Chapter 38 | Hungaria

23.7K 1.7K 22
                                    

Jordan lepas landas dari Bandara Brussels menuju Bandara di Hungaria. Perjalanan dua jam seharusnya cukup untuk Jordan beristirahat sejenak.

Namun yang dia alami justru kebalikannya, rasa kesal  menggerogoti pikirannya sejak ia berangkat dari rumah pagi tadi.

 Amandine adalah penyebab utamanya.

Wanita itu merajuk dan mendiamkannya sejak makan malam, bahkan saat Amandine mengemasi pakaian Jordan, dia hanya diam seribu Bahasa. Bayangkan saja dia hanya memberikan punggungnya saat mereka tidur, Amandine sungguh tega pada Jordan !

 Amandine sengaja memakai lingerie yang baru dibelinya, tapi tidak membiarkan Jordan menyentuhnya sama sekali. Ahhh, rasanya sakit sekali !

Saat Jordan mencoba mengajaknya bicara, Amandine hanya mengangguk, dan hanya menjawab 'iya' 'tidak' 'bukan' 'tidak tau'. God! Rasanya Jordan lebih memilih Amandine memakinya daripada mendiamkannya.

"Isshhh!!!!" Gerutu Jordan sambil mengacak rambutnya. Sedetik kemudian dia terkekeh sendiri, bukankah dulu Amandine sering merajuk dan mendiamkannya ? kenapa sekarang rajukannya terasa berbeda ?

"Bos ?" Tanya Samuel menyadarkan Jordan dari lamunannya.

Jordan mengalihkan pandangannya dan memberikan atensi pada Samuel " What ?"

Samuel menyerahkan dua buah map pada Jordan, Jordan menerimanya dan membuka satu persatu map yang diberikan oleh Samuel.

"Aku tau kau sudah membaca summary mereka, hanya berjaga jaga. Kau bisa membacanya siapa tau ada pertanyaan yang akan muncul nanti" Ucap Samuel.

Jordan mengangguk pelan, matanya memperhatikan dengan seksama tulisan di map yang dipegangnya sekarang. Dua orang calon direktur perwakilan de Vos Internationale Corp yang akan memimpin di Hungaria.

Hungaria merupakan salah satu cabang yang cukup vital untuk de Vos Corp, untuk itu Jordan sendiri lah yang harus mewawancara mereka. Keputusan dan penilaian Jordan yang akan menentukan mereka akan terpilih atau tidak.

Jangan main main dengan Jordan, penglihatan Jordan sangat bagus saat dia menilai orang lain. Bahkan penilaiannya untuk memilih Boyband korea sebagai Brand Ambassador mereka, terbukti sekarang penjualan mereka meroket.

"Okay, apakah mereka sudah menyiapkan draft kontraknya ?" Jordan kembali mengalihkan padangannya pada Samuel.

Samuel mengangguk "Sudah, kau hanya tinggal mewawancara saja" sahut Samuel.

"Pastikan isi kontraknya tidak akan merugikan kedua pihak. Jika ada masalah dikemudian hari karena kontrak itu...." Jordan menatap tajam Samuel, lalu memberikan gerakan memotong leher pada Samuel.

Samuel meringis, darimana pula Bosnya itu mempelajari hal seperti itu? Rasanya tidak cocok dengan karakter Jordan.

"Ewww, Bos...kau tidak cocok bertingkah seperti itu" ejek Samuel.

Jordan menggigit bibirnya dan menggertak untuk memukul Samuel. Dasar bawahan kurang ajar ! bahkan Samir sama kurang ajarnya dengan Samuel. Mungkin dikehidupan lalu Jordan pernah berbuat dosa, hingga dia dipertemukan dengan Samir dan Samuel yang membuatnya kesal setiap hari.

"Apa kau sudah memberitahu Amandine ?"

Jordan yang sedang membolak balik kertas ditangannya, sesekali melirik pada Samuel. "Bagaimana mungkin dia tidak tau jika aku sudah didalam pesawat ?"

Samuel mengangguk, namun penasarannya belum hilang "Apa dia tidak marah ?" Tanya Samuel hati hati, takut membuat mood bos nya menjadi jelek.

Jordan sontak menutup map yang sedari tadi dibolak baliknya, dan membuang pandangannya keluar Jendela. "Dia...merajuk dan mendiamkanku.." Cicit Jordan. Setengah malu setengah merana.

My Love Lucifer (END)Where stories live. Discover now