Part 45

120 16 0
                                    

Happy reading.

AUTHOR POV

"Papa ijinin kamu milih siapapun, selain Rania"

"Papa pikir aku bakal setuju?"

Alexa langsung memasang tampang tak sukanya, "Bandel banget ya kamu! Harusnya kamu tuh banyakin bersyukur! Karena udah dikasi kesempatan bagus gini!"

"Bersyukur? Gimana bisa aku bersyukur dapet tawaran kayak gitu?"

"Vin!"

"Apa, Pah? Papa pikir aku bakal bahagia dengan cara ini! Papa salah!"

"Papa udah kasi kamu kesempatan buat milih cewek lain! Jadi kamu tinggal pilih aja, gampang kan?"

"Papa terlalu berpikir simple! Papa pikir aku bakal segampang itu lupain Rania dan nyari penggantinya? Segampang Papa ninggalin Mama dan milih cewek itu" Kelvin langsung menunjuk Alexa.

"Mas," Alexa meminta pembelaan pada suaminya.

"Kamu masih aja bawa masa lalu! Toh walaupun Papa nggak sama Mama Alexa, Mama kamu juga pasti tetep nggak ada kan?"

"Denger baik-baik Vin! Bener yang dibilang Papa kamu! Coba kamu pikirin pake otak kamu yang nggak seberapa itu, mana ada orang tua yang mau anaknya punya pasangan yang penyakitan!"

"Cuma kalian!"

"Pikirin lagi, kalau suatu saat nanti Rania ninggalin kamu sama kayak Kania, kamu pasti frustasi lagi kan? Emang kamu mau di tinggalin buat yang kedua kalinya? Inget Vin, umur mana ada yang tau!!"

"Kalian keterlaluan! Apa salahnya Rania sih sampai-sampai kalian kayak gini?!"

"Kamu bilang gitu seolah-olah kita orang jahat banget tau nggak?! Padahal kita cuma mau bantu kamu biar nggak ngerasa kehilangan lagi! Tapi kamu terlalu berpikiran negatif!"

"Kalian yang seolah-olah sok baik! Aku udah mikirin resiko sebelumnya! Aku sayang sama dia! Dan gimanapun aku bakal selalu ada buat dia! Walaupun kalian nggak setuju!"

"Anak durhaka kamu, bisa nggak, nggak usah bentak-bentak orang tua!" omel Alexa.

"Biarin aja sayang, nggak tau kenapa sikap dia makin hari makin nggak bener! Nggak ada akhlak!"

"Kalian yang nggak pernah ngertiin aku!"

"Kurang ngerti apalagi Papa sama kamu? Papa udah kasi kamu kesempatan sendiri buat milih calon kamu, nggak apa selain Alana, tapi kamu nya malah minta lebih!"

"Tapi Papa juga harus ngertiin aku yang cuma mau Rania!"

"Rania sakit Vin! Sakit parah! Ya Tuhan kamu tuh, kita cuma mau yang terbaik buat kamu!" Alexa menoleh ke arah Raditya, "Bakal susah, Mas. Keras kepala banget anak kamu" adunya.

Kelvin langsung memutar bola matanya malas, selalu saja Alexa bersikap sok peduli padanya.

"Sekarang Papa kasi kamu pilihan terakhir"

"Apa?" tanya Kelvin yang sudah malas berdebat.

Raditya menoleh pada Alexa, seolah meminta pendapat sedangkan Alexa langsung mengangguk tanpa ragu sedikitpun.

"Pilih dia atau Papa?"

"Maksud Papa?"

"Kamu pilih Rania atau Papa kamu?" Alexa mengulang pertanyaan Raditya tadi.

"Kalau kamu pilih Rania ya silahkan, berarti kamu harus siap juga lepas Papa dan semua yang Papa berikan"

Kelvin tersenyum sinis, "Jadi Papa ancam aku?"

"Terserah kamu mikirnya gimana"

"Kalau kamu milih Papa, lepas Rania dan ikutin saran Papa tadi, gampang kan? Kamu cuma kehilangan satu orang"

"Pikirin baik-baik Vin, kalau kamu pilih Papa, kamu akan tetep punya semuanya, orang tua yang lengkap juga fasilitas yang selalu Papa berikan"

"Kalian pasti tau jawabannya" lirih Kelvin.

"Aku yakin dia bakal milih kita, Mas" bisik Alexa yang membuat Raditya mengangguk.

"Jadi apa jawaban kamu?"

"Tetep seperti awal, nggak ada yang berubah, Kelvin bakal tetap pilih Rania"

"Gila kamu!"

"Terserah Papa berpikir gimana, aku lebih baik kehilangan semuanya daripada ngelepas Rania"

"Pikirin sekali lagi!"

"Percuma Pah, aku bakal tetap pilih Rania"

"Orang tua apa kalian?!" ketiga orang yang tadinya sedang berdebat, kini fokus ke arah sosok seseorang yang sedang berdiri di pintu gerbang.

"Rama?" gumam Kelvin.

Rama mendekat ke arah Kelvin, "Gue setuju sama lo, nggak guna tinggal sama orang tua kayak mereka"

Kelvin mengangguk membenarkan.

"Lo berhak bahagia," ujar Rama sekali lagi.

Lalu ia menoleh ke arah Raditya dan Alexa, "Nggak nyangka, kalian ngusir anak kalian sendiri cuma karena dia mencintai seorang gadis? Kalian pikir ini lucu?!"

"Jangan ikut campur kamu!" bentak Alexa.

"Oh sorry Tante, karena Tante yang terlalu banyak ikut campur urusan percintaan nya sahabat saya, jadi saya tentunya berhak juga"

"Pantes anak saya nggak sopan gini! Orang dia bergaulnya sama kamu!"

"Harusnya Om yang lebih dulu ngertiin posisi anak Om, dengan begitu Om pasti akan di hormati"

"Ram udah" ujar Kelvin, agar tak ada lagi perdebatan antara sahabat dan orang tuanya.

Kelvin merogoh sakunya, mengeluarkan dompet yang berisi uang dan ATM serta juga kunci mobil

"Handphone?" tagih Alexa, Kelvin langsung memberikan handphone nya pada Alexa.

"Kita pergi Vin, buktiin kalau lo bisa hidup lebih baik daripada disini!" ajak Rama.

"Emang bisa apa dia tanpa saya?" tanya Raditya menantang ucapan Rama.

"Banyak! Dia bisa lakuin apapun yang nggak akan dia bisa lakuin disini, saya harap Om nggak menyesal karena berbuat ini"

"Oh ya satu lagi pesan saya Om, jangan mudah terhasut apalagi sama orang yang ada di sebelah Om. Karena Om mungkin aja bukan satu-satunya yang dia panggil sayang"

"Yuk Vin" ajak Rama, lalu meraih bahu sahabatnya, berusaha menenangkan.

Namun sebelum itu, Kelvin berjalan menuju ke arah orang tua nya, menyalim tangan mereka, berpamitan.

"Kelvin pergi"

Selesai...

Thank you for reading guys❤️

Publish on
24 Juni 2020

Back in Love✔ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang