Part 5

460 48 19
                                    

"Satu-satunya mimpi indahku hanyalah ketika aku menemukanmu disana"

•••••

AUTHOR POV

Kelvin melajukan motornya di bawah rata-rata.

Setelah menemui Vira tadi untuk meminta penjelasan, ia pun berniat untuk berkunjung ke makam Kania.

Sesampainya disana Kelvin memarkirkan motornya, ia berjalan ke arah makam Kania sambil membawa sebuket bunga lily.

"Gue kangen lo sama Mama,"

"Andai aja lo ada disini sekarang, hidup gue nggak akan kaya gini"

Kelvin berdiri mematung, mendengarkan saja apa yang di ucapkan gadis yang sedang menangis di hadapannya.

Yang lebih parah lagi, gadis itu menangis tepat di depan batu nisan milik Kania.

"Kan, gue pengen banget bisa bareng lo lagi. Please jemput gue secepatnya" Kelvin tersentak mendengar hal itu.

"Lo?" panggilan Kelvin membuat gadis itu menoleh, tentu dengan wajahnya yang sudah sembab.

Gadis itu langsung meninggalkan Kelvin, namun Kelvin segera menghentikannya.

"Jangan lari dari masalah, kalau lo nggak mau di anggap pengecut"

Ia pun berhenti, lalu menoleh ke arah Kelvin.

"Lo ada masalah sama gue?" tanya gadis itu.

"Lo siapanya Kania?"

"Apa pentingnya buat lo?"

"Please jawab aja"

"Nggak guna!"

"Gue tanya ya jawab! Bukannya malah ngomel!"

"Gue inget sekarang, lo orang gila yang di depan cafe kan?" tanya gadis itu, Kelvin langsung membelalakkan matanya.

"Gue nggak gila!!"

"Terserah!!" gadis itu meninggalkan Kelvin, Kelvin yang tersadar pun langsung berteriak memanggilnya.

"TUNGGU! GUE BELUM TAU NAMA LO!!"

"WOYY NAMA LO?!"

"Rania" balasnya dengan berteriak juga.

"Rania." gumam kelvin.

*****
Malam harinya...

Kelvin berada di taman bunga yang sangat indah, ia melihat sekeliling nya. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

Dari arah kanannya, terlihat seorang wanita cantik dengan gaun putih dan rambut yang tergerai indah sedang menghampiri Kelvin, dialah Kania.

"Kania?" Kania mengangguk dan tersenyum, senyuman paling indah yang pernah Kelvin lihat.

Kelvin memeluk Kania, mereka berpelukan. Menyalurkan segala kerinduan mereka.

"Ini lo, Kan? Ini beneran lo?" Kania lagi-lagi mengangguk menjawab pertanyaan Kelvin.

"Gue kangen lo" ucap Kania, lalu menuntun Kelvin menuju salah satu gazebo yang berada disana.

Kania menepuk pahanya, menyuruh agar Kelvin segera menidurkan kepalanya disana. Kelvin mengangguk, lalu melakukan apa yang di perintahkan Kania.

"Apa lo bahagia?" tanya Kania, sambil mengelus-elus rambut Kelvin.

Kelvin pun memejamkan matanya, menikmati kenyamanan yang ia rasakan saat ia hanya bersama Kania.

"Gimana gue bisa bahagia? Kalau kebahagiaan gue udah pergi ninggalin gue, lo udah pergi, Kan" Kania menggeleng mendengar pernyataan Kelvin.

"Gue nggak pergi, gue bakal selalu ada disini" Kania menunjuk dada Kelvin. "Gue bakal selalu ada di hati lo, percaya itu" lanjut Kania.

Kelvin menahan tangan Kania, lalu menciumnya.

"Please kembali Kan, atau lo ajak gue buat pergi sama lo, kemanapun lo ajak gue bakal ikut. Asal itu bersama lo"

"Dunia kita udah beda Vin, tapi percaya sama gue. Nanti kalau udah waktunya, kita bakal bersama lagi"

"Kan, gue pengen dapetin kebahagiaan gue, dan kebahagiaan itu cuma ada di lo"

"Lo pasti bisa bahagia, ada atau nggak nya gue di samping lo sayang" ucap Kania dengan suara lembutnya, membuat hati Kelvin merasa nyaman.

"Tapi gue mau nya lo"

"Tapi gue udah nggak bisa ada di samping lo. Cepat atau lambat lo bakal dapetin pengganti gue" Kelvin menggeleng, lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Lo pasti bakal segera nemuin kebahagiaan lo yang baru, walaupun itu bukan gue"

"Cuma lo yang bisa buat gue bahagia"

"Ingat selalu ya Vin, walaupun gue nggak ada di samping lo, nemenin setiap perjalanan hidup lo lagi. Tapi lo harus yakin, gue selalu ada di hati lo. Cinta gue bakal selalu nemenin lo dimana pun dan kapan pun"

"Gue harus pergi Vin, sampai ketemu lagi nanti" Kania beranjak dari duduknya, Kelvin yang melihat itu pun langsung memeluk Kania dari belakang.

"Ajak gue sama lo" tangis Kelvin mulai terdengar, Kania pun berbalik lalu menghapus air mata Kelvin dengan penuh kelembutan.

"Gue cinta lo, gue pengen selalu sama lo. Tapi nyatanya takdir berkata lain"

"Apa gue harus lawan takdir dulu? Baru gue bisa selalu sama lo?" Kania langsung menggeleng.

"Lo nggak perlu lakuin apapun, ikutin aja takdir lo karena semuanya udah di atur. Percaya kalau lo bakal bahagia Vin"

"Kan, gue cinta lo. Jangan pergi, please"

"Gue lebih cinta sama lo, jangan sedih lagi dan jangan pernah berpikir kalau lo nggak bakal bahagia"

"Kalau lo sayang sama gue, lo harus bahagia. Karena kalau lo bahagia gue juga bahagia begitu juga sebaliknya" Kelvin terdiam mendengar setiap perkataan Kania.

"I love you" Kania melambaikan tangannya ke arah Kelvin, lalu menghilang di balik kabut berwarna putih. 

Selesai..

Thank you for reading guys 💗

Publish on
23 Sep 2019

Back in Love✔ [COMPLETE]Where stories live. Discover now