Chapter 5 | Malmedy

27.6K 2K 8
                                    


Malmedy, Belgium

Jordan melonggarkan dasinya, sudah hampir tiga jam Jordan bersama dua anggota kesayangannya Samuel dan Samir berada diruang rapat kantor pemerintahan walikota Malmedy. Bagaimanapun, pembukaan pabrik cokelat di Malmedy ini adalah sangat penting baginya.

Tampak diseberangnya walikota Malmedy, Arthur Janssens sedang berdiskusi dengan para staff nya mengenai penawaran terakhir yang diberikan De Vos Internationale Corporation.

"Bos, bagaimana jika mereka masih menolak bos ?" suara Samir terdengar sangat mengganggu ditelinga Jordan. Beraninya Samir meragukan keahlian Jordan dalam hal bujuk membujuk.

Jordan mengalihkan pandangannya kearah Samir dan memandangnya tidak suka "Jika kau meragukanku lagi, akan kupotong gajimu sampai tahun depan" ancam Jordan, yang diyakini Samir hanyalah sebatas gurauan.

"Jika kau melakukannya, maka Samir akan bekerja sampingan dirumah Bordil bos" ejek Samuel sambil menatap Samir dengan wajah penuh hinaan.

"ya, karena kau yang akan kujual disana Sam" Balas Samir tak kalah hina.

"Permisi, bisakah kalian berhenti saling menghina satu sama lain dan kita fokus dengan misi kali ini ?" Sindir Jordan dengan suara mendesis.

Samir dan Samuel langsung menutup mulut mereka rapat rapat, adalah hal yang sangat tidak baik jika Jordan telah kehilangan kesabarannya.

Arthur Janssens dan para staff nya terlihat duduk kembali dimeja mereka masing masing. Lalu menyampaikan hasil diskusi mereka.

"Umm, Mr. De Vos, setelah kami diskusikan. Penawaran terakhir yang anda berikan masih belum sesuai dengan yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh warga Malmedy. Kami rasa kita masih belum bisa mencapai kesepakatannya" Suara Arthur terdengar sedikit tidak enak karena masih belum bisa mencapai kesepakatan dengan Jordan.

Samir dan Samuel tampak terkejut, dan saling pandang. Namun tidak bagi Jordan.

Jordan kesal setengah mati mendengarnya, namun dia tetap harus menutupi emosinya. Jordan menarik napasnya dalam sebelum berbicara "Baiklah Mr. Janssens, jika memang kesepakatan yang kami tawarkan masih belum sesuai, saya sangat berharap anda dan staff masih memberikan kami kesempatan besok untuk memberikan rencana dan penawaran kembali. Tapi jika memang besok masih tidak tercapai kesepakatan, maka kami akan kembali ke Brussels."

Arthur dan para staffnya saling pandang, Nampak wajah Arthur mencoba mempertimbangan permintaan terakhir dari Jordan.

"Baiklah, saya akan memberikan anda kesempatan terakhir besok. Namun jika kesepakatan masih belum tercapai, dengan berat hati saya akan menolaknya Mr. De Vos" Arthur melepas kacamatanya dan memijat pangkal hidungnya sebentar lalu memakai kembali kacamatanya.

Jordan menangguk dan bangkit dari duduknya lalu mengulurkan tangannya kearah Arthur " Baiklah Sir, semoga kita bisa segera bekerja sama". Jordan lalu undur diri dari ruang rapat dan berjalan keluar diikuti oleh Samir dan Samuel.

Semua mata memandang kearah Jordan saat dia meninggalkan ruang rapat, Jordan memakai kacamata hitamnya lau memasukkan tangan kirinya kedalam saku celananya dan berjalan dengan gagah menuju lobby.

Saat akan memasuki mobilnya, seorang wanita dari arah berlawanan. Wanita berambut pirang, tersenyum dan mendekat kearah Jordan.

Jordan berhenti, kemudian membuka kacamatanya. "Dia putri Arthur Janssens bos" Bisik Samuel ditelinga Jordan.

"Hai, kau pasti Jordan De Vos yang terkenal itu" Ucap wanita itu saat ia tiba dihadapan Jordan.

"Ah, maafkan kelancanganku. Kau pasti putrinya Walikota Malmedy yang terkenal sangat cantik itu" Jordan mengulurkan tangannya kearah wanita itu.

My Love Lucifer (END)Where stories live. Discover now