOR POV

"Tapi ,Vin. Kalau seandainya nanti gue beneran pergi, lo jangan sedih ya, jangan lagi ingat tentang gue. Pokoknya lo harus bahagia dan nemuin cinta lo yang baru lagi"

Kelvin langsung melepas pelukannya, "Jangan ngomong yang aneh-aneh, gue nggak bisa bayangin kalau itu beneran terjadi"

"Maaf, tapi lo juga harus bisa nerima apapun yang terjadi nanti. Gue pengen banget bisa sama lo selamanya, tapi takdir Tuhan siapa yang tau"

"Ran, gue mau minta satu hal ke lo, boleh?"

Rania tentu mengangguk, "Minta apa?"

"Selagi lo sama gue, jangan ungkit lagi tentang penyakit lo, gue nggak mau denger itu lagi, gue nggak mau denger nada sedih yang keluar dari mulut lo, disaat gue disini lagi berusaha buat lo seneng"

"Maaf, lo marah ya?" Rania langsung menunduk.

Kelvin menggeleng, tak lupa juga tersenyum agar Rania tidak takut dengannya, "Nggak, gue nggak marah sama sekali sama lo. Gue cuma ngerasa kecewa aja denger lo ngomong gitu, saat lo lagi sedih karena bahas itu, gue ngerasa gagal buat lo bahagia"

Kini Rania yang dibuat menggeleng, "Lo nggak gagal, jangan pernah berpikir kayak gitu lagi, lo bahkan sangat berhasil buat gue bahagia"

"Mau janji sama gue? Jangan bahas lagi kekurangan lo di depan gue"

"Gue janji, maaf buat lo sedih dan kecewa"

Kelvin langsung menggenggam erat tangan Rania, "Jangan sedih lagi ya, ingat aja kalau lo sedih, lo bakal buat gue kecewa karena nggak berhasil buat lo bahagia" Rania mengangguk, lalu memeluk erat Kelvin. Ia tak tau bagaimana caranya mengucap syukur kepada Tuhan yang ternyata sangat baik padanya dengan menghadirkan sosok Kelvin dalam hidupnya.

Karena Kelvin Radero adalah salah satu hadiah terindah yang dikirim Tuhan untuk Rania Anandya Ayrin.

"Eh?! Gue ganggu ya?" Rania dan Kelvin buru-buru melepas pelukan mereka saat melihat Reyhan yang sedang berdiri dengan wajah sok polosnya.

"Udah tau nanya" jawab Kelvin yang jengkel karena merasa Reyhan telah merusak suasana romantis nya dengan Rania, harusnya kan Reyhan yang jomblo itu sadar diri, mana boleh mengganggu pasangan baru yang sedang berduaan.

"Ya niatnya sih nggak ganggu, cuma ngeliat adegan pelukan terus. Jiwa jomblo gue meronta-ronta minta gangguin moment kalian" ujar Reyhan tanpa dosa lalu langsung duduk di antara Kelvin dan Rania.

"Ish ngapain sih?! Kak Rey! Pindah! Jangan di tengah!" omel Rania yang kini ikut jengkel dengan kelakuan kakak satu-satunya.

"Gue cuma nggak mau kalian berbuat dosa, ingat! Nggak boleh berduaan terlalu lama, nanti orang ketiganya setan!"

Kelvin memutar bola matanya malas, "Iya! Lo yang setannya!"

"Mana ada setan setampan gue" Reyhan sudah narsis sendiri, merapikan rambutnya agar terlihat lebih berantakan dan tampan.

"Ganteng? Lo yakin? Kok masih aja jomblo?"

"Gini nih, orang yang nggak ngerti perasaan para jomblo! Denger ya calon adik ipar yang ganteng nya kalah sama gue! Jomblo itu bukan berarti nggak laku, cuma ya lebih nyaman sendiri aja"

"Pembelaan lo! Semua jomblo juga pasti jawab gitu!"

"Nggak usah nge hina status gue deh Vin, lo baru jadian kemarin aja sombong nya udah segede gedung!"

"Lah biarin, daripada lo yang masih jomblo aja udah sombong segede bola dunia!"

"Durhaka lo Vin sama gue! Gini-gini juga gue calon kakak ipar lo! Hormat dikit kek! Berasa nggak ada harga dirinya gue!"

"Nggak usah alay deh" balas Rania yang kini sudah fokus dengan novel nya kembali.

"Ran, Napa sih lo suka sama nih cowok? Nggak sopan banget jadi orang, cuma menang tampang doang!"

"Udah nge hina gue nya?" sahut Kelvin sinis.

"Lo mau nya gimana?"

"Kok lo makin nggak jelas sih Kak? Kepentok apa barusan?" tanya Kelvin yang kini merasa heran.

"Kepentok dahan kayu gue tadi! Liat nih angin kenceng banget" jawab Reyhan santai, "Eh Vin! Lo ngapain sih kesini mulu?"

"Apaan sih kak?! Emang Kelvin nggak boleh kesini? Dia kan pacar aku!"

"Jangan nge gas dulu napa! Maksud kakak tuh, kenapa Kelvin terus yang kesini, kenapa nggak kamu aja yang ke rumahnya. Gitu loh adiknya Kak Rey yang paling cantik"

Kelvin terdiam, kini ia tak bisa membalas perkataan Reyhan.

"Ya bagus lagi kalau Kelvin yang kesini, jadi aku nggak perlu capek-capek lagi buat pergi kesana. Ya kan Vin?" Rania meminta pendapat Kelvin.

Kelvin mengangguk perlahan, "Iy--iya"

"Terserah lo berdua deh, nih Ran minum obat lo, selalu aja malas minum obat, untung gue sebagai kakak memiliki tingkat perhatian yang tinggi" Reyhan memberikan beberapa obat yang berada di tangannya pada Rania.

"Bukannya malas, tapi lupa"

"Sok nggak ngaku lagi, udah ah, gue mau keluar dulu, hari ini ada jadwal jalan sama gebetan"

"Gebetan? Emang lo punya?"

"Punyalah! Vin, sebelum gue datang lo jangan pulang dulu bisa? Kasian Rania sendiri" pesan Reyhan.

Kelvin mengangguk penuh antusias dan rasa syukur, akhirnya perusak moment romantisnya dengan Rania kini memutuskan untuk pergi juga.

"Siap! Udah sana lo buruan pergi"

"Kok lo ngusir?"

"Nggak gitu maksud gue, lo buruan pergi biar gebetan lo nggak nunggu lama, kasian kan nanti make up nya luntur, lo peka dikit kek!" jelas Kelvin yang membuat Reyhan langsung manggut-manggut.

"Ok, gue otw sekarang ya. Bye!!"

Seperginya Reyhan, Rania kembali menyenderkan kepalanya di bahu Kelvin.

"Vin, kapan-kapan ajak gue ke rumah lo ya, gue pengen kenal sama orang tua lo"

Kelvin menegang, bingung akan menjawab apa, jika ia berkata jujur maka ia akan menyakiti Rania.

Mungkin saat ini, berbohong adalah jalan yang terbaik.

Kelvin tersenyum, lalu mengelus rambut Rania, "Pasti, gue bakal ajak lo ketemu mereka"

Selesaii...

Thank you for reading guys.🥰

Publish on
29 Juni 2020

Back in Love✔ [COMPLETE]Where stories live. Discover now