Chapter 64

116K 3.7K 938
                                    

PEMBERITAHUAN: Fanfic ini telah dibukukan dengan judul yang sama oleh penulis yang sama namun bukan atas nama aslinya, melainkan menggunakan nama pena yaitu RASHIFA KILLA. Buku dibagi menjadi dua bagian, yaitu: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel), yang sudah bisa kalian beli di toko buku terdekat di kota kalian seperti Gramedia dan Toko Gunung Agung.

 Buku dibagi menjadi dua bagian, yaitu: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel), yang sudah bisa kalian beli di toko buku terdekat di kota kalian seperti Gramedia dan Toko Gunung Agung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The songs for this chapter:


One Direction - Story of My Life

Ariana Grande - Right There

OneRepublic - Secret

***

Suara lonceng berbunyi ketika aku membuka pintu toko dan melenggang masuk ke dalam. Hampir satu minggu aku mengambil cuti dan rasanya baik bisa kembali lagi bekerja. Ada Dylan yang sedang menjaga kasir serta Lori yang mengepel lantai di pojok ruangan. Keduanya langsung menatap lurus ke arahku ketika aku datang, seolah-olah sudah bertahun-tahun mereka tidak melihatku.

"Kau kembali." Seru Dylan, dan aku tersenyum padanya.

"Ya, aku kembali. Aku masih pegawai disini, oke."

"Jadi, kau dari mana saja, hah? Kau cuti selama beberapa hari."

"Aku pulang ke Wisconsin."

"Pulang ke kampung halaman di hari kuliah? Apa yang terjadi?"

Aku berhenti sejenak di depan pintu ruang pegawai sambil membalas tatapannya. "Temanku menikah." dustaku, siapa juga orang yang mau berkata jujur kalau ayahnya terlibat pada sebuah kejahatan kriminal, kemudian aku masuk ke dalam untuk bersiap-siap.

Setidaknya toko hari ini sedikit sepi, jadi aku tidak perlu terburu-buru. Aku menaruh tasku di loker lalu mengenakan celemek beserta name tag, mengikat rambutku menjadi kuncir kuda kemudian duduk di sebuah kursi untuk membetulkan tali sepatuku yang lepas. Rencananya setelah aku selesai bekerja hari ini Harry akan mengantarku menemui Zayn di rumahnya, jadi aku merasa sedikit bersemangat setiap kali memikirkan novelku yang hampir rampung. Semoga ini akan berhasil. Membayangkan diriku berhasil menggapai mimpiku untuk menjadi seorang penulis kerap kali menghantarkan sensasi menyenangkan yang dapat membuat sekujur tubuhku bergidik gembira. Ini adalah hal yang aku nanti-nantikan dan aku berada selangkah lebih maju sekarang. Entah mengapa aku begitu yakin akan hal ini. Aku begitu percaya diri bahwa ini akan berhasil.

Menghentakkan kakiku di lantai, aku merapihkan rambutku lagi sambil menunduk ke bawah untuk memastikan bahwa aku sudah siap. Saat aku berdiri, Dylan muncul secara tak terduga di hadapanku, mengejutkanku.

"Hey." Sapanya.

Ada apa dia kemari? "Hey."

"Apa malam ini kau ada acara?"

"Ya, aku akan menemui teman Harry hari ini. Ada apa?"

"Bagaimana dengan besok malam? Aku ingin mengajakmu makan malam bersamaku."

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Where stories live. Discover now