Chapter 9

218K 6.7K 281
                                    

The songs for this chapter:

One Direction – Through The Dark

Demi Lovato – Gonna Get Caught

Kelly Clarkson – Mr.Know It All

***

"Tunggu dulu!" aku memekik ketika Harry sudah membawaku sampai ke halaman luar. Kurasa sudah menjadi kebiasaan sehari-hariku untuk selalu menepis tangannya dari lenganku sekarang. "Kau mengusirku?"

"Ya, aku mengusirmu. Sekarang kau cepat pergi dari sini."

Aku tergelak. Tentu aku ingin pergi dari sini tapi bukan begini caranya!

"Kau yang membawaku kemari dan sekarang kau yang mengusirku?! Kurasa kau memang memiliki gangguan mental, Harry Styles!"

"Hey, dengarkan aku." Harry melangkah satu kali hingga tidak menyisakan ruang kosong di antara kami.

"Tidak, aku tidak mau mendengarkanmu. Lebih baik kau segera kembali ke dalam sehingga kau bisa bebas melanjutkan kegiatanmu dengan gadis itu. Persetan denganmu, brengsek!"

"Kau menggelikan."

"Apa?" aku mengernyit, bingung.

"Kau yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, tapi justru kau yang berkata seperti itu. Seharusnya aku yang marah terhadapmu."

"A-aku...—"

"Sekarang ikut denganku." Sergah Harry secepat mungkin tanpa memberiku kesempatan untuk menanggapi ucapannya. Meski sejujurnya aku sendiri tidak tahu harus berkata apa.

Dengan mudahnya Harry menggusurku masuk ke dalam mobilnya. Ia merogoh saku celananya sebelum duduk di kursi kemudi dan menyalakan mobil. Dengan terburu-buru ia melesatkan Mercedes Benz-nya meninggalkan frat hingga menimbulkan bunyi decitan ban mobil di atas aspal. Ia mau membawaku kemana?

"Kau mau membawaku kemana?"

"Pulang ke apartemenmu."

Apa? Tidak. Tidak boleh. Tuhan tahu apa yang akan terjadi jika Harry membawaku pulang ke apartemenku yang kosong.

"Tidak, kau tidak akan membawaku pulang. Kau harus membawaku ke SUNY."

Harry terdiam selama beberapa saat. Ia terlihat bingung sebelum akhirnya ia menjawab, "Why?"

"Aku harus menemani adikku."

Detik itu pula Harry menolehkan wajahnya ke arahku. Rahangnya yang asalnya mengeras tiba-tiba saja mulai melunak. Seketika itu pun ia membanting setirnya memutar arah menuju jalan raya yang akan menghantarkan kami ke SUNY.

Aku mendengus pelan, "Jadi mengapa kau mengusirku pergi dari tempatmu?" ujarku memecah keheningan di antara kami.

"Bukan urusanmu. Itu rumahku dan aku berhak membawa keluar-masuk seseorang."

Serius? Aku bahkan tergelak tidak percaya. "Tapi bukan seperti itu caranya. Kau menggusurku pergi dan mempermalukanku di hadapan banyak orang! Apa sebenarnya maumu? Berhentilah bersikap membingungkan seperti ini!"

"Aku ingin membawamu pergi darinya! Puas?!" sentaknya seraya memalingkan wajahnya padaku. Kedua tangan Harry yang memegang kemudi juga langsung menegang saat itu pula. Urat-urat lengannya terlihat jelas di bawah remang-remang lampu jalan.

"Ia? Ia siapa?"

"Kau tidak perlu tahu."

Jk, demi Tuhan, jika membunuh seseorang adalah hal yang legal, mungkin aku sudah membunuhnya sekarang! Kontan aku berdehem dua kali sebelum kembali berbicara. "Liam?" tanyaku. "Apa dia orang yang kau maksud?"

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Where stories live. Discover now