Part 19

170 25 5
                                    

Happy Reading ❤️❤️

AUTHOR POV

Ketiganya sontak mengangguk, "Nah itu lo tau"

Kelvin menatap ketiganya dengan tak percaya, "Kita serius mau ke rumah Rania?" tanyanya memastikan.

"Iyalah! Jam segini dia jelas ada dirumah!" balas Rama tak santai.

"Gila emang! Kita kan bisa rayain besok, nggak harus saat ini juga!!" balas Kelvin tak habis pikir dengan pemikiran sahabat-sahabatnya.

"Emang bisa di rayain besok, tapi kan Rania orang yang istimewa buat lo, jadi ya harus di perlakukan istimewa juga"

"Besok ajalah, sekarang anter gue balik!!"

Ketiganya langsung melotot kaget, "Enak aja lo ngomong!! Lo pikir bensin murah? Terus ide dari otak kita-kita percuma dong!!" balas Dino ngegas.

"Ya gue nggak minta kalian rencanain ini, kalau Rania mikir yang nggak-nggak tentang gue gimana? Dan juga kita baru aja kenal"

"Udahlah lo nggak usah ribet-ribet mikirin itu. Bukannya gue udah bilang lo tinggal ikutin alur mainnya aja, biar kita-kita yang merencanakan"

"Tap---"

"Stt diem! Nanti gue ngamuk, Lo gue turunin di jalan!!" kesal Dino.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di depan pintu gerbang kediaman keluarga Rania.

"Turun, Vin. Ngapain masih duduk" ucap Rafa yang melihat Kelvin tak beranjak dari tempatnya.

"Ini serius?"

"Serius lah! Kalau nggak mana mungkin kita malem-malem kesini. Udahlah yuk turun!" Rafa mau tak mau menyeret Kelvin agar sahabatnya itu mau turun.

Saat baru saja turun dari mobil, Kelvin bisa melihat Risa, Sintya dan Vira yang sudah berdiri sambil membawa kue, buket bunga dan juga boneka.

Kelvin hanya bisa geleng-geleng kepala, "Kalian niat banget sumpah!" ucapnya tak menyangka.

"Demi lo!" balas Vira sambil terkekeh.

Lalu Vira, Sintya dan Risa pun mendekat ke arah Kelvin.

"Ngapain nih?" tanya Kelvin bingung saat Vira memberikannya sebuah kue,  di susul Risa yang memberikannya bunga dan Sintya yang memberikannya buket bunga.

"Berat woy!

"Eh si Kelvin suruh bawa kue aja" saran Rafa.

"Iya kasian dia, muka nya sampe nggak keliatan karena ketutupan barang!!" Dino lalu tertawa lepas, membuat Risa dan Sintya langsung mengambil boneka dan buket bunga itu lagi dari tangan Kelvin.

"Sadis!!" kesal Kelvin.

"Kuy lah, kita masuk" ajak Dino mewakili semua teman-temannya.

Di depan pintu masuk, sudah ada Reyhan dan Revan yang sudah menunggu kedatangan mereka sejak tadi.

"Maaf telat, Kak, Om. Nih si Kelvin daritadi banyak bacot" ungkap Dino.

Sedangkan Kelvin yang di fitnah begitu hanya diam, malas mengungkap yang sebenarnya.

"Iya nggak papa, yuk naik. Tapi pelan-pelan ya, jangan sampai Rania kebangun"

"Iya, Om"

Mereka semua pun menaiki tangga dengan sangat hati-hati. Agar tak sampai membangunkan Rania, kalau itu sampai terjadi, maka rencana mereka di pastikan akan gagal total.

Rama dan Rafa langsung mendorong-dorong Kelvin, "Apaan njir? Jangan dorong-dorong nanti jatuh nih kue!"

"Buruan ketuk pintu nya" suruh Rama.

Kelvin langsung melotot, "Kok gue?"

"Kan lo yang megang kue" sahut Kelvin yang sudah mulai bersembunyi, "Ram, Raf! Sembunyi buruan!" suruh Dino.

Kelvin pun langsung melongo saat menyadari hanya dirinya yang saat ini berada di depan pintu kamar Rania, sedangkan yang lainnya sudah bersembunyi entah dimana.

Kelvin lalu menghela nafasnya pasrah, mau tak mau dia harus melanjutkan rencana teman-temannya agar semuanya berjalan lancar.

Tokk...

Tok...

Tokk...

Sudah tiga kali Kelvin mengetuk pintu, namun belum juga ada tanda-tanda bahwa Rania akan membukanya.

"Yang keras, Vin!" celetuk Dino yang kini sedang bersembunyi di bawah meja yang berada tepat di samping kamar Rania.

Tok...

Tok...

Tok...

Lagi-lagi tak ada sahutan, seperti nya tidur Rania sudah pulas sampai-sampai ketukan ini tak berhasil membangunkannya.

"Gimana?" tanya Kelvin meminta saran Dino yang berada paling dekat dengannya.

"Dobrak!"

Kelvin langsung melotot, "Anjir! Gue serius!"

"Panggil aja sayang, pasti langsung dibuka" usul Dino kembali.

"Nyesel gue minta saran ke lo!" ucap Kelvin lalu memutuskan untuk kembali mengetuk pintu, berharap agar Rania segera membuka nya.

"Ran, Rania" Kelvin mencoba memanggil Rania dengan nada yang lembut, tak lupa juga satu tangannya di gunakan untuk mengetuk pintu.

"Ran---"

Ceklekk!!

Suara kunci pintu yang terbuka pun mulai terdengar, tak lama kemudian sosok Rania yang masih menggunakan baju tidur pun langsung terlihat di mata Kelvin.

"Kelvin?" Rania menatap Kelvin kaget, lalu ia melirik tangan Kelvin yang memegang sebuah kue ulang tahun.

Senyum Rania pun langsung mengembang, ia kemudian menatap lekat mata Kelvin, membuat yang di tatap langsung merasa gugup.

"Happy birthday, Rania"

Selesaii....

Thank you for reading guys❤️

Publish on
9 Mei 2020

Back in Love✔ [COMPLETE]Where stories live. Discover now