Chapter 20 | Staying Up Late

24K 1.7K 119
                                    

Setelah memenangkan tender yang diadakan oleh de Vos Corp, kini Amandine dan Helena disibukkan oleh kegiatan mereka mengerjakan proyek ini. 

Mulai dari mengerjakan rancangan miniaturnya, mengunjungi lokasi, diskusi dengan David sebagai kontraktornya bahkan ia masih harus disibukkan oleh perisapan pernikahannya sendiri.

Dua puluh empat jam rasanya tidak cukup baginya, bahkan ia tidak sempat bertemu dengan Jordan karena terlalu sibuk. Entah apa yang dilakukan pria itu sekarang, Amandine sangat merindukan Jordan.

Jika Amandine sangat merindukan Jordan, maka Teressa justru menjadi wanita yang hampir dua puluh empat jam bersama dengan Jordan. Buktinya, saat ini ordan justru tengah duduk di sofa Apartemennya.

Jordan menyenderkan pungungnya lalu memijat dahinya, kepalanya terasa sangat pusing.Minggu minggu ini pekerjaannya sangat banyak membuatnya merasa Lelah.

Teressa yang tau pria itu sedang kelelahan langsung berjalan kebelakang sofa dimana pria itu duduk kini, dan memijat lembut pundak Jordan dari belakang.

"kau terlihat sangat Lelah" bisik Teressa ditelinga Jordan.

Jordan menikmati pijatan yang diberikan oleh teressa, membuatnya merasa sangat rileks. "Kau memang tau caranya membuat pria senang ya" ucap Jordan.

Teressa tertawa mendengarnya, lalu ia mengalungkan tangannya dileher Jordan dari arah belakang dan berbisik "aku bahkan tau apa yang lebih menyenangkan lagi".

Jordan menyeringai senang "kau ini sangat nakal ya"

Mendapat respon baik dari sang lawan bicara, Teressa kini membuka satu persatu satu kancing kemeja Jordan.

"Aku bisa memijatmu sambil berendam dalam air hangat pasti sangat menyenangkan" bisik Teresa lagi lalu mengecup telinga Jordan.

...

"Bagaimana dengan hasil yang kita dapat setelah memakai boyband korea itu sebagai brand ambassador ?" Tanya Jordan kepada dua ajudannya.

Mereka baru saja selesai rapat dengan tim produksi tadi, dan kini mereka sedang berjalan kembali keruangan Jordan.

"Begitu kita mengeluarkan iklan mereka, para penggemar mereka langsung memborong habis produk kita bos. Terutama dipasar Asia dan Amerika" Lapor Samuel sambil berjalan beriringan dengan Jordan dan Samir.

"benarkah ?" Tanya Jordan.

"Benar bos, aku rasa keputusan kita memang tepat memakai mereka sebagai Brand Ambassador kita. Meskipun kita harus merogoh kocek yang dalam tapi mereka tengah daun saat ini, dan apapun yang mereka pakai akan langsung diburu oleh para penggemar mereka" cerocos Samir panjang lebar.

Wahhh, Jordan tidak menyangka bagaimana bisa boyband yang terdiri dari tujuh pria dari korea itu bisa booming sampai diundang ke Grammy.

"Achoooo"

"Bos, kau tidak apa apa ? dari tadi kau bersin. Aku rasa kau flu" Tanya Samir khawatir, karena bos nya ini sedari tadi bersin dan hidungnya mulai memerah.

Jordan menggerak gerakkan bahunya "No, I'm okay" jawab Jordan. Tubuhnya sejak tadi pagi terasa tidak enak dan tulangnya ngilu. Tapi dia harus tetap memaksakan diri karena bisnisnya lebih penting dari apapun.

Begitu tiba diruangannya, Jordan langsung dihadapkan dengan setumpuk laporan yang harus dia baca. Jordan, walaupun terlihat tidak peduli, tapi dia sangat cerdas dan berdedikasi pada bisnisnya sehingga ia tidak ingin ada kesalahan sekecil apapun.

"Achooooo"

Haaaahhhh, kepalanya sangat pusing dan tubuhnya semakin tidak fit.

"Apa kau sakit ?" tanya Teressa yang baru saja muncul dari balik pintu.

My Love Lucifer (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon