Chapter 43

166K 3.9K 1.1K
                                    

Buku ini telah diterbitkan, untuk yang ingin tahu cerita lengkapnya dapatkan bukunya segera di Gramedia. Buku dibagi menjadi dua bagian: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel)

 Buku dibagi menjadi dua bagian: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terbangun dengan tersentak—belum sadar sepenuhnya. Mataku yang berat menatap langit-langit kamarku sejenak sebelum mencoba mengingat bagaimana aku bisa tertidur pulas semalam. Oh, dia terasa nyata. Kata-katanya bahkan masih terngiang di telingaku. Sentuhannya dan ciumannya juga masih terasa di bibirku. Aku sangat ingat bagaimana rasa bahagia itu menyerangku dalam sekejap menggantikan kekosongan di rongga dadaku yang menganga lebar.

Aku melirik ke samping kanan, kemudian aku sadar bahwa semalam bukanlah mimpi. Itu nyata. Dia benar-benar nyata. Harry berbaring tengkurap di sebelahku dengan pipinya yang menempel di bantal. Matanya terpejam, bibir penuhnya sedikit terbuka, dan rambutnya berantakkan. Oh, dia terlihat seperti anak kecil jika sedang tidur. Terakhir kali dia tertidur di sebelahku juga dengan keadaan seperti ini. Telanjang dada dan terlihat sangat tenang.

Tanpa kusadari kedua sudut bibirku sudah terangkat ke atas. Aku menarik napas sejenak sebelum memutar ulang kata-katanya semalam di kepalaku—sudah seperti sebuah rekaman yang rusak. Untaian katanya yang sederhana namun membuatku tersentuh, serta keseriusannya yang membuatku bergidik namun karena itulah aku percaya padanya.

Aku menggerakkan tanganku ke udara—tepat di atas kepalanya. Aku ingin menyentuh rambutnya yang sedikit menghalangi wajahnya, tapi akankah ini mengganggunya? Mengurungkan niat, aku menarik tanganku lagi dan lebih memilih untuk memutar tubuhku ke arahnya dan menaruh tanganku di antara bantal dan pipiku. Oh, dia sangat tampan. Begitu tampan dan aku tersenyum lagi seperti seorang idiot. Aku tidak bisa menahan kegembiraanku mengetahui bahwa pria yang berbaring di sebelahku ini adalah milikku sekarang. Ya, dia milikku. Milikku. Dan aku miliknya.

Tiba-tiba aku merasakan jantungku berdesir. Sangat kuat. Sampai-sampai aku bingung mengapa sensasi asing ini kerap kali terasa ketika aku bersamanya atau hanya dengan mengingat namanya. Mungkin ini yang disebut kehidupan. Kau merasakan adanya gairah ketika kau telah menemukan sesuatu yang menjadi alasanmu bahagia.

Sejauh ini Harry telah berbuat cukup banyak untukku. Meski tidak semua tindakkannya adalah benar (dan justru menyiksaku), aku tahu bahwa dia melakukan itu semua karena dia peduli terhadapku. Padahal belum sampai enam minggu kami mengenal satu sama lain, namun dia sudah berhasil membuat duniaku berubah 180 derajat. Dia membuatku merasakan hal-hal yang sebelumnya belum pernah aku rasakan. Dan aku bersyukur atas hal itu, terlepas dari seluruh kekejamannya.

Tak lama, aku mengamati bulu matanya bergetar, kemudian dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya dia membuka mata secara perlahan. Aku yakin hal pertama yang dia lihat adalah senyum bodohku yang tengah memadanginya. Kami bertatapan selama beberapa saat. Cukup lama sampai aku merasa pipiku memerah dan aku tertawa geli. "Hai."

"Hai." Astaga, suara paginya benar-benar seksi. Aku menggigit bibir bawahku. "Kau tidur nyenyak?"

Aku mengangguk pelan, memandangi bibirnya yang menggairahkan. "Kau mau sarapan?"

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang