CHAPTER 2 | Daily Life

37.5K 2.7K 28
                                    


Jordan keluar dari kamarnya, saat Amandine akan membuka pintu kamar Jordan. "good morning Mandy" Jordan menyapa Amandine santai.

Amandine memandangi Jordan dari atas hingga kebawah, Amandine mengangkat satu alisnya. Mengapa Lucifer ini sudah berpakaian rapi pagi ini ?

Amandine membuka pintu kamar Jordan, dan mengintip, Jordan juga ikut mengintip kamarnya sendiri meniru apa yang dilakukan Amandine. Tidak ada Jalang disana.

"Woa, tumben sekali kau tidak membawa pulang jalangmu " Sindir Amandine sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Hah, aku tidak ingin Kasur baruku yang sangat empuk itu dibuang oleh wanita pencemburu" Ejek Jordan sambil berjalan menuju meja makan

Amandine mengikuti Jordan dari belakang dan duduk dikursinya. "tidak menyenangkan, padahal aku sudah mempersiapkan cara mengusir jalang pagi ini"

"Mungkin kau harus mencari kegiatan lain pagi ini sayangku" Jordan menyesap kopi nya. Secangkir kopi bisa membuatnya semangat seharian.

"Aku sudah terlalu sibuk Jordan, aku tidak butuh saran darimu" balas Amandine. Amandine menyodorkan Ipadnya kehadapan Jordan lalu memperhatikan Headline berita pagi ini.

"Pasangan impian seluruh masyarakat Belgia" Jordan membaca sekilas berita yang tertulis disana lalu mengangkat bahunya acuh.

"Selamat, aktingmu sangat bagus Jordan. Dan kurasa kau akan semakin sulit mendapatkan Jalang mulai dari sekarang" Amandine memasukkan kembali Ipadnya kedalam tas nya lalu bersiap untuk segera pergi kekantornya.

"Oh, itu tidak mungkin Mandy. Kau akan kehilangan kegiatan menyenangkan dipagi harimu jika aku tidak membawa wanita kesini" sambil menatap Amandine, Jordan mengatakannya dengan santai.

"Dasar Bajingan!" Amandine mengambil tasnya lalu bergegas pergi dari sana dan meninggalkan Jordan yang tersenyum dan masih menyesap kopinya dengan santai.

"Dasar Bajingan!" Amandine mengambil tasnya lalu bergegas pergi dari sana dan meninggalkan Jordan yang tersenyum dan masih menyesap kopinya dengan santai

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Amandine membanting pintu mobilnya dengan kesal, dan menghempaskan tubuhnya diatas kursi belakang mobil. Sementara itu Luis hanya geleng kepala melihat Amandine. Dan melajukan mobilnya ditengah kota Brussels yang cukup ramai pagi ini.

"Hah, dasar bajingan! Mengapa aku harus mencintai pria seperti dia ?" Bisik Amandine tertahan sambil menahan air matanya agar tidak lolos dari pelupuk matanya.

Dia sendiri tidak mengerti apa yang telah dilakuk annya. Wanita mana didunia ini yang tahan melihat pria yang dicintai tidur dengan wanita yang berbeda setiap malam ?

Amandine pernah bertekad untuk melupakan Jordan, namun dia tidak bisa. Tidak melihat Jordan satu hari saja membuat Amandine seperti kehabisan nafas. Jordan adalah nafasnya, Jordan adalah hidupnya.

Jika bisa melihatnya setiap hari, walaupun harus melukai hatinya sendiri Amandine rela. Dia akan berhenti, jika Jordan mengusirnya dari hidupnya.

"Luis, berhenti didepan" perintah Amandine saat mereka baru saja melewati lampu merah ditengah perjalanan.

My Love Lucifer (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu