Wisuda

7.7K 512 4
                                    

Kak Araf berjongkok dan mengurut kakiku. "Lain kali jangan lari-larian ya. Kaya anak kecil aja." Aku masih menatap manik hitam itu, di sana ada kenyamanan. Mata kami saling mengunci.

"Bin."

"Iya?"

"Jadi pacar saya mau?"

Aku masih melongo menatap Kak Araf. Ya bener saja dia menembakku, aku jadi tergagap.

"Nggak usah di jawab, aku udah tahu hati kamu untuk siapa. Yang pasti aku lega karena udah ngungkapin sama kamu. Yuk pulang" ia bangkit setelah mengacak rambut ku. Aku berjalan di belakangnya selalu terfavorit adalah menghirup aroma baju baru yang menguar dari tubuh Kak Araf.

Selama perjalanan pulang kami diam saling membisu. Tidak ada percakapan yang berarti diantara kami. "Nggak usah dipikirkan yang tadi. Anggap aja Kakak nggak pernah bilang gitu." Dia bahkan sesantai itu bilang. Nggak tahu apa jantung ini udah mau copot.

Saat aku akan keluar dari mobil dia menarik tanganku agar tetap tinggal. "Aku harap ucapan aku tadi nggak akan ngerusak hubungan kita yang sekarang ya. Dan aku harap dia bisa membahagiakan kamu. Emmm kalau suatu saat kamu butuh bahu untuk bersandar. Ada bahu aku yang siap menjadi tempat bersandar." Aku mencari kebohongan di matanya, tapi nihil. Dia benar-benar serius dengan ucapannya. Aku tersenyum "iya aku nggak akan berubah. Terimakasih ya Kak untuk hari ini. Aku masuk dulu." Ia mengangguk dan masih tetap pada tempatnya. Menunggumu aku masuk ke dalam rumah dan memastikan aku aman.

Mama belum pulang sepertinya,aku segera membersihkan diri dan menunaikan kewajiban ku untuk sholat isya.

✨✨✨

Jam berganti hari, hari berganti minggu dan kini hari yang ditunggu-tunggu kelas dua belas sudah tiba. Hari kelulusan dimana hasil mereka belajar mati-matian dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas hasilnya akan diumumkan hari ini.

Tradisi di setiap sekolah berbeda-beda, tetapi di sekolah ini setiap tahun akan ada wisuda bagi seluruh siswa kelas dua belas yang dinyatakan lulus.

Aksa sudah siap dengan setelan jas seperti teman-temannya yang lain. Ia tidak menyangka bahwa hari ini mereka resmi tidak lagi menyandang status siswa, melainkan sudah menjadi alumni.

Hari ini Ningrum sudah siap untuk menghadiri acara wisuda putra tercintanya. Dengan tunik brokat berwarna kuning gading dan rok songket berwarna senada dipadukan dengan jilbab yang menutupi mahkota indahnya.

Acara berlangsung sangat khidmat, dan di acara itu terdapat beberapa sambutan perpisahan dari adik kelas dan kakak kelas. Sabina yang mewakili perwakilan kelas sebelas merasa sangat bangga.

Sekarang giliran Sabina untuk maju ke panggung menyampaikan sepatah dua patah kata perpisahan untuk Kakak kelasnya. Sabina mengenakan seragam putih abu-abunya. Dengan kepercayaan diri tinggi ia menyampaikan rasa terimakasih atas bimbingan kakak kelas dan motivasi dalam belajar. Tak lupa Bina juga meminta maaf kepada kakak kelas atas segala kesalahan dari angkatannya. Selain itu Bina juga berharap agar apa yang menjadi cita-cita kakak kelasnya bisa tercapai di kemudian hari.

Dan Noven selaku perwakilan kelas dua belas menyambut baik apa yang di sampaikan oleh Bina tadi. Setelahnya acara wisuda selesai.

Bina memantapkan hatinya untuk bertemu Aksa. Setelah kejadian ulang tahun itu mereka memang belum berbicara sama sekali.

Bina sudah mempersiapkan buket bunga dan boneka beruang dengan topi toga di atasnya. Ia menghampiri Aksa yang sedang berfoto bersama Mama dan Papanya. Papanya masih mengenakan pakaian dinas.

Silent Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang