Chapter 51

146K 3.8K 1.1K
                                    

Buku ini telah diterbitkan, untuk yang ingin tahu cerita lengkapnya dapatkan bukunya segera di Gramedia. Buku dibagi menjadi dua bagian: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel)

 Buku dibagi menjadi dua bagian: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau tidak baru saja berkata seperti itu padaku, Ken." Harry menggeram marah padaku. Perubahan mimik wajahnya dari yang tadinya terhibur menjadi kesal sangat terlihat, tapi oh, itu tidak akan mengubah apapun! Aku jauh lebih marah padanya sekarang. Pertama, dia sudah mempermalukanku. Kedua, dia pasti telah berkata sesuatu pada Dylan hingga dia marah padaku.

"Ya, kau akan pergi sekarang juga. Ketimbang kau mencari keributan disini lebih baik kau pergi dan urusi urusanmu sendiri."

"Jadi kau lebih memilih si pecundang itu? Kau takut aku menyakitinya, hah?!"

"Harry, kumohon hentikan, aku harus bekerja sekarang juga." Aku membalasnya dengan sabar, menarik napasku berkali-kali agar amarahku tidak meledak-ledak padanya.

"Kau tidak tahu apa yang akan dia lakukan padamu jika kau tidak memberitahunya soal aku."

"Dia tidak akan melakukan apa-apa."

"Ya, karena dia bertingkah sopan hanya di depanmu, di belakangmu dia berharap untuk bisa berada di dalam celana dalammu, Ken."

"Harry?!"

"Kenya. Sekarang biarkan aku menendang bokongnya." Dengan mudahnya Harry melangkah melewatiku, tapi cepat-cepat aku menangkap lengannya sebelum itu terjadi, aku menariknya kembali sebelum dia sempat menghampiri Dylan. Adrenalinku berpacu begitu cepat.

"Pergi. Kumohon. Aku tidak menginginkan keributan apapun disini. Aku mengerti jika kau khawatir, Harry, tapi—"

"Berhentilah bersikap naif, Ken! Tepat sebelum kau datang, aku baru saja hendak pergi meninggalkannya tapi kau selalu bersikap seperti ini. Ini yang membuatku marah! Seolah-olah kau adalah seorang malaikat yang tidak bisa melihat keburukan seseorang yang jelas-jelas ingin memperdayaimu. Aku yakin ada yang salah denganmu."

Aku diam sebentar. Bingung bagaimana harus meresponnya. Apa aku benar-benar sepolos itu? Tapi sungguh aku tidak melihat niatan buruk apapun pada diri Dylan hingga detik ini. Harry hanya selalu bersikap berlebihan. Ingat bagaimana dia pernah berpikir bahwa Christian ingin meniduriku? Itu benar-benar tidak masuk akal. Dan kini dia mengulanginya lagi.

"Baik. Aku tidak akan bersikap naif, aku akan menaruh kewaspadaan terhadapnya. Tapi kumohon sekarang kau pergi, Harry. Manajerku akan tiba sebentar lagi, aku tidak ingin dia melihatmu disini dengan sikapmu yang gila kontrol dan brengsek terhadapku." Aku mengatupkan gigiku, sedikit menggertak.

Dia menggeleng kemudian menunduk, mencoba memberiku peringatan. "Aku akan menunggumu hingga kau selesai. Jika kau membutuhkanku atau dia berani berbuat macam-macam, aku ada di sebrang toko sialan ini. Mengerti?"

Aku mengangguk pelan padanya. Namun dalam hati aku mengumpat, bertanya-tanya kapan dia akan berhenti memperlakukanku seperti ini? Aku merasa seperti anak TK yang tidak boleh lepas dari pengawasannya atau aku akan celaka. Aku sudah terlalu sering mengalah padanya. Setiap kali dia nyaris hilang kontrol, aku yang harus selalu mengikuti kemauannya dan ini membuatku merasa seperti dia lah penguasa alam semestaku—tanpanya, aku lemah dan tidak berdaya. Dan dengannya, aku merangkap seperti sebuah boneka.

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Where stories live. Discover now