Chapter 12

208K 5.9K 389
                                    

The songs for this chapter:

Secondhand Serenade – Your Call

The Calling – Wherever You Will Go

Rumah kediaman Schmidt benar-benar besar... dan luas. Lantainya terbuat dari lantai kayu yang kokoh, terdapat banyak furniture yang terbuat dari porselain; kayu jati; dan stainless steel. Sebuah tangga di samping grand piano berwarna putih terdapat di ujung ruangan. Lukisan-lukisan abstrak dan gambar mosaik juga menghiasi dinding bersamaan dengan beberapa figura foto berbagai macam ukuran, yang diatur secara acak tapi rapih. Namun, yang paling menarik perhatianku adalah foto pernikahan Sarah dan dokter Schmidt yang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan yang lain. Jelas mereka terlihat bahagia di foto itu. Aku bahkan sampai tersenyum dibuatnya.

"Christian ada di ruang kerjanya. Mengapa kau tidak duduk dulu sementara aku memanggilnya?" tawar Sarah dengan aksen khas yang ia miliki. Raut wajahnya sulit untuk dideskripsikan. Oh, mungkin dia kecewa karena Harry datang kemari hanya karena ia sedang butuh, bukan benar-benar untuk bertemu dengan orang tuanya.

Disaat Sarah berbalik dan pergi menuju sebuah serambi dan memasuki ruangan, Harry masih saja berdiri dengan memasang tampangnya yang penuh kekesalan. Aku bingung mengapa sikapnya seperti ini. Apa yang salah dari rumah ini dan orang tuanya?

"Kau baik-baik saja?" aku memberanikan diri untuk bertanya, meski di awal aku cukup ragu-ragu.

"Tidak." Suaranya nyaris seperti bisikkan, namun tegas.

Tak lama, dokter Schmidt muncul dari dalam ruang kerjanya bersama Sarah yang berjalan di belakangnya lalu menutup pintu. Untuk beberapa alasan aku merasa lega dan sedikit tenang karena dokter Schmidt ada disini bersama kami, aku jadi tidak lagi terintimidasi oleh sikap Harry yang dingin dan sikap Sarah yang terkesan kurang menyukaiku pada pertemuan pertama kami.

"Ah, Nona Sharp? Kau disini rupanya? Aku tidak tahu bahwa Harry akan membawa teman kencan kemari. Baguslah, aku senang melihatmu disini." Sambut dokter Schmidt dengan senyuman khasnya yang menawan.

Tapi tunggu dulu, jadi Harry tidak memberitahu terlebih dahulu pada ayah tirinya bahwa ia akan mengajakku kemari?

Aku tersenyum kaku, "Selamat malam, dokter Schmidt."

"Jangan memanggilku seperti itu disini. Panggil aku Christian."

"Christian."

"Sarah, kau masih ingat dengan gadis yang kuceritakan padamu? Ia adalah Nona Sharp." Christian memalingkan wajah pada istrinya sembari melingkarkan tangan kanannya di pinggul sang istri. Mereka terlihat kompak. Aku senang melihat pasangan suami istri yang serasi seperti mereka.

Sarah tersenyum padaku, terlihat berusaha menutupi keterkejutannya. "Jadi kau teman Harry? Aku mendengar banyak tentang dirimu dari Christian. Bagaimana kabar adikmu?"

"Dia baik."

"Hentikan basa-basi ini, aku datang kemari bukan untuk mendengarkan kalian bercengkrama." Harry menyentak di sampingku. Semua mata langsung tertuju padanya tak terkecuali denganku tentu saja. Tapi ngomong-ngomong, apakah Christian dan Sarah hanya tinggal berdua di rumah sebesar ini? Sedari tadi aku tidak melihat seorang pun selain mereka berdua.

"Oh, dan aku mengundangmu kemari bukan hanya untuk memberikan apa yang kau inginkan, Harry. Aku mengundangmu kemari untuk makan malam. Bersama dengan Nona Sharp tentunya."

"Tidak, terimakasih." Harry menjawab dengan lantang, ada nada kegelian dalam suaranya.

"Tidak ada makan malam, maka tidak ada kesepakatan."

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Where stories live. Discover now