Promnight

7.4K 490 6
                                    

Bina POV

Setelah selesai urusan pensi aku langsung pulang. Kak Araf sudah menunggu di luar gerbang. Hari ini akan menjadi hari potek untuknya. Hahaha bagaimana tidak? Mantan pacarnya hari ini akan menikah. Dan Kak Araf mengajakku untuk menghadiri pesta pernikahan itu.

Dari ceritanya Kak Araf, aku tidak suka dengan Dian Dian itu. Kenapa? Masa seorang Kak Araf diselingkuhin. Jahat nggak sih. Ya walaupun itu sudah jaman dulu, tapi tetap saja rasanya kesel gitu orang sebaik Kak Araf di khianati.

Aku jadi penasaran, secantik apa dia itu. Aku berjalan dengan menggerutu karena lagi lagi si matahari yang panas itu bikin ulah lagi. Dia ingin menggantikan posisiku nanti malam. Lucu kan, padahal aku sudah berlatih eh enak saja dia mau main rebut. Lagian bagus juga suaraku kok.

Sampai di depan hall, aku berhenti sejenak. Melihat pemandangan yang menyayat hati. Kalian tahu? Kak Aksa sedang bercanda dengan Mbak Eme.

Mbak Eme merupakan primadona sekolahku. Badannya tinggi bak model, kulitnya putih bersih. Dan tubuhnya seperti gitar spanyol.

Dia finalis Diajeng Jogja tahun lalu, berpasangan dengan Kak Aksa pastinya. Apa mungkin aku harus berhenti mencintai Kak Aksa. Aku menunduk lesu dan masih memperhatikan mereka.

Kalau diliat secara fisik aku memang kalah jauh dengan Mbak Eme. Dan nilai plusnya adalah Mbak Eme diterima di UGM jurusan kedokteran. Calon dokter dan calon Tentara. Sedangkan aku? Masa depan saja masih abu-abu.

Aku mencoba menetralkan hatiku, melesat mereka. "Ayo Kak duluan,mari Mbak Em." Kataku seramah mungkin.

Mbak Eme pun menoleh dan tersenyum kearah ku. "Ohaiii Bina, hati-hati ya"

Kalian tahu? Kak Aksa jahat banget sih. Dia cuekin aku, asli aku bingung dengan sikapnya. Dia tak tentu arah. Kadang baik, kadang cuek. Kadang manis, kadang nyebelin.

Pokoknya tidak menentu lah. Sikapnya akhir-akhir ini memang berbeda. Padahal saat dulu ia masih bersama Beby tiap hari adanya ngrecokin aku terus. Dan tentang cincin itu, aku juga bingung. Apa maksudnya cobaaaaa. Memberi harapan palsu untuk anak orang. Hih bisa aku laporkan ke Papa jugalah.

Papa memang tidak pernah membatasi aku untuk dekat dengan siapapun. Termasuk Kak Araf,kata Papa Araf orang yang baik dan tidak neko-neko.

Entahlah yang pasti dengan siapa aku nanti terpenting bisa membawa aku ke jalan yang benar.

Kak Araf sudah menyambutku dengan senyum Pepsodent. Aku juga menceritakan tentang pensi tadi. Kalian tahu? Dia membelikan kain batik, senada dengan kemeja miliknya. Hahaha lucu sekali dia ini.

✨✨✨

Kami sudah ada di Jogja Expo Center, kami disambut dekorasi yang megah. Jelas saja, menurut informasi suami Dian ini adalah pengusaha kaya. Usianya sudah lumayan berumur. Dia tipe perempuan matre mungkin.

Aku naik ke pelaminan bersama Kak Aksa. Bersalaman dengan orang tua dari Dian dan suami Dian. Yah memang benar adanya kalau suaminya sudah cukup umur. Kutaksir sekitar usia tiga puluhan lah.

Saat Kak Araf menjabat tangan Dian. Ya ampun itu cewek kok kegatelan minta ampun. Tatapannya itu lo, aku langsung merangkul tangan Kak Araf posesif. Biar dia tahu kalau Kak Araf sudah move on dari cewek matre macam dia. Huh dasar nyebelin banget.

Setelah turun dari panggung, Kak Araf menatapku dengan tanda tanya. Aku menjelaskan kejengkelan ku. Dan dia hanya tertawa. Hmmmm dasar diperhatikan tidak peka.

✨✨✨

Aku sudah di belakang panggung bersama Yudha. Kami di tunjuk untuk mengisi acara promnight malam ini. Dengan konsep dresscode merah dan hitam mereka begitu terlihat lebih keren.

Silent Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang