Part 17

182 27 5
                                    

Happy Reading all
Have a nice dayy❤️

AUTHOR POV

"Gue suapin"

"Beneran?" tanya Kelvin benar-benar menyangka.

"Buruan, Vin. Kasian tuh tangannya Rania, lama banget sih lo!" gerutu Dino yang kesal dengan keleletan Kelvin.

Kelvin pun mengangguk lalu menerima suapan dari Rania dengan bibir yang tak henti-hentinya tersenyum.

"Giliran dong, Kak" celetuk Vira.

"Iya, Vin. Giliran, curang lo ah!" balas Rafa mendukung ucapan Vira.

"Boleh gue suapin lo?" tanya Kelvin hati-hati, takutnya malah menyinggung Rania.

"Boleh, Vin" jawaban lembut seseorang yang jelas bukan Rania. Semuanya pun menatap tajam ke arah Dino yang selalu merusak suasana haru mereka.

"Lo mau kena kue lagi nggak?" tanya Kelvin kesal yang dibalas gelengan tegas oleh Dino.

"Gimana, Ran? Boleh?" tanya Kelvin sekali lagi.

Rania mengangguk, "Boleh" jawabnya.

Kelvin pun tanpa basa-basi lagi menyuapi Rania kue tersebut, sedangkan teman-temannya yang lain sudah senang bukan main.

"Uluh uluh, sweet banget sih" gemas Risa yang dibalas anggukan oleh semuanya kecuali Kelvin dan juga Rania.

"Eh btw, Minggu depan kita bakal libur dua hari lho" ujar Rama.

"Ya terus, emang kenapa?" tanya Rafa yang pura-pura tak tau. Padahal ini semua adalah bagian dari rencana mereka.

"Kebetulan kakek gue punya Villa di Puncak, mau kesana nggak?" Rama memberikan tawaran.

"Ngapain kesana?" tanya Kelvin yang belum mengerti arah pembicaraan teman-temannya.

Rama langsung mendengus kesal, "Liburan lah" jawabnya.

"Yuk lah, gue mah setuju-setuju aja" sahut Risa antusias.

"Yang lain gimana?" tanya Rama kembali.

"Ngikutt!! Pasti seru" balas Vira.

"Kalau Vira ikut gue juga lah" balas Rafa.

"Bucin lo!"

"Yang penting setia" balas Rafa sambil terkekeh.

"Lo gimana, Vin?" tanya Rama.

"Kalau semua ikut, ya gue juga" balasnya.

"Ikut yuk, Ran" ajak Sintya sambil menatap penuh harap ke Rania.

"Hhm gimana ya?" Rania bimbang sendiri, karena sebelumnya ia belum pernah berlibur jauh tanpa keluarga nya.

"Udah ikut aja, dijamin seru kok" bujuk Risa.

"Tapi gue belum minta ijin"

"Tenang aja, kan ada Kelvin" sahut Dino membuat Kelvin langsung melihat ke arahnya.

"Kok gue?" tanyanya heran.

"Kan lo yang kenal deket sama keluarganya Rania"

"Nggak sedeket yang kalian kira lah!" bantah Kelvin.

"Yang penting Lo kenal sama keluarganya" sahut Rafa.

"Kalau nggak di ijinin gimana?"

"Kabur aja lah" celetuk Dino.

"Ngomong nggak pernah bener!" kesal Kelvin.

"Ya kalau lo ngerayu nya pinter, pasti di ijinin lah"

"Udah-udah, kenapa nggak kita semua aja yang ikut minta ijin? Bener juga sih, kalau Kak Kelvin yang minta sendiri belum tentu bakal dikasi" lerai Vira yang langsung di balas anggukan oleh Kelvin.

"Cuma Vira yang ngerti perasaan gue" balas Kelvin penuh kelegaan, tak lama kemudian sepasang mata tajam menatap ke arah Kelvin.

"Apaan, Raf? Emang bener kan cuma Vira yang ngertiin gue" balas Kelvin saat Rafa baru saja menatapnya tajam.

"Yaudah berarti semua ikut nih ya?" tanya Rama yang langsung dibalas anggukan oleh semuanya.

"Ok gue bakal bilang ke kakek gue, pokoknya pasti seru deh"

"Yess!!"

Tak terasa dua hari telah berlalu, kini mereka bertujuh, minus Rania sedang berdiri di depan pintu rumah megah keluarga Rania.

"Ketuk, Vin" suruh Dino.

"Yaelah harus banget gue gitu?"

"Iya! Harus lo, buruan deh" dengan kesal Kelvin langsung mengetuk pintu rumah Rania.

Tokkk..

Tokkk...

Tak lama kemudian munculah seseorang dari pintu yang baru saja terbuka, Reyhan.

Reyhan menatap bingung ke arah semuanya yang berbaris di hadapannya.

"Ini kenapa kayak mau tawuran?" tanya Reyhan bingung, membuat yang lainnya langsung terkekeh.

"Mana ada orang tawuran bawa buah sama kue, Kak" balas Rama sambil menunjukkan kue dan buah yang dirinya dan teman-temannya bawa untuk menyogok keluarga Rania.

"Yaudah yuk masuk dulu" ajak Reyhan yang membuat ketujuh orang itu langsung berhamburan masuk ke dalam rumah.

"Rania mana, Kak?"

"Dia di kamar nya, bentar ya kakak panggil dulu" Reyhan pun langsung pergi menuju kamar Rania guna memanggil adik satu-satunya itu.

Tak lama kemudian, Reyhan datang dengan Rania dan juga Revan yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.

"Ayo diminum dulu teh" suruh Revan dengan nada ramahnya, Kelvin dan yang lainnya pun langsung meneguk minuman yang telah di suguhkan untuk mereka.

"Jadi kalian ada apa rame-rame kesini? Mau ngajak Rania jalan?" tanya Revan.

Rafa menyenggol lengan Kelvin yang berada tepat di sebelahnya, "Buruan ngomong" desak Rafa sambil terkekeh.

Kelvin yang mendengar itu lagi-lagi menghela nafasnya pasrah, "Jadi gini om, kita kesini niat nya mau minta ijin ke om"

"Minta ijin apa?"

"Ram, lanjut" suruh Kelvin yang membuat Rama hanya mengangguk.

"Jadi kita semua mau ngajak Rania untuk bareng sama kita liburan di Puncak om, kebetulan kakek saya punya Villa disana"

"Kapan?"

"Rencana nya sih Jumat ini, Om" jawab Rafa.

"Gini ya, bukannya om nggak ngijinin. Tapi om cuma khawatir sama Rania, dia belum pernah sama sekali berpergian jauh tanpa om ataupun Kak Reyhan" ucap Revan yang bermaksud menolak secara halus.

"Om nggak perlu khawatir, untuk urusan keselamatan Rania itu menjadi urusan saya, om" ucap Kelvin dengan yakin.

"Iya om, lagipula kita pergi nya rame-rame. Kita semua bakal jaga Rania. Janji om"

"Tapi om cuma khawatir aja ka--"

"Pah," panggil Rania.

"Kenapa, sayang?" tanya Revan sambil menatap wajah putri nya.

"Rania pengen liburan bareng mereka"

Selesaii....

Thank you for reading all❤️❤️

Publish on
7 Mei 2020

Back in Love✔ [COMPLETE]Where stories live. Discover now