Chapter 48 | Silent

58.5K 2.8K 62
                                    


"demamnya sekarang sudah turun. Kau tidak usah khawatir lagi demam ini sebenarnya wajar, karena antibody pasien sedang berusaha kembali memulihkan kondisinya. Tetapi memang kita tidak bisa memberikan obat demam yang biasa, karena pasien sedang hamil" Terang dokter Joana pada Jordan yang kini sedang memperhatikannya memeriksa kondisi Amandine.

Sudah tujuh hari Amandine dirawat dirumah sakit, dan kini Amandine sedang mengalami demam. Selama tujuh hari pula Amandine belum mau berbicara dengan Jordan, apapun yang Jordan tanyakan atau bicarakan tidak ada satupun kata yang keluar dari bibirnya.

Amandine harus menghadapi morning sickness dengan keadaan yang mengenaskan. Patah tulang, dan demam ditambah morning sicknessnya rasanya Jordan ingin marah pada dirinya sendiri.

Bayangkan saja Amandine merasakan mual dan ingin muntah, sementara dia belum bisa banyak bergerak. Karena bergerak sedikit saja pasti patah tulangnya akan terasa sakit sekali. Kadang kadang Jordan melihat Amandine mengeluarkan air mata, tapi tak jua Amandine bersuara.

"Tapi, apakah obat demam untuk wanita hamil cepat meredakan demam ?" Tanya Jordan.

Dokter Joana menggeleng pelan "Tidak bisa secara instan, karena dosis dan kandungan obatnya juga pasti berbeda. Kita tidak hanya memikirkan kesembuhan ibunya saja, tapi kita harus mempertimbangkan pengaruhnya pada janin" Terang dokter Joana.

Jordan menghela nafas pelan "Aku harap ada cara lain agar sakitnya berkurang" gumam Jordan.

Dokter Joana tersenyum, mengerti akan kekhawatiran Jordan "sebaiknya pasien banyak makan buah buahan, sayuran dan minum. Jadi prosesnya penyembuhannya bisa lebih cepat"

Jordan melipat kedua tangannya didepan dada lalu mengangguk paham pada penjelasan dokter Joana. Yang menjadi permasalahannya sekarang adalah, Amandine selalu menolak untuk memasukkan makanan kemulutnya.

"Oh, sebaiknya kau juga membawanya untuk memeriksakan kandungannya. Janin pada trimester awal biasanya perkembangannya sangat cepat" Saran dokter Joana.

Jordan menatap bingung pada dokter Joana, tak pernah terpikirkan oleh Jordan untuk memeriksakan kondisi kehamilan Amandine. Karena dia juga tidak begitu mempedulikannya.

Dokter Joana memperhatikan reaksi Jordan,"mungkin jika ia melihat bayinya, perasaannya akan lebih membaik" jelas dokter Joana.

Jordan membuka bibirnya, namun terlihat bingung harus bagaimana "ah,umm, jam berapa kami bisa ke doktermya ?" Tanya Jordan akhirnya.

Dokter Joana melihat arloji ditangannya lalu kemudian tersenyum "Aku rasa sekarang kau sudah bisa mengunjunginya, biar perawat membantumu kesana. Lagian kalian juga pasien VIP, layanan untuk kalian pasti lebih diutamakan" canda dokter Joana.

Jordan berecih lalu mengangguk kaku, matanya kemudian menatap Amandine yang tak berkespresi dan menatap kosong pada luar jendela.

Jordan berecih lalu mengangguk kaku, matanya kemudian menatap Amandine yang tak berkespresi dan menatap kosong pada luar jendela

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Love Lucifer (END)Where stories live. Discover now