Chapter 54

152K 4.2K 1.2K
                                    

Buku ini telah diterbitkan, untuk yang ingin tahu cerita lengkapnya dapatkan bukunya segera di Gramedia. Buku dibagi menjadi dua bagian: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel)

 Buku dibagi menjadi dua bagian: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Harry, makan malamnya sudah siap." Aku memanggil, berjalan ke arah kamar dan aku menemukan Harry sedang menggunakan laptopnya di atas tempat tidur. Lagi-lagi dia terlihat sibuk, tidak mendengarkan ketika aku menyahutnya. "Harry?" suaraku meninggi setengah oktav, barulah dia mendongak, menutup layar laptopnya dengan cepat dan turun dari ranjang yang baru saja kami pasang sepulang aku bekerja tadi. "Apa yang sedang kau kerjakan? Mengapa begitu asik?"

"Tidak ada. Makan malamnya sudah siap?" dia berjalan ke arahku, memutar tubuhku dan tangannya tergelincir ke punggungku untuk menggiringku ke ruang makan.

"Aku memanggilmu dari tadi. Apa yang sebenarnya kau kerjakan?"

"Hanya beberapa hal yang tidak bisa kutunda. Kau masak apa?"

Oh, pengalih topik pembicaraan. Menarikkan kursi untukku, aku duduk di sebrangnya dan menontonnya mencicipi pasta yang kubuat. Dia selalu seperti ini—mencoba mengalihkan topik setiap kali aku bertanya mengenai hal yang dia kerjakan di laptopnya. "Hanya itu yang tersisa, aku perlu pergi belanja."

"Kau bisa melakukannya besok."

"Apa kau mau menemaniku?"

"Ya, tentu. Setelah itu kita bisa mulai memasang tirai, mencat tembok, mengatur beberapa barangmu yang belum kau atur, dan juga garasiku."

Aku mengangguk, pelan. "Oke." Mengambil sebuah sendok, aku menyuapkan sesendok pasta ke dalam mulutku.

Aku penasaran sebenarnya apa yang Harry coba sembunyikan dariku. Ini sudah berlangsung cukup lama. Aku tidak memiliki keberanian untuk membuka laptopnya atau mencari tahu apa yang sedang dia kerjakan, aku hanya bisa menanyakannya secara langsung tanpa harus meributkan hal ini. Tapi Harry terlihat tidak ingin membahasnya setiap kali aku bertanya, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak mau memaksanya.

"Apa saja yang kau lakukan di bengkel tadi?"

Harry menelan pasta di mulutnya dengan berat, "Hanya mengawasi Carl ketika menyentuh motorku."

"Memang ada apa lagi dengan motormu?"

"Aku harus mengganti olinya. Apa kau bisa membuat ayam panggang?"

Ayam panggang? Apa yang dia maksud seperti masakan yang Sarah pernah buat dulu? Aku ingat Sarah pernah berkata itu adalah makanan favoritnya. "Maksudmu ayam pangangg yang dimasak dengan anggur putih? Entahlah, aku belum pernah mencobanya. Kau ingin aku membuatkannya untukmu?"

Dia mengangguk, memasukkan suapan lain ke dalam mulutnya hingga penuh. Well, mungkin aku bisa meminta resepnya pada Sarah. Tapi bagaimana bisa aku memintanya jika hubungan kami saja belum membaik.

"Oke, jika aku ada waktu aku akan membuatkannya untukmu."

Dia menyengir, kemudian menghabiskan sisa pasta di piringnya dengan cepat. Oh, apakah ini sekedar perasaanku saja atau akhir-akhir ini Harry memang menjadi lebih sering tersenyum?

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Where stories live. Discover now