Part 42

136 18 0
                                    

Happy reading guys.
Have a nice dayyy❤️

AUTHOR POV

"Kenapa lo?" tanya Rama saat melihat Kelvin yang sedang menarik nafas, lalu membuangnya, bahkan sudah beberapa kali Kelvin terlihat melakukannya.

"Gugup lo ya?" tebak Dino.

"Jelas lah! Gugup gila gue!"

"Santai aja kali! Alay lo ah!" cibir Rafa yang sedang mempersiapkan foto.

"Udah kelar, Raf?"

"Bentar lagi" sahut Rafa tanpa menoleh, tangannya masih merapikan beberapa momen kebersamaan Kelvin dan Rania yang telah berbentuk foto.

"Sumpah gue daritadi keliling nyari bunga Lily! Untung aja dapet!" keluh Risa yang datang bersama Sintya dan juga Vira.

"Nggak tau kenapa, hari ini nih bunga langka banget"

"Nggak mau tau pokoknya bayarannya harus double."

"Bener kata Sintya, harus double! Capek tau kita nyiapin ginian dari tadi pagi"

"Pamrih lo pada!" balas Kelvin.

"Lilinnya buruan susun, kenapa belum ada lilin satupun?"

"Kita nunggu kalian dateng, Vir. Kan kalo cewek yang nyusun hasilnya bakal lebih bagus" elak Dino yang sedang duduk santai sambil meminum ice caramel nya.

"Apa hubungannya ogeb?!" sahut Sintya.

"Ada lah! Tangan cewek itu lebih teliti,  terus ide nya juga cemerlang. Makanya sana buruan lo susun lilinnya!"

"Din, lo nggak kerja kan? Berarti nggak ada traktiran ya besok, ya kan Vin?" tanya Rafa meminta pendapat pada Kelvin.

"Jelas!"

"Apaan nih?! Ide gue udah keluar banyak! Capek mikir! Itu si Rama santai banget daritadi!"

"Santai apaan lo bilang?! Gue lagi mikirin menu makanan yang cocok buat dinner mereka nanti!"

"Yaelah, milihin menu makanan gue juga bisa!"

"Oh lo bisa? Gue kira bisanya cuma bacot doang!" sahut Sintya membela Rama.

"Sadis emang lo berdua!"

"Din, mending lo hias meja deh sana!"

"Siapa lo ngatur-ngatur gue?" tanya Dino yang sudah terlanjur kesal pada Rama.

"Bacot! Buruan elah! Biar cepet kelar nih. Udah sore!" Rafa angkat suara, membuat Dino yang sudah tersudut mau tak mau melakukan itu.

Setelah hampir satu jam mereka mempersiapkan semua, akhirnya yang di rencanakan pun selesai dengan sempurna.

"Nav, laper" lirih Rafa lalu duduk di sebelah Vira.

"Ya makanlah Kak"

"Mana pudding gue? Katanya lo buatin gue pudding"

Vira menepuk keningnya pelan, "Gue lupa" lalu ia mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tas yang dibawanya tadi.

"Nih Kak, makan" Vira menyodorkan kotak pudding itu pada Rafa, membuat Rafa langsung menggeleng.

"Lho kenapa?" tanya Vira yang heran, tak biasanya Rafa menolak pudding coklat pemberiannya.

Rafa mengangkat kedua tangannya, "Tangan gue pegel, suapin" pintanya, membuat Rama yang sedang meminum air mineralnya langsung terdesak.

"Anjir! Bucin parah! Udah stadium akhir lo Raf!"

Rafa melirik sinis pada Rama, memilih untuk menghiraukannya.

"Nav, suapin"

"Eh..iya Kak"

Rama memutar bola matanya malas, terlalu kenyang melihat adegan yang berada di hadapannya, sudah terlalu sering!

"Vin, mending lo jemput Rania sekarang."

"Iya Vin, udah beres nih semua!"

"Oke, gue otw ya. Thanks banget guys!"

"Yoi! Good luck my bro!"

Tak lama kemudian, Kelvin datang bersama Rania yang matanya sengaja di tutup sejak tadi, karena ini sebuah kejutan spesial untuk Rania-nya.

"Vin, masih jauh ya?" tanya Rania meraba-raba sekitar dengan tangannya. Malam ini ia menggunakan dress selutut berwarna biru laut, membuatnya nampak begitu anggun dan feminim.

"Udah deket, bahkan kita udah sampai"

"Gue buka ya" Rania hendak membuka penutup matanya, namun segera di cegah oleh Kelvin.

"Jangan, biar gue yang lepas" Rania mengangguk. Setelah penutup matanya terlepas, Rania lalu menatap penuh kagum pada tempat yang ia lihat kini.

Lilin yang di tata rapi, dan hiasan yang makin memperindah suasana rooftoop ini.

Namun mata Rania menangkap satu objek yang membuatnya berkali-kali lipat kagum, ada banyak fotonya dan Kelvin yang di letakkan di atas meja dan ada beberapa juga yang di gantung.

Rania sendiri bahkan tak tau darimana asal foto itu, yang jelas dirinya sangat bahagia.

"Darimana foto ini?" tanya Rania, matanya menatap lekat foto-foto yang terpajang disana.

"Dapet dari suatu sumber yang di rahasiakan" sahut Kelvin, lalu berjalan menuju tempat duduk.

Krit...

Kelvin menarikkan sebuah kursi untuk Rania, "Duduk Ran" Rania mengangguk, lalu duduk di tempat yang Kelvin siapkan untuknya.

"Indah banget, Vin" kagum Rania, matanya masih menatap sekelilingnya.

"Lo suka?"

"Bangett!" balas Rania antusias, "Tapi gue bingung satu hal" ucapnya tiba-tiba.

"Tentang apa?" tanya Kelvin.

"Kenapa lo ngajak gue kesini? Dan tempat ini...tempat ini terlalu mewah hanya untuk sekedar makan malam"

"Ya emang karena ini bukan cuma sekedar makan malam biasa"

"Maksud lo?"

"Hari ini spesial, buat kita."

Selesaiii...

Thank you for reading guys💕

Publish on
17 Juni 2020

Back in Love✔ [COMPLETE]Where stories live. Discover now