Chapter 32 | Bastard From London

26.8K 1.8K 31
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hembusan angin Samudera Atlantik di pagi hari membelai lembut wajah Amandine. Wanita itu kini sedang menikmati waktu yang bergulir dalam dekapan suaminya.

Jordan dan Amandine kini sedang bersantai didalam campervan mereka, menikmati pemandangan Indah melalui pintu campervan yang mereka buka lebar. Amandine dan Jordan tampak menikmati waktu mereka saat ini.

Mereka berbagi earphone agar bisa menikmati lagu bersama sama. Satu hal yang baru saja mereka temukan, mereka ternyata menyukai genre music yang sama. Alunan musik yang mengalir ke telinga mereka semakin membuat suasana santai mereka terasa sempurna, bagi Amandine.

"Dulu papa sering memutar lagu ini" gumam Amandine, sesekali jari jarinya mengusap lengan Jordan yang melingkari tubuhnya.

Jordan merundukkan wajahnya agar ia bisa menatap Amandine. "Benarkah ? Pada saat itu aku tidak sengaja mendengarnya di sebuah restaurant saat aku sedang makan dengan Ayah dan Ibu"

"Musik seperti ini memang sangat cocok untuk orang orang tua" Jawab Amandine sambil tertawa.

Jordan menarik pipi Amandine kesal "Hei, aku baru berusia tiga puluh enam tahun. Kau sudah merasakan sendiri kan betapa gagahnya aku ?" Sombong Jordan.

What ? lagi lagi Lucifer ini membahas hal itu. Membuat Amandine malu saja!

"Hisshhh, apa kau akan terus membahas itu sampai kita tua ?" Gerutu Amandine pada Jordan. Sampai Tua ? apa mereka masih akan bersama saat mereka tua nanti ? Amandine sontak menggigit bibirnya.

"Tentu saja, aku juga akan menyembunyikan tongkatmu nanti saat kau sudah tua" Jordan memeragakan gaya orang tua yang sedang memegang tongkat.

Amandine memukul lengan Jordan tak terima "Bukan kah nanti kau yang akan jadi tua bangka lebih dulu daripada aku ?" Mungkin Jordan lupa kalau Amandine jauh lebih muda darinya.

Jordan mengangkat bahunya "Ntah lah, tapi rasanya akan menyenangkan jika mengerjaimu saat kau menjadi nenek nenek" sambung Jordan.

"Pasti menyenangkan sekali ya" lirih Amandine. Sungguh, Amandine pasti akan bahagia sekali jika dia bisa merasakan tua dan mati bersama Jordan.

Amandine semakin mengeratkan pelukannya pada Jordan dan menggesekkan kepalanya didada Jordan.Aroma khas tubuh Jordan, Amandine sangat menyukainya.

"Ohh, kita masih punya beberapa hari lagi untuk liburan. Bagaimana kalau kita merencanakan sisa beberapa hari ini kita akan kemana ?"

Amandine yang teringat mereka belum menentukan tujuan mereka selanjutnya akan kemana, bangkit dari tidurnya berusaha mencari sesuatu yang bisa ditulis.

Tak butuh waktu lama, Amandine kembali mendekati Jordan dengan sebuah buku dan pena ditangannya.

"Baiklah Tuan De Vos, apa anda punya tempat yang ingin dikunjungi di United Kingdom ini ?" Amandine duduk bersandar diatas Kasur, diikuti Jordan yang kini juga duduk disampingnya.

My Love Lucifer (END)Where stories live. Discover now