Chapter 49

122K 4.3K 855
                                    

Buku ini telah diterbitkan, untuk yang ingin tahu cerita lengkapnya dapatkan bukunya segera di Gramedia. Buku dibagi menjadi dua bagian: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel)

 Buku dibagi menjadi dua bagian: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau suka?" aku menyengir menopangkan daguku di atas kedua tanganku. Memperhatikan Harry menyuapkan masakan buatanku yang jauh lebih layak dan sehat ketimbang makanan siap saji ke dalam mulutnya jelas membuatku terhibur dan lebih menarik untuk dilihat, dia mengunyah dengan cepat dan menelannya.

"Tidak buruk. Sedikit berminyak tapi tidak menjadi masalah."

"Ya, kupikir aku menuangkan minyaknya sedikit terlalu banyak. Lain kali tidak akan terjadi lagi, tapi kau suka, kan?"

Harry mengangkat sebelah alisnya, masih mengunyah suapan lain di dalam mulutnya yang penuh oleh tumis daging yang kubuat. Dia tersenyum miring yang mana membuatku ingin menyentuh lesung pipinya. "Jangan." Dia menangkap tanganku sebelum itu terjadi. "Biarkan aku makan dengan tenang."

"Oke." Jadi aku duduk dan mengambil piring untuk diriku sendiri. Setelah makan malam berakhir aku berencana untuk kembali ke apartemen, oleh karena itu sebaik mungkin aku menggunakan waktu yang tersisa hari ini dengannya. "Well, aku mendapatkan pekerjaan paruh waktu."

Dia mengintip dari balik bulu matanya, "Pekerjaan paruh waktu?"

"Ya. Hari ini aku pergi ke sebuah toko CD di daerah Manhattan, manajernya sedang sangat membutuhkan pegawai di bagian kasir, dan dia menerimaku."

"Secepat itu?"

Aku mengangguk, menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutku sementara Harry justru menjatuhkan sendoknya dan meneguk air di dalam gelas.

"Siapa orang yang menerima seorang pegawai baru hanya dalam waktu satu hari? Paling tidak kau harus menunggu panggilan dalam beberapa minggu."

"Toko itu sedang sangat membutuhkan pegawai baru, Harry. Bayangkan saja mereka hanya memiliki dua orang pegawai, mereka kekurangan tenaga, wajar jika aku diterima dengan cepat."

Harry mendesis pertanda tidak suka, "Berapa mereka membayarmu?"

"5$ per-jam. Lumayan, bukan?"

Dia tertawa meledek. "Lumayan jika setiap hari kau hanya makan mie instan. Jam berapa kau akan mulai bekerja besok?"

"Setelah pulang dari ujian. Aku diwajibkan bekerja minimal 20 jam per-minggu."

Harry kembali menyuapkan sesendok makanan yang tersisa di piringnya. "Tunjukkan tempatnya padaku, aku akan menjemputmu jika aku sempat. Dan kau tidak boleh bekerja di hari sabtu dan minggu."

"Mengapa?"

"Aku butuh hari dimana aku bisa memilikimu 24 jam penuh. Kau tahu 20 jam per-minggu akan menyita banyak waktumu untuk bisa bersama denganku, kepindahan kita bersama kesini juga tidak akan berhasil jika kau sibuk dengan kuliah, bekerja, dan urusanmu yang lain, Ken." Oh, si gila kontrol brengsek. Tapi kurasa dia ada benarnya juga. Toh, tujuan kami pindah kemari karena ingin menghabiskan waktu bersama lebih banyak.

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang