Chapter 6

252K 7.1K 312
                                    

The songs for this chapter:

Tata Young – Sexy, Naughty, Bitchy

Justin Timberlake – Sexy Back

One Direction – Little Black Dress

***

Aku terduduk tegap di hadapan dr.Schmidt yang baru saja kembali setelah menutup pintu ruangannya. Terlihat ia menaruh sebuah amplop yang cukup tebal ke dalam lacinya terlebih dahulu sebelum membalas tatapanku dan menyunggingkan senyumannya yang ramah juga bersahabat. Well, itu lah salah satu alasan yang membuatku terkadang merasa nyaman untuk mengajaknya berbicara dan meminta saran mengenai Will.

"Jadi, sejak kapan kau mengenal putra tiriku, nona Sharp?"

Eh? Putra tiri??

"Ha-Harry adalah putramu?" ujarku sedikit terbata-bata. Tentu saja aku cukup shock mengetahui bahwa Harry adalah putra dari dokter yang mengurus Will! Sungguh merupakan sebuah kebetulan bahwa lingkaran hidupku harus terus berputar di sekitarannya. Jk. "Umm, kami satu kampus di NYU. Temanku berkata bahwa Harry pindah dari jurusan Filsafat ke Sastra dan Literatur, yaitu bersamaku."

Dr.Schmidt tergelak sembari memperbaiki posisi kacamatanya, "Ya, aku tahu soal itu. Harry sering mengeluh bahwa ia membenci jurusan yang ia ambil. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk pindah. Padahal aku sudah menyarankan untuk bertahan paling tidak satu tahun lagi. Tapi ia bersikeras untuk pindah. Anak itu memang agak keras kepala."

Agak? Well, aku meragukan itu.


"Bahkan barusan ia datang kemari untuk mengembalikan uang yang ia pinjam. Padahal aku sudah berkata bahwa aku memberikannya secara cuma-cuma, tapi Harry termasuk anak yang independent. Ia tidak suka jika dirinya bergantung pada orang lain." Paparnya sambil tertawa kecil. Kemudian ia kembali melanjutkan, "Kami tidak tinggal satu atap, oleh karena itu ibunya sering berkata padaku bahwa ia khawatir jika Harry akan kekurangan. Beberapa waktu yang lalu ia meminjam $2500 padaku dan dalam hitungan hari ia sudah berhasil mengembalikannya. Aku tidak tahu apa saja yang anak itu lakukan sehingga ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Tapi aku yakin ada hubungannya dengan motor. Itu adalah hobinya sejak dulu."

Oh, aku mengerti sekarang. Pantas saja Harry sangat marah ketika aku mengambil satu lembar uang seratus dollar dari dalam dompetnya. Ternyata ia pergunakan untuk membayar hutang pada ayahnya. Ralat, ayah tirinya.

"Ah, maaf. Aku jadi banyak bercerita mengenai putraku." Ujar dr.Schmidt menyadari reaksiku yang sedari tadi banyak diam ketika membicarakan Harry. Bukannya aku tidak suka, tapi aku jadi sedikit terkaget setelah (lebih) tahu mengenai dirinya.

"Tidak masalah."

"Well, jadi, apa ada yang bisa aku bantu, nona Sharp?"

"Uhm, aku ingin berkonsultasi mengenai kemo yang akan dijalani Will."

"Tentu."

Aku pun memperbaiki posisi dudukku agar lebih tegap dan siap, "Begini, aku ingin bertanya... apakah ada alternatif lain selain kemoterapi? Maksudku, yang berefek sama bagi kesembuhan Will namun lebih murah harganya. Atau mungkin kah jika kita menundanya selama dua sampai tiga hari? Aku berpikir mungkin aku bisa...—"

"Nona Sharp, aku mengerti." Selanya, menyadari kecemasan dalam cara bicaraku yang terlalu cepat. "Tapi sayangnya untuk saat ini aku hanya menganjurkan pengobatan kemo untuk adikmu. Operasi transplantasi sumsum tulang jelas jauh lebih memakan banyak biaya dan lagi adikmu belum mencapai ke tahap stadium akhir, hanya kemo satu-satunya alternatif terbaik yang ia punya saat ini."

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Where stories live. Discover now