Chapter 15

208K 5.5K 797
                                    

The songs for this chapter:

Fifth Harmony - Leave My Heart Out Of This

M2M - Leave Me Alone

***

Jantungku semakin berpacu kencang seiring dengan angin yang berhembus di kegelapan malam. Si gadis pirang pembawa bendera sudah bersiap di tempatnya, menunggu peserta yang akan memenangkan perlombaan malam ini. Dia mengibarkannya dengan penuh semangat begitu motor hitam dan merah melewatinya bersamaan—well, mungkin tidak bersamaan, hanya saja yang terlihat dalam penglihatanku mereka seperti datang secara bersamaan. Tapi, melihat kemana arah gerombolan penonton pergi sambil bersorak sorai merayakan kemenangan, kurasa Harry lah yang memenangkan adu balap kali ini. Apalagi Tawni terlihat begitu ceria. Jk!

Aku tersenyum samar. Gadis dalam batinku langsung melempar pom-pomnya dan memakai sarung tangan berbentuk jari telunjuk yang mengacung ke atas dan bertuliskan #1. Jelas aku harus menyembunyikan perasaan senangku.

Jules menarikku lagi kali ini, dengan gerak-gerik yang sedikit protektif, membawaku ke arah Harry yang baru saja melepaskan helmnya. Dia berkeringat. Astaga... tahan, Kenya... tahan! Aku tahu dia terlihat panas!

"Selamat, kukira kau akan kalah hari ini. Paling tidak dalam minggu ini. Kau tahu kau sudah menang banyak dalam beberapa minggu terakhir." Jules menyeringai dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Entah apa maksud perkataannya itu bermaksud untuk memuji atau sebaliknya. Tapi Harry hanya membalas dengan seringaian miring seolah berkata 'kau-salah-besar-hey-gadis-sok-tahu', lalu melirik ke arahku selama sepersekian detik.

Seorang pria memakai topi baseball datang memberikan sebuah champagne berukuran besar—sangat besar—pada Harry lalu membukanya setelah ia turun dari motor balapnya yang kutaksir harganya sangat mahal. Christian. Satu nama yang terlintas disaat aku mengira-ngira berapa harganya.

"Jadi, aku milikmu malam ini." si gadis pirang nomor 1 tiba-tiba datang menghampiri Harry dan melingkarkan kedua tangannya di leher Harry. Brengsek! Dia salah satu hadiahnya!

Mataku sontak menjereng lebar. Harry menaruh sebelah tangannya yang bebas ke belakang punggung si jalang itu dan menariknya mendekat—ya, aku mengganti sebutannya dengan si jalang ketimbang si pirang nomor 1. Ketika si jalang itu menyusuri dada Harry dengan jari-jarinya, secara spontan aku melangkah mundur dan terkesiap, punggungku menabrak seseorang!

"Hai, manis. Kau mau kemana?" Liam! Aku kenal suaranya! Tangannya memegang pinggangku dari belakang.

"A-aku... aku harus pergi." Ujarku serak sambil berbalik. Tatapan Liam begitu keras dan seakan terbakar oleh emosi. Emosi kekalahan mungkin? Namun, yang jelas aku sempat melihat lirikan matanya ke arah Harry yang mencuatkan perasaan benci dan jengkel.

Aku berlari dari kerumunan, mencari Jules yang tidak terlihat dimana-mana. Astaga! Ia menghilang dengan cepat! Kemana perginya? Firasatku mengatakan Jules sudah keburu terhanyut dengan suasana kemeriahan di tempat sehingga ia melupakanku. Sial!

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Maksudku pulang. Sebenarnya aku tidak terlalu meniatkan diri untuk mencari Jules karena aku yakin ia masih harus berpesta dan bersenang-senang dengan yang lain, aku tidak mau mengganggunya.

Dengan gontai aku berjalan di atas trotoar. Ini sudah malam dan mungkin hampir jam 3 subuh, aku butuh istirahat. Terutama si jalang-hadiah-adu-balap itu telah merusak suasana hatiku lagi. Ah, ya Tuhan! Ada apa denganku sebenarnya?

Aku berjalan terus menjauh dan menjauh, melirik ke belakang dimana kerumunan itu masih merayakan kemenangan Harry. Aku tidak tahu aku akan membawa diriku sampai kemana, karena jujur aku tidak tahu jalan, dan ya, aku nekat—nyaris tersesat. Brengsek. Mengapa aku jadi linglung begini?

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Место, где живут истории. Откройте их для себя