Part 2

571 48 23
                                    

"Mungkin saja, ini adalah awal di mulainya kisah kita"

•••••

AUTHOR POV

Mata mereka pun saling beradu. Iya, mata Kelvin dan gadis itu. Mereka diam dengan posisi seperti itu selama beberapa detik.

Sampai pada akhirnya, gadis tersebut tersadar dari lamunan nya. Lalu berdiri tegak dan melepas tangan kelvin yang berada di pinggangnya.

"LO?! APA---"

"Kania? Lo Kania?" Kelvin mengguncang bahu gadis yang di hadapannya, namun tak sampai menyakitinya.

Gadis itu menaikkan alisnya bingung, "Maksud lo?!" tanyanya langsung.

"Lo Kania? Please jawab gue!"

"Bukan!" jawab gadis itu. Kelvin langsung menggelengkan kepalanya tak percaya, kedua tangannya lalu menangkup wajah gadis itu.

"Wajah ini..ini lo kan Kania? Please bilang iya."

"Apaan sih lo?! Gue bilang bukan ya bukan!" sentak gadis itu, sambil melepas tangan Kelvin dari pipinya.

"Tapi kenapa bisa? Wajah lo? Nggak! Gue yakin lo Kania!"

"Apa hak lo mengklaim gue sebagai Kania?!"

"Kan, gue kangen lo" Kelvin berusaha memeluk gadis itu, namun dengan cepat gadis itu menghindar dan,

Plakk!!

Ia langsung menampar Kelvin. Tepat di depan umum dan semua orang.

"Lo!" gadis itu menunjuk Kelvin dengan tatapannya yang nyalang, "orang gila pertama yang gue temuin hari ini!!" lanjutnya.

Gadis itu pergi, menghiraukan segala teriakan dan ucapan Kelvin.

"Sial! Sial! Sial!!" umpat Kelvin, sambil menendang ban mobil yang ada di dekatnya.

Dino, Rama dan Rafa yang sedari tadi menyaksikan itu pun langsung bergegas menghampiri Kelvin.

"Bubar semuanya! Bubar!" teriak Rama, berusaha membubarkan orang-orang yang sedari tadi menyaksikan adegan Kelvin dan gadis asing itu.

"Heran sama orang-orang disini, seneng banget nontonin orang berantem" gerutu Dino, sedangkan Rafa hanya geleng-geleng kepala, heran dengan sikap semuanya.

"Lo nggak papa?" tanya Dino sambil memegang pundak Kelvin.

Kelvin pun menggeleng, karena ia memang tidak apa-apa. Namun hatinya yang merasa sakit.

"Tadi itu---"

"Gue nggak tau dia siapa" balas Kelvin, memotong pembicaraan Rama.
"Kita harus cari tau!"

*****

Malam harinya, Kelvin duduk di balkon kamarnya. Menikmati bintang-bintang yang sedang bersinar terang di langit sana.

Tangan nya memegang sebuah bingkai foto. Bingkai foto sepasang kekasih yang terlihat sangat bahagia.

Siapa lagi kalau bukan Kelvin dan Kania.

"Setelah 3 minggu lo pergi dari hidup gue, sekarang lo kembali lagi, Kan. Tapi gue nggak yakin apa itu lo atau bukan" Kelvin mengelus wajah Kania yang terlihat sangat bahagia di foto itu.

"Gue harap itu lo, dan gue harap ada keajaiban yang bisa kembaliin lo ke gue lagi,"

"Walaupun gue tau, keajaiban itu mustahil bakal terjadi." Kelvin menghela nafasnya pasrah, tak bisa di pungkiri lagi jika sejak perginya Kania dari hidupnya, kebahagiaannya pun ikut pergi.

Tok..tokk..tokk!!

Kelvin pun langsung berjalan menuju pintu kamarnya.

"Kenapa, Bi?" tanyanya saat pintu baru saja ia buka.

"Den Kelvin di panggil sama tuan, di suruh ke ruangannya tuan sekarang" Kelvin menghembuskan nafasnya pasrah. Malas jika menemui papanya sendiri.

"Nanti Kelvin ke sana" Kelvin pun memasuki kamarnya, lalu menaruh bingkai fotonya dengan Kania dan segera menuju ruangan papanya.

"Kenapa?" tanyanya dingin, saat sudah memasuki ruangan Raditya, Papa kandungnya.

"Kamu kenapa tadi nggak ikut meeting?" tanya Raditya dengan nada tegas.

"Nggak suka" balasnya.

"Papa udah bilang dari awal, kalau kamu harus belajar untuk memimpin perusahaan dari sekarang, supaya kamu bisa menggantikan Papa nanti!"

"Aku juga udah bilang dari awal, aku nggak suka kalau Papa selalu ngatur tentang semua kehidupan aku!!"

"Ini demi kebaikan kamu juga, Vin. Jangan selalu membantah Papa!"

"Papa yang mulai duluan, aku udah bilang kalau aku belum siap ngurus perusahaan!"

"Papa nggak nyuruh kamu ngerjain semua kerjaan papa, Papa cuma mau kamu sesekali ikut meeting, biar kamu tau tentang suasana di perusahaan!"

"Aku nggak mau!"

"Kamu udah mulai durhaka sama papa!! Kenapa kamu jadi begini, Kelvin?! Atau karena hasutan Mama kamu itu?!" tanya Raditya murka, Kelvin pun tak kalah kesal karena Raditya selalu mengungkit tentang Mamanya jika ia berbuat kesalahan.

"Ini bukan salah Mama!"

"Terus siapa?! Cuma dia yang bisa buat kamu ngelawan sama Papa kamu sendiri!"

"Papa yang emang pantes di lawan!! Mama nggak salah. Papa lupa gimana kesabaran Mama saat Papa minta cerai ke Mama demi wanita lain?!"

"Jangan bahas itu lagi!"

"Papa nggak mau bahas kesalahan Papa sendiri, sedangkan Papa selalu menjelek-jelekkan Mama di depan aku dan semua orang!! Gitu?"

"Yang sopan kamu kalau ngomong sama Papa kamu sendiri!"

"Papa yang nggak pantes di ajak bicara sopan!"

Plakk!

Tamparan keras mengenai pipi kiri Kelvin, Kelvin hanya meringis lalu menyeka sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Tentu saja karena itu ulah Papanya sendiri, Raditya.

"Papa nggak suka kamu kayak gini, ubah sikap kamu!"

"Papa duluan yang ubah sikap, setelah itu baru aku!"

Kelvin langsung menuju pintu keluar dari ruangan Papanya.

Brakk!!!

Dengan kasar Kelvin membanting pintu itu, membuat Raditya hanya bisa diam mematung sambil menatap kepergian putra semata wayangnya.

Selesai...

Thank you for reading guys💗

Publish on
16 Sep 2019

Back in Love✔ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang